3. The Special Night

1.6K 171 9
                                    

Jihoon dan Hyunsuk tidak langsung pulang setelah menitipkan Winter, mereka terlebih dahulu mampir ke makam Bobby dan sedikit bercerita tentang pertumbuhan Winter.

Setelahnya baru mereka kembali ke rumah dan itu masih sangat sore untuk melakukan sesuatu.

"Aku merindukan Winter."

"Aku tahu." balas Hyunsuk santai. Mengabil mainan Winter yang tergeletak di lantai kemudian memasukkannya ke dalam keranjang khusus. "But she'll be fine. Lagipula, dia bersama paman-pamannya."

"Kau benar." dan selanjutnya, Hyunsuk serta Jihoon menghabiskan waktu dengan mengobrol. Makan malam yang cukup romantis namun terasa sedikit hambar karena tidak ada tangisan Winter yang biasanya merecoki setiap kegiatan mereka.

"Aku memiliki sesuatu untukmu," Jihoon meraih satu kotak bluduru berwarna biru dari laci kemudian membukanya, menujukan benda yang ada di dalam kotak itu pada Hyunsuk yang tengah duduk di depan cermin, tengah membersihkan wajahnya.

Hyunsuk termenung, menatap sebuah kalung dan cincin yang ada di dalam kotak itu.

"Tidak mahal, tapi aku harap ini bisa mengganti kalung yang dulu kau gunakan untuk menyelamatkan nyawaku. Dan untuk cincinnya, kau bisa menanggap ini sebagai tanda pernikahan kita, well, yeah, jika kau tidak keberatan."

"Keberatan? Kenapa aku harus keberatan?"

Jihoon menggigit bibirnya kemudian menggeleng, "karena, yah, kau tahu..."

Hyunsuk merengut, "kau ini tidak romantis sama sekali."

Sang kepala rumah tangga menggaruk kepalanya canggung. "Apa yang harus aku lakukan?"

Kali ini Hyunsuk mendesah kemudian merapikan barang-barang di meja lalu berbalik agar ia menghadap langsung pada Jihoon yang berdiri canggung seperti orang bodoh.

"Berlutut, lalu pakaian cincin dan kalung itu padaku, setelahnya katakan kau mencintaiku. Cium keningku, peluk aku dan hujani aku dengan kata-kata manis."

Hyunsuk memberikan instruksi dan Jihoon langsung menuruti, melakukan semua yang dikata Hyunsuk. Pertama, dia berlutut kemudian meraih tangan kiri Hyunsuk dan memasangkan cincin di jari manis pemuda april itu. Lalu Jihoon kembali berdiri, kali ini dia memakaikan kalung pada leher jenjang nan putih milik Hyunsuk.

Selanjutnya Jihoon tersenyum penuh rasa sayang dan bangga karena dia berhasil melakukan sesuatu sesuai instruksi dari Hyunsuk. "Aku mencintaimu, Hyunsuk-ah."

Hyunsuk mengangguk, "dan?"

"Dan," Jihoon menarik Hyunsuk ke dalam pelukan kemudian mencium kening pemuda itu dalam-dalam. "Dan aku sangat mencintaimu."

"Baiklah. Itu lumayan." karena Hyunsuk tahu Jihoon tidak terlalu pandai mengungkapkan perasaannya menggunakan kata-kata, maka bagian menghujaninya dengan kata-kata manis akan Hyunsuk hilangkan.

"Kau tidak mencintaiku kembali?" tapi Jihoon bisa bersikap manja, meski itu sangat jarang dan Hyunsuk akan menggila jika suaminya sudah seperti itu.

"Tidak." pula, Hyunsuk akan berusaha membuat Jihoon bersikap manja padanya lebih lama.

Jihoon melepaskan pelukannya lalu menundukkan, bibirnya sedikit tertekuk. "Ayolah..."

"Ayolah apa?"

"Kau tahu apa maksudku."

Hyunsuk menahan tawanya melihat Jihoon merajuk. Melihat suaminya menunjukan sisi yang tidak akan pernah dia tunjukkan pada siapapun selain Hyunsuk.

"Apa? Aku tidak mengerti bahasa isyarat. Aku tidak sepintar dirimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matahari Musim DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang