"aku sudah menolaknya dan jangan berharap apapun" pria bermarga wang itu menunjuk wajah xiao zhan.
xiao zhan menyandarkan punggungnya di tembok, "tak ada yang aku harapkan darimu. ayo akhiri semuanya setelah papa mama mu pulang"
...
"aku katakan pad...
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
....
"Jadi, kenapa hari ini kau memakai Hoodie?" Xiao zhan penasaran.
Wang yibo menggeleng, "aku merasa tidak keren" dia mengunyah roti dengan enggan.
Xiao zhan menghela nafasnya, "terserah saja"
Wang yibo menoleh, "yak, kau tak perhatian sama sekali"
Xiao zhan menghendikkan bahu, "lagi pula siapa yang memasang sumpah"
Wang yibo memutar mata, "siapa yang bersumpah?"
"Tentu saja kau, kau sendiri yang awalnya tak ingin bersama xiao zhan" itu nyonya wang yang datang dengan dua gelas susu hangat di nampannya.
"Ma,, ini semua karena ucapan mu, lagi pula kenapa harus menggunduli ku?" Wang yibo kesal.
Xiao zhan dan nyonya wang hanya terkekeh, setelah xiao zhan benar-benar sehat nyonya wang segera membawa wang yibo ke salon untuk memotong rambutnya. Sebenarnya sedikit saja, hitung-hitung buang sial, karena kemarin-kemarin putranya cukup gila. Batin nyonya Wang.
"Yibo, kau masih terlihat keren" xiao zhan mengangkat jempolnya.
Wang yibo hanya berdecak, karena xiao zhan dan ibu-nya sama saja. Mereka ingin dia menderita, buktinya xiao zhan hanya diam saja saat rambutnya akan di potong, bahkan dia tertawa di kursinya.
"Ck, lagi pula tidak semua di potong, mereka masih menyisakan dua Senti bukan?"
"Benar yibo, kau masih keren" zhan menggigit rotinya.
"Ayolah zhan.. jangan mendukung mama lagi, aku tidak PD dengan style ini" rengek yibo.
Xiao zhan terkekeh bersama nyonya wang, melihat yibo merengek sangat menyenangkan bagi mereka.
"Kalau begitu hari ini kau tak perlu ke kampus, datanglah bulan depan saat rambut mu telah tumbuh" xiao zhan meraih ranselnya.
"Yak,, tidak bisa. Tugas ku akan menumpuk, aku ingin kita lulus bersama dan menikah, aku tidak bisa menunda.."
