Bab 1. Bertemu kembali

92 15 0
                                    

"Aruna!"

Gadis yang sedang memilih parfum non alkohol di pedagang eceran di tempat penjarahan itu menoleh ketika namanya di panggil. Sambil menyapirkan kerudung yang menjuntai ke depan kerudung yang digunakannya adalah kerudung model pashmina. Model yang digunakannya adalah model biasa.

"Ya," jawab Arun. Sambil menutup mulutnya menggunakan tangan karena ia sedang mencoba mencium wangi parfum yang akan dibelinya.

"Lihatlah!" tunjuk wanita yang memanggil Arun.

Arun tersenyum. Menampilkan senyum manis di bibirnya.

"Seperti anak kecil saja," ucap Arun. Melihat temannya yang sedang mencoba bermain balon sabun.

"Ini seru tau!" Alyssa menaruh tangannya, ia merasa yakin dengan parfum pilihannya.

"Bang, yang ini aja ya!" upap Arun berbarengan dengan seorang pria yang ikut membeli parfum juga.

Arun yang merasa mengenal suara itu pun hatinya bergemuruh. Tangannya terasa diingin dan bergetar. Kepalanya terasa kaku untuk ia alihkan ke arah lain.

Getaran itu masih sama. Namun, semuanya telah berbeda dan tidak sama lagi.

"Arun!"

Suara itu kembali terdengar memanggil namanya. Suara yang sangat ia rindukan selama ini namun hanya bisa ia pendam.

"Kamu, Arunkan?" tanyanya dengan suara yang bergetar.

Mata Arun terasa panas. Matanya pun sudah berkaca-kaca. Mulutnya terasa terkunci meskipun hanya untuk berkata iya. Pikiran Arun langsung saja teringat dengan masa lalunya yang pertama kalinya bertemu dengan Ezran. Kala itu Arun sedang melakukan tugas sekolah yaitu PKL di sekolah elit yang kebetulan di mana Ezran belajar.

Ezran adalah siswa badboy di SMA pelita harapan. Arun yang dari desa pergi ke kota dan mendapatkan PKL di sekolah SMA. Arun masih ingat hal konyol yang pernah Ezran tawarkan dulu.

"Ayo kita buat kesepakatan."

"Kesepakatan apa?"

"Kalau selama 30 hari gue gak bolos sekolah dan jadi murid yang baik, lo jadi pacar gue."

"Kalau lo gak berhasil?"

"Gue yang jadi pacar lo."

"Hah... Apa maksudnya?"

Sungguh Arun tidak habis pikir dengan kesepakatan yang Ezran buat kala itu. Sifat Ezran yang sangat menyebalkan dan pemaksa membuat Arun merasa suka dan benci bersamaan. Meskipun begitu seiring berjalannya waktu selama 60 hari kedekatan mereka menumbuhkan sebuah perasaan cinta dalam hati masing-masing. Akan tetapi Arun sadar kala itu jika tembok mereka terlalu tinggi dan tidak mungkin bisa di tembus. Bukan hanya karena mereka berbeda status miskin dan kaya tapi juga amin yang berbeda. Arun yang beribadah dalam satu hari minimal 5 kali dan Ezran yang satu kali dalam seminggu. Namun setelah beberapa tahun bertemu Arun tidak menyangka jika mereka kembali di pertemukan dengan keadaan amiin yang sama namun status yang berbeda. Arun sekarang bukanlah Arun dulu yang masih sendiri, tapi Arun sekarang sudah menjadi status istri orang.

"Ya Allah, Alhamdulillah," jawab Arun dengan penuh haru. Ia menjawab setelah beberapa detik ketika mengingat masa lalu mereka.

"Aku gak nyangka, kita bakal ketemu lagi, ditempat ..."belum selesai Ezran menyelesaikan ucapannya. Arun langsung memotongnya.

"Ezran!"

"Arun, kamu masih kenal aku."

Arun memejamkan matanya sejenak. Hingga air mata yang sejak tadi ia tahan secara perlahan turun. Arun yang merasakan itu pun buru-buru mengusapnya.

Takdir cinta seorang Mualaf Where stories live. Discover now