❖Chapter 7❖

3.6K 291 19
                                    

[Gay•BLMpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca






























Pagi ini Childe digaduhkan dengan suara perabotan dan para petugas di mansion milik suaminya. Childe melihat bagaimana mereka mengangkut barang yang akan dibawa kesuatu tempat. Melihat mereka sibuk dan rasa penasarannya muncul, dia ingin tahu kemana barang itu dibawa. Childe berinisiatif keluar dari dalam kamarnya dan mengikuti kemana para petugas itu membawa barang tersebut.

'Kemana mereka akan membawanya?'

Childe terus berjalan tanpa rasa ragu dan akhirnya pertanyaannya terbayarkan. Yang ternyata barang-barang tersebut dibawa ke dalam sebuah kamar. Sesaat setelahnya melihat para petugas keluar, Childe ikut masuk kedalam kamar itu dan menelusuri isi dalamnya. Sesaat dia terkesima melihat isi ruangan tersebut. Tersusun rapi dan bersih, dikelilingi dengan peralatan medis dan tentu saja pemandangan terbuka. Dia menyukainya dan tentu saja akan terasa nyaman. Mereka menyelesaikannya dalam waktu semalam saja dan ini sangat luar biasa. Childe tidak menyangka nyonya Xiaoli bisa menyelesaikannya secepat ini. Dia datang menghampiri ke sebuah ranjang tidur dan mengusap seprai yang masih baru, tidak tersentuh debu.

'Masih baru, jelas dari baunya. Ini adalah ranjang yang biasa digunakan dirumah sakit... Apa ini yang dikatakan oleh nyonya Xiaoli sebelumnya'

Dia merenung sejenak sembari memandangi pemandangan diluar dibalik kaca. Salju sedang turun, butiran halus turun dari langit begitu menawan. Iris biru memandanginya cukup lama dan tangan menyentuh perutnya.

"Sekarang bulan Desember dan natal segera tiba. Bagaimana cara aku bisa bertemu Teucer jika begini. Dia akan merindukanku dan akan kecewa pastinya. Aku sudah berjanji kepadanya akan memberikan hadiah tepat diperayaan natal. Aku tidak bisa bertemu dengan Teucer..." kata Childe dengan sedih. Berjalan menuju kaca jendela dan menatap kosong pemandangan diluar sana. Entah kenapa hatinya terasa murung melihat ini. Bukan tidak suka dengan interior kamar ini, dia menyukainya. Hanya saja, sekarang dia tidak bisa bertemu dengan adiknya lagi dan tidak tahu bagaimana keadaannya disana. Dan sekarang hidupnya terkurung di dalam rumah ini.

"Aku merindukan Teucer..."

Seraya merenung memikirkan sang adik. Tak sadar ada seseorang yang sedang berdiri jauh dibelakangnya.

Unconditionaly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang