L I M A

23 7 0
                                    

"Gimana sekolah kamu Lea?"

"Lancar-lancar aja kok Pah."

"Udah dapet banyak teman dong?"

"Nggak banyak juga sih."

"Kalau kamu Lion?"

"Lion harus beli beberapa buku Pah soalnya ada buku yang belum Lion punya."

"Yaudah sepulang Papa kerja kita ke toko buku ya."

"Iya."

"Lea juga mau ikut?" Tawar Hans

"Nggak Pah. Belum ada buku yang mau Lea beli."

"Lion udah makannya. Lion tunggu Papa di mobil."

Lion dan Lea sangat berbeda. Jika Lea mempunyai sikap periang dan terbuka, maka Lion sebaliknya, dia sangat tertutup bisa dibilang cuek. Di usianya yang sangat masih muda ini justru membuat Hans dan Ayumi khawatir jika Lion tidak memiliki teman karena sikapnya yang cuek.

"Lea,berarti kamu satu kelas dong sama Reyhan?"

"Iya. Kita satu kelas."

"Gimana Reyhan di sekolahnya?"

"Kenapa Mama penasaran sama Reyhan?"

"Ya kan pas pertama kali Mama liat Reyhan dia tuh kayak Lion gitu sikapnya. Di sekolah juga gitu?"

"Iya. Dia gak banyak bicara tapi dia itu pinter banget Mah. Katanya udah beberapa kali ikut Olimpiade fisika Mewakili sekolahan."

"Wahh keren ya. Mau deh Mama punya mantu kayak Reyhan."

"Mama apaan sih bahas begituan. Harusnya Mama itu bilang ke Lea buat contoh prestasinya Reyhan bukan malah ngomongin mantu-mantu kayak gitu," tegur Hans di sela makannya.

"Emang kenapa sih Pah. Mama juga gak salah kok. Doain aku ya Mah biar bisa dapetin hatinya Reyhan, biar keinginan Mama terkabul."

"Siap. Mama dukung kamu."

"Anak sama ibu sama aja," gumam Hans melihat keduanya.

"Yaudah Mah,Pah Lea pamit berangkat dulu."

"Hati-hati ya nak."

"Iya Mah, Dah."




"Pagi." Senyum Lea mengembang ketika melihat Reyhan keluar dari rumahnya.

Tanpa membalasnya, Reyhan pergi begitu saja.

"Reyhan langkahnya bisa di perkecil gak sih. Jangan lebar kayak gitu kan aku susah ngimbanginnya."

Tak menggubris ucapan Lea, Reyhan tetap fokus berjalan dengan earphone di kedua telinganya.

"Nggak baik tau kalau ada yang ngajak ngomong tapi pake earphone kayak gitu. Gak sopan namanya."

Reyhan menghentikan langkahnya yang diikuti oleh Lea.

"Ada apa?" Bingung Lea. Apa dirinya mengatakan sesuatu yang salah?

"Lebih baik kamu gak terlibat sama Selina."

"Maksud kamu?"

"Jangan cari gara-gara sama dia."

"Nggak kok. Mungkin dia yang cari gara-gara sama aku."

"Terserah. Yang penting aku sudah mengingatkanmu."

"Kenapa semuanya ngelarang aku terlibat sama Selina," gumam Lea lalu mengejar Reyhan yang sudah berjalan jauh di depannya.








S C H O O L  2 0 2 2 [End✓]Where stories live. Discover now