Prolog

562 57 5
                                    

"Sunoo, sayang? Kamu di mana?"

Ruangan gelap dan sumpek, tidak ada celah udara sedikitpun. Ruangan yang lebih baik disebut gudang itu ditelusuri oleh seorang wanita paruh baya yang kini mencari anaknya yang hilang.

Anak berusia 7 tahun itu menghilang sejak tadi pagi dan sampai menjelang senja dia belum ditemukan. Sudah setiap rumah dicari, tapi tidak ditemukan juga.

Gudang, satu-satunya tempat yang wanita itu buka karena tidak mungkin anaknya bernama Sunoo itu akan masuk ke dalam ruangan yang selalu terkunci.

Bruk

Sebelum wanita itu keluar gudang, terdengar suara benda terjatuh. Wanita itu segera berbalik badan dan menemukan anaknya yang terkapar di depan almari tua yang berada di gudangnya.

"Sunoo?!!"

Kejadian anak kecil itu menghilang tidak hanya terjadi sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali. Wanita itu belum berani menceritakan hal ini kepada orang tuanya, dia hanya mengatakannya kepada sang suami dan jawabannya sama saja "mungkin dia bermain."

Wanita itu kini menjaga anaknya dengan memeluk anaknya yang memucat karena sejak tadi pagi menghilang. Beruntungnya anak itu tidak terluka, hanya mengalami dehidrasi ringan.

"Sunoo, berjanji dengan Bunda. Jangan pergi kemana-mana."

"Sunoo bermain dengan kakak."

"Kakak sudah di surga sayang."

"Kakak ada di sana Bunda."

Wanita itu menutup matanya. Seperti ada yang tidak beres di rumah ini, dia bercerita panjang lebar dengan ibunya tanpa memberi tahu suaminya, ini menyangkut keselamatan anaknya.

"Tenang saja, Ibu akan ke sana membawa dukun."

Dan benar saja. Keesokan harinya, sang nenek datang dengan dukun. Tidak hayal jika nenek dan ibu Sunoo meyakini ada hal mistis di rumah mereka, karena keluarga mereka dikenal memiliki penglihatan yang tidak semua orang dapatkan.

"Pindah dari sini, tidak baik kalian jika berlama-lama di sini. Segera pindah, jangan melewati tanggal 7,"ucap sang nenek.

"Ibu.."

"Ibu akan di sini menjaga kalian sampai suami mu datang."

Wanita itu memeluk erat anaknya karena merasa tidak aman di rumah ini. Tidak hanya 'kakak' yang dilihat Sunoo namun benda yang akan mengganggunya banyak.

"Bunda, kakak!"

Sunoo menunjuk ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Sang nenek segera menggenggam tangan Sunoo.

"Tidur."

Wanita itu menatap nenek, seakan bertanya apakah benar ada 'kakak'? Kakak Sunoo yang sudah tiada 3 tahun yang lalu akibat sakit keras.

"Dia arwah lain yang menyamar menjadi cucuku, jangan menghiraukannya."

Semakin ketakutan dibuatnya, Sunoo hanya bisa terdiam mendengar ucapan neneknya. Anak berusia 7 tahun yang belum cukup paham dengan hal semacam itu.

"Ibu, kita tutup mata batin Sunoo."

•••

JINGGA | SUNOO KIM [✓]Where stories live. Discover now