Suasana dimalam hari menjadi sangat mencekam dengan hujan deras dan petir terus bergemuruh membuat suasana menjadi menyeramkan. Dengan basah kuyup Jungkook berlari dari kampusnya dengan pakaian yang basah kuyup menuju rumahnya.
"Minggir" bukannya disambut dengan baik, justru dia dilarang untuk masuk kedalam rumahnya sendiri. Meskipun mereka sadar kalau pakaian Jungkook saat ini sudah sangat basah kuyup, bahkan tubuhnya mengigil kedinginan karena terlalu lama memakai pakaian basah.
Seakan tidak mendengar perintah atasannya, kedua bodyguard yang bertugas menjaga pintu utama hanya diam dan menutup mulut mereka.
"Maafkan saya tuan muda, saya tidak bermaksud untuk melarang tuan muda masuk kerumah. Tapi dirumah tuan besar dan nyonya besar sedang-" Dia menghentikan ucapannya dan tetap melarang Jungkook untuk masuk kedalam rumah.
"Aish.. Ini kalian semua mau dipecat? Kalian gak mungkin mau gua mati kedinginan disini kan?" Tidak kuat menahan tubuhnya yang sudah mengigil hebat.
"Minggir bngst!!" Mendorong paksa bodyguard dan masuk kedalam rumahnya. Tentu saja, siapa yang melarang majikannya sendiri masuk kedalam rumahnya. Karena tidak mau menimbulkan masalah lagi, bodyguard memutuskan diam dan tidak mengejar Jungkook masuk kedalam.
"Sekarang mau kamu apa?!" Teriakan seseorang yang mengema diruangan besar rumah Jungkook, Terdengar sangat jelas oleh siapapun yang masuk kedalam rumah tersebut.
"Aku Sudah bosan ! Yang ada dalam otakmu cuman kerja kerja kerja!! Kamu Gak pernah peduli dengan keluarga! " Seorang wanita tampak memijit pelipisnya duduk disalah satu sofa ruang tamu. Dengan seorang pria yang juga berdecak pinggang dihadapannya.
"Aku?!! Gak peduli sama keluarga?! Lalu bagaimana denganmu?! Pikiranmu hanya tertuju dengan musik gak jelas itu!!"
Sembari memegang tali tas ditangan kanannya perlahan Jungkook berjalan menuju tempat kedua orang tuanya bertengkar. Suara mengema yang bercampur dengan rintikan hujan menjadi mencekam seketika. Kilatan kilat menambah simetri rumah yang bahkan tidak bisa disebut rumah ini.
"Aku tidak peduli dengan musik gak jelasmu itu! Tapi pikirkan anakmu! Kapan kau ada waktu untuknya?!"
"Aku selalu memikirkan anakku! Apakah fasilitas yang aku berikan tidak cukup?! Aku sangat memanjakannya!" Jawab ibunda seolah tidak mau mengalah dengan ucapan suaminya.
Istrinya selalu membalas ucapannya membuat ayah Jungkook kehilangan kesabarannya. Untuk pertama kali dia mengangkat tangannya untuk menampar anggota keluarganya, tapi syukurlah itu kalah cepat dengan tangan Jungkook.
"Kalian bisa gak tenang sehari aja? Hari ini ada praktek aku cape banget, Hentikan sampai sini saja" menepis tangan ayahnya sembari menatap wajah kedua orang tuanya secara bergiliran.
"Jeon Jungkook!! Begitu caramu bicara pada orang tua hah?" Bentak Ayahnya.
Belum saja menjawab ucapan ayahnya kepala Jungkook seketika pusing dan rasanya berputar putar. Pandangannya menjadi buram dan rasanya sulit untuk menjaga keseimbangannya.
"Sayang, kamu kenapa?" Bunda panik karena melihat kondisi Jungkook yang memucat dan tampak tidak enak badan. Baru saja ingin membantu putranya justru tangannya ditepis dengan kasar oleh Jungkook dan dia melenggang pergi menuju kamarnya begitu saja.
Saat sampai didalam kamarnya, dia melempar tasnya ketempat tidur sembari berjalan menuju cermin yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Menatap dirinya dipantulan cermin sembari menyalahkan dirinya atas semua yang seharusnya bukan salahnya. Karena tidak kuat menahan emosinya entah refleks atau memang dia sengaja meninju cermin didepannya hingga itu pecah berkeping keping. Merasakan nyeri dipunggung tangannya diiringi dengan tetesan darah.
YOU ARE READING
Benefits -Taekook [END]
FanfictionJeon Jungkook Adalah anak Tunggal Dari Perusahaan Jeon Grub. Karena keributan yang terjadi dirumahnya, membuatnya Menjadi kehilangan arah.