Extra Part 6 - Suatu Hari

207 24 26
                                    

























Drrrtt... Drrrtt...

My Wifey 🖤 is calling...

Drrrtt...Drrrtt...

My Wifey 🖤 is calling...

Ting!

You jut got a new message!

My Wifey 🖤
Sayang, kamu udah bangun?
Isa sama Kay?

Mereka harus kumpul di sekolah jam 9, di Jakarta sekarang udah jam 8 .30 kan?
Jangan sampai telat.

-Kala.

''Jangan sampai telat.''

Satu kalimat yang mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan.

Untuk sekarang, bagi Langit.

Padahal cowok itu penganut on time lumayan akut.

Dulu, bagi Langit Aksara umur 20.

Dulu, bagi Langit Aksara pada zaman masih jadi mahasiswa.

Dulu, bagi Langit Aksara pada zaman masih jadi bos killer.

Killer nya sih masih sampai sekarang tapi kalah saing sama ke-killer­an 2 bocah kecil yang kini masih tertidur begitu lelap.

Satu dalam dekapannya, satu membelakanginya dalam posisi terbalik.

Dan pagi hari itu, ditemani nyanyian burung yang hinggap di jendela, ketiganya terlelap dalam mimpi sampai dalam mimpi itu Langit dikejar-kejar burung unta lalu jatuh ke jurang dan terbangun dengan rambut yang berantakan.

''Aaaaaaaaaaaa!''

Krik...

Krik...

Butuh beberapa saat untuk Langit mengumpulkan kembali kesadarannya sampai kemudian cowok itu menghela nafasnya lega tetapi hanya beberapa detik sampai sepasang matanya melihat ke arah jam digital yang menempel di dinding dengan dominasi warna biru itu.

08:45

''!!!!''

Secepat kilat Langit bangkit, berlari menuju kamar mandi lalu menyiapkan air hangat. Dari sana dia bergerak ke arah dapur, mengatur sarapan termasuk bekal. Dari dapur dia berlari ke arah ruang belajar, menyiapkan tas dan keperluan sekolah. Setelah itu dia kembali ke kamar untuk menghadapi tugas yang begitu sulit.

Membangunkan dua anak kembarnya.

Pertama-tama, Langit mengatur Isa dan Kay dalam posisi berbaring saling bersisian.

Wajah lucu keduanya sempat membuat Langit terpaku namun buru-buru ia ingat bahwa tidak ada waktu untuk itu.

''Hah....''

Menghela nafasnya, pahmud a.k.a papah muda itu bersiap.

Lebih tepatnya menyiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi.

Lantas saat yakin, dia mulai mengatur suaranya selembut dan semirip mungkin dengan suara Kala. Satu-satunya orang yang bisa membangunkan dua bocah itu dari tidur lelap mereka.

''Who loves Mama and Daddy the most?''

...........

''Who loves Mama and Daddy the most?''

KEDUA KALINYA ✔️ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang