Chapter 21

251 33 2
                                    

HAPPY READING 💕

°•°

"Aduh!" Sandra segera menutup mulut dengan satu tangan tatkala tak sengaja berseru agak keras. Dia memandang horor ke sekitarnya, memastikan tak ada orang yang mendengar dan menyadari keberadaannya. Gawat sekali jika dia ketahuan sedang bersembunyi akibat kecerobohannya sendiri.

Usai yakin situasinya tetap tenang, Sandra meringis dan perlahan-lahan beranjak setelah tadi melompati pagar tinggi dan jatuh dengan posisi duduk yang tak sempurna. Sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan nakalnya ini, tubuhnya jadi melupakan kebiasaannya yang sering dia lakukan saat remaja. Perempuan itu melihat ke arah langit yang tidak lagi sepenuhnya gelap.

Sandra harus bergerak cepat sebelum fajar benar-benar datang. Tubuhnya juga sudah kelelahan usai menyusup ke dua tempat yang memiliki keamanan tingkat tinggi di ibukota. Dia harus cepat, sebelum ketidakhadirannya di istana diketahui Xavier dan seisi istana. Bisa dibayangkan 'kan bagaimana reaksi orang-orang bila tahu Putri Mahkota mereka menyelinap keluar istana dan melakuan tindakan ilegal?

Sandra semakin menurunkan tudung jubahnya dan bersembunyi di balik pepohonan ketika kobaran obor yang dibawa prajurit jaga lewat di dekatnya. Untuk seorang perempuan yang sudah lama tidak turun ke lapangan, kemampuan Sandra menyelinap dan berkamuflase masih belum menurun. Bahkan perempuan itu tampak percaya diri berjalan di sisi gelap koridor meskipun tidak jauh darinya ada beberapa penjaga.

Sekali lagi, Sandra melompati sebuah pembatas pagar besi yang dilingkupi sihir kebiruan sebelum akhirnya dia tiba di sebuah ruangan yang menjadi tempat tujuan kedua-nya menyamar pada malam ini. Dia mengembuskan napas lega, karena seluruh sudut bangunan megah yang sudah lama tidak ditinggalinya semenjak menikah ini masih mengenali auranya.

Menyadari satu hal, Sandra mengerutkan keningnya kebingungan. Dia sudah tiba di teras luar kamar ayahnya, tetapi bagaimana cara agar ayahnya itu tahu bahwa Sandra datang? Tidak mungkin dia mengetuk pintu kaca teras dan membangunkan beliau. Selain tidak sopan, Sandra bisa menimbulkan keributan karena dianggap ancaman.

Beberapa lama terdiam untuk berpikir, Sandra tetap tidak menemukan ide untuk memberitahu Cleo tentang kedatangannya. Perempuan itu akhirnya memilih pergi dengan tak rela dan kecewa karena merasa perjalanannya sia-sia. Dia tidak bisa membuang waktu hanya dengan berdiri termenung. Lain waktu, Sandra akan merencanakannya lebih matang lagi.

Namun, begitu berbalik hendak pergi, Sandra spontan membeku di tempat dengan napas tercekat saat sebuah pedang perak melintang tepat di depan lehernya. Sensasi dingin yang ditimbulkan katana tersebut membuatnya tak mampu bergerak untuk sekadar menghindar atau melawan. Sandra memejamkan matanya kuat-kuat saat garis pedang itu ditekan lebih kuat hingga timbul garis tipis kemerahan di lehernya.

Terlalu menegangkan sampai membuatnya tidak berani bergerak sedikit pun. Dia tidak bisa mengambil risiko untuk bergerak, karena bisa saja pedang itu malah memutus lehernya.

"Siapa kau? Berani sekali mendatangiku dengan cara seperti ini?" Suara dingin Cleo terasa menantangnya.

Sandra meneguk kasar salivanya. Kerongkongannya terasa ditahan sesuatu yang berat ketika dia berbicara, "Ayah ..., ini aku."

Sepertinya, Cleo langsung mengetahui siapa dirinya. Dari siluet pantulan kaca, dapat Sandra lihat Cleo terbelalak terkejut hingga spontan menjatuhkan pedangnya. Dentingan keras pedang perak milik Cleo yang menyentuh lantai marmer lantas membuat Sandra menghela napas lega sedalam-dalamnya. Perempuan itu terlalu terkejut dengan perlakuan Cleo sampai harus mengatur napasnya yang terengah-engah seolah baru saja berlari kencang.

Insiden itu membuat Sandra mengingat satu hal paling besar yang sempat dia lupakan tentang jati diri Cleo yang sebenarnya.

Di rumah dan di hadapan anak-anaknya, Cleo memang sosok ayah penyayang dan selalu menjadi panutan bagi ketiga anak Nearsen. Namun, di luar sana, Cleo tetap seorang perdana menteri serta mantan kesatria kekaisaran Victorion yang jaya pada masa-nya. Beliau bahkan menerima penghargaan kesatria kehormatan dari Kaisar Terdahulu dan disegani satu benua. Sang tangan kanan kekaisaran yang sudah ribuan kali terjun ke medan perang-jumlah yang tidak sebanding dengan Sandra.

Lairene : The DESTINY Of VictorionWhere stories live. Discover now