Prolog

3 0 0
                                    

Suatu hari di kota yang canggih dan maju bernama Kota Periodicity, terdapat sebuah bangunan apartemen bernama Apartemen Antoine. Di dalam salah satu pintu apartemen, lebih tepatnya apartemen nomor 12, hiduplah tiga anggota keluarga kecil yang sedang menyiapkan barang-barang mereka. Mereka akan pindah rumah.

Di kamar tidur, terdapat seorang anak dengan tubuhnya terbuat dari gas hidrogen yang sedang berdiri di carmin dengan merapikan dasi kupu-kupu mereh mudanya, ditambah dengan pin bintang di tangan dari tersebut. Anak itu tersenyum senang sambil melihat ke cermin. Dengan topi pelaut, kemeja, rompi, celana pendek, dan sepatu yang serba biru dengan tambahan hiasan berwarna kuning dan merah muda. Matanya yang biru bagaikan biru langit menunjukkan rasa senangnya.

"Hydro! Kau akan tinggal di rumah baru! Jadi siap-siap!" Seru anak hidrogen itu berkata pada bayangannya di cermin.

Lalu ia berbalik dan mempersiapkan barang-barangnya yang ada di kamarnya. Mulai dari pakaian, mainan, buku, alat belajar, dan mainan kesukaanya, figur aksi parasut Astroman. Ia melemparkan figur aksi ke atas. Mainan tersebut mengeluarkan parasunya dan sambil berkara dari suara robotnya.

"Astroman Beraksi!"

Lalu figure akasi itu terjun ke dalam kotak mainan Hydro, dan Hydro pun segera menutup kotak mainan yamg didalamnya ada figure aksi Astroman kesukaannya.

Lalu figure akasi itu terjun ke dalam kotak mainan Hydro, dan Hydro pun segera menutup kotak mainan yamg didalamnya ada figure aksi Astroman kesukaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Hydro selesai meyiapkan semua barang-barannya, ia melayang ke ruang lain menuju ruang keluarga. Dia sana ia melihat dua humaoid gas bertubuth tinggi. Mereka sedang membawa kota-kotak yang mereka bawa keluar.

"Henry, tolong bawakan kota yang satu itu juga ya!" Jawab wanita gas yang menunjukkan ke sebuah kotak yang berada di kanannya. Matanya lalu pindah ke buku catatan yang ada di tangan gasnya.

"Iya, sayang!" Jawab pria yang bernama Henry oleh si wanita itu dan lalu dia mengangkat kotak yang ditunjuk oleh wanita tersebut.

Hydro yang dari tadi melihat dua orang itu lalu segera menghampirinya.

"Ibu! Ayah!" Seru si anak gas dengan nada semangat.

"Hydro sayang!" Jawab wanita itu yang dari tadi melihat ke catatannya kemudian pindah pandangannya ke Hydro. Lalu mereka berdua berpelukkan satu-sama lain dengan wajah senang.

"Ibu, aku seudah membersihkan kamarku!"

"Tidak ada yang kamu lupakan, nak?"

"Tidak!"

"Bagus!"

Tiba-tiba perbincangan mereka diganggu oleh suara jeritan lemah minta tolong dari sang ayah.

"Sayang, tolong bantu aku!"

"Aku datang, Henry!"

"Si ibu lalu menurunkan Hydro.

"Tunggu di sini ye. Nanti ibu akan mengambil barang-barang kamu!"

"Oke!" Jawab Hydro dengan mengangkat tangan kanannya ke dahinya seperti sedang memberi hormat.

Beberapa lama kemudian, setelah semua barang telah dikeluarkan dari rumah lama mereka, ketiganya kemudian pergi keluar bersama-sama. Henry memasuki mobil yang berbentuk seperti botol dengan warna biru, lalu ia menyalakan mobilnya.

"Mobilnya sudah aku hidupkan!" Seru Henry satelah dia membukan kaca jendela yang berada di dekatnya dan kepalanya kaluar dari mobil melihat istri dan anaknya.

Si ibu mulai melayang menuju ke mobil botol. Lalu ia terdiam dan melihat ke belakang. Ia melihat Hydro masih berdiri menghadap ke apartemen. Si ibu lalu berbalik dan menghampiri anaknya.

"Hydro?" Tanya si ibu sambil menepuk bahu Hydro. Itu membuat Hydro agaknterkejut dan menengok ke hadapan wajah ibunya.

"Kau mau bilang selamat tinggal ke rumah lama kita, kan?" Lanjut si ibu.

"Iya. Tapi.... aku agak sedih."

Si Ibu lalu menepuk kedua bahu anaknya dengan kedua tangan gasnya.

"Tidak apa-apa. Tidak ada yang abadi di dunia ini."

Hydro terdiam, tapi dia mengangguk iya dengan ucapan ibunya. Lalu dia menghadap ke apartemen terebut. Lalu ia mengngkat tangan kanannya ke atas dan melambai.

"Selamat tinggal, rumah lama!"

Lalu ia berhentikan lambaiannya dan mulai mengikuti ibunya. Mereka berdua masuk ke mobil berbentuk botol tadi. Tidak lama kemudian mobil itu mulai bergerak dan mulailah perjalan ke rumah baru mereka.

Periodicity Adventures (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang