1. Lupa

1.9K 215 25
                                    

Pria raven berusia 26 tahun itu mengerang dalam tidurnya, mulai menunjukkan tanda-tanda akan terbangun dari tidur panjangnya.

Kelopak mata yang tertutup tenang kini terbuka. Sasuke mengerjapkan matanya dan hal pertama yang dilihatnya setelah membuka mata di pagi itu adalah sebuah wajah.

Matanya membulat dengan ekspresi wajah horor setelah terdiam beberapa detik, bangun dari tidurnya dan memundurkan tubuhnya merapat ke kepala ranjang, kedua tangannya menumpu di kedua sisi tubuhnya. Sasuke menatap seseorang yang ada di sampingnya lagi yang tidak terganggu sama sekali oleh gerakan tiba-tibanya kemudian Uchiha itu mengambil ponselnya yang ada di meja samping ranjang, mencari nama lalu menelepon kontak yang telah ditemukan.

“Apa aku mabuk semalam?” tanya Sasuke cepat ketika panggilannya terjawab, matanya melirik seseorang yang tertidur dengan tenang.

“Ya, kau semalam mabuk berat lalu membawa seseorang ke dalam mobilmu dan kalian berakhir di ranjang yang sama.”

Mata kelam Sasuke mendelik kaget mendengar tiap kata dari suara malas itu.

Ini bahaya!

Sasuke tidak mau terlibat masalah rumit seperti ini. Ia tidak ingin membuang uang-uangnya hanya untuk tutup mulut.

Pria raven yang tengah panik itu karena harus merelakan uang-uangnya secara cuma-cuma sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi semalam.

“Sial! Kenapa kau tidak menghentikanku, Shikamaru?! Kau sekretarisku, harusnya kau memantau kegiatanku! Kau harus bisa membuat orang ini menerima bayaran sedikit mungkin sebagai tutup mulut—”

Sasuke mendengar helaan napas panjang yang berat di seberang telepon. Sasuke mengerut bingung. "Merepotkan!”

“Kau tidak mabuk! Orang yang ada di sampingmu itu pasangan barumu. Kalian sudah menikah kemarin."

Telepon itu dimatikan secara sepihak oleh Shikamaru, sekretaris Sasuke.

Shikamaru sepertinya mengerti telepon dadakan dan kepanikan dalam suara itu mengetahui watak sahabat sekaligus bosnya yang tidak ingin menyentuh satu pun manusia jika membuat uang-uangnya terbuang sia-sia hanya untuk orang lain terutama pada kasus yang tak diinginkan seperti pertanggungjawaban.

Sasuke menghela napas panjang yang lega, menyandarkan kepala belakangnya di kepala ranjang dengan bunyi tuk yang keras, matanya terpejam, tidak masalah sambungan teleponnya dimatikan secara sepihak. Lalu kembali membuka matanya, menolehkan kepalanya menatap lagi wajah tidur Naruto dan pria yang tidak lagi panik itu menyadari kalau pakaian pria pirang di sisinya masih lengkap begitu juga dengan pakaiannya kemudian Sasuke menaikkan kedua tangannya di depan wajahnya, jari-jarinya melebar dan melihat ada benda kecil melingkari jari manisnya di tangan kiri.

“Siapa yang menyihirku untuk menikah?” gumamnya.

Tak mempermasalahkan pertanyaan anehnya sendiri, Sasuke bangun dari duduknya dan turun dari ranjang.

♡💲♡💲♡

"Ibu, apakah Ibu menitipkan aku lagi di rumah salah satu teman Ibu atau Ayah? Kenapa aku terbangun di kamar yang asing?"

Sedangkan si pirang yang tadi tertidur pulas kini telah terbangun dan tak kalah panik seperti Sasuke sebelumnya.

Tangan kiri memegang kepalanya dan tangan kanan sibuk memegang ponsel yang menempel di telinga kanan.

"Untuk apa Ibu menitipkanmu? Ibu dan Ayah sudah berhenti menitipkanmu di rumah teman-teman Ibu atau Ayah saat usiamu 24 tahun!"

Naruto menjauhkan sedikit ponselnya dari telinganya ketika ibunya menjawab dengan nada yang tinggi.

NARUTO I💲SASUKE'S L♡VER [ SN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang