[2] Murid baru

296 45 3
                                    

Sudah 2 hari lamanya sikap Sunoo berubah, tidak jarang Jaebeom menegurnya untuk memastikan bahwa temannya ini baik-baik saja. Tapi sama saja, Sunoo masih sering diam dan menyendiri.

"Sunoo, kau ini kenapa?"

Tidak ada jawaban dari Sunoo. Jaebeom menjadi sedikit takut karena perubahan sikap Sunoo yang biasanya ceria menjadi murung seketika, dia tidak seperti biasanya.

"Sunoo.."

Sunoo menatap Jaebeom dengan tatapan intens namun dingin. Melihat ada hal yang tidak biasa dari temannya, Jaebeom lalu meminta maaf dan meninggalkan Sunoo sendirian di mejanya.

Satu menit kemudian Sunoo mulai tersadar, dia menatap sekeliling. Terakhir kali yang dia ingat, dia berada di mobil bersama ayah kenapa sudah ada di kelas saja?

Seketika suhu di sekitar Sunoo menurun, rasa dingin tidak bisa dihindarkan. Sunoo memeluk dirinya sendiri untuk menghangatkan badan.
Mata Sunoo menangkap sesosok laki-laki yang sama seperti yang dia lihat di rumahnya beberapa hari terakhir.

Sunoo sudah muak jika terus menerus diikuti oleh arwah berseragam itu. Sunoo terus mengabaikan arwah itu, tapi justru arwah itu semakin mendekatinya.

Sunoo mengepalkan tangannya sebelum memejamkan matanya dengan kuat. Dia tidak ingin melihatnya lagi. Sebuah tangan terulur menyentuh tangan Sunoo. Sunoo meyakinkan dirinya itu pasti manusia, buktinya dia bisa menyentuhnya. Pasti arwah itu sudah pergi.

Dengan setengah niat, Sunoo mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang menyentuh tangannya.

Seperti ada yang menyetrum jantung Sunoo, saat dia melihat ada anak laki-laki berdiri di hadapannya menatapnya tapi dengan kedua matanya yang hilang.

"HAAA!!"

Sunoo terkejut bukan main, dia terlonjak saking terkejutnya dia jatuh dari kursi dan segera mengusap matanya yang sudah melihat hal menyeramkan itu.

"Pergi!!"

"Sunoo?! Sunoo ada apa?!"

Teman-teman Sunoo termasuk Jaebeom mencoba menenangkan Sunoo yang histeris. Tapi lama kelamaan teriakan Sunoo berubah menjadi tangisan lirih. Satu persatu dari mereka berjalan mundur tidak berani mendekatinya lagi.

Sunoo memeluk kakinya sendiri dan menangis lirih. Perlahan suara tangisan itu hilang, Sunoo kini berdiri dengan tatapan berbeda dan matanya dipenuhi oleh warna putih.

Semua yang ada di kelas itu terkejut, mereka berlomba-lomba keluar kelas untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Berbeda dengan Sunoo, dia hanya diam di tempat.

Tiba saat kelas itu kosong, Sunoo berjalan keluar dengan kondisi yang sama. Sunoo berjalan dengan menunduk dan langkahnya berbeda dari biasanya.

Langkah Sunoo membawanya ke ruangan yang pernah dia datangi sebelumnya. Sunoo masuk ke ruang penerimaan peserta didik baru. Tidak ada orang di ruangan itu.

Sunoo memilih duduk dan masih tetap menunduk.

Satu sekolah dihebohkan dengan kabar Sunoo yang kerasukan. Tidak ada yang berani mendekatinya bahkan semua orang membiarkan Sunoo berdiam diri di ruang penerimaan peserta didik baru.

Hingga akhirnya tangisan terdengar suara tangisan pilu dari Sunoo. Dan tangisan itu juga yang menghantarkan Sunoo pada rasa pening yang amat sangat.

"Selamat anda mendapatkan beasiswa, dimohon saudara hadir besok untuk memenuhi dokumen pendaftaran."

"Mama!!"

JINGGA | SUNOO KIM [✓]Where stories live. Discover now