02. Dating Apps dan Leluconnya

7 2 0
                                    

Bantu koreksi typo yaa.

Happy Reading!❤️

Rai diajak sang adik untuk mencoba kue yang gadis itu bawa dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rai diajak sang adik untuk mencoba kue yang gadis itu bawa dari rumah. Kini, kursi di meja makan tersebut hampir terisi penuh. Tak seperti biasanya, Rai hanya makan sendirian. Bukannya senang, Rai merasa tidak nyaman berada di sana. Berkumpul di meja makan bak keluarga bahagia.

“Tau gak Abang, Bunda tuh pagi-pagi panggil Kara dan ajak Kara buat bikin kue. Katanya hari ini Abang Rai ulang tahun, aku siapin kado juga lho, tapi Abang harus janji kabulin permintaan Kara seharian ini!” tutur Kara menggebu-gebu, memulai peracakapan di meja makan tesebut. Gadis kecil itu merogoh tas gendong di balik punggung tempatnya duduk. Kemudian mengambil kotak hadiah untuk Rai.

Hal itu seketika membuat Rai tertawa kecil. Bagaimana tidak, ia yang berulang tahun tetapi adiknya yang ingin permintaannya untuk dikabulkan? Ada-ada saja. Lagipula, apa sih yang Rai harapkan di hari ulang tahunnya? Toh, tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Pelukan hangat dari orang tersayang? Haha, Rai bahkan hampir lupa kapan terakhir ia merayakan hari istimewa tersebut.

Ah, dapatkah karena hal ini ia sebut sebagai hari istimewa?

“Kara bisa minta apa pun sama Abang, tapi kita reschedule besok dan Kara dateng sendiri, ya? Bang Rai udah ada janji sama temen.” Membenarkan helai rambut Kara yang berantakan, lalu mencubit gemas pipi sang adik. Lebih tepatnya adik tiri. Ayah Rai memutuskan untuk menikah lima tahun sepeninggalan sang Ibunda karena kecelakaan. Dan mereka dikaruniai seorang anak gadis bernama Kara Yole Edelia. Usia keduanya terpaut 12 tahun, dimana Kara yang baru saja menginjak kelas dua sekolah dasar itu memang cukup akrab meski mereka tak serumah.

Kara yang merasa mendapat penolakan kehilangan semangat dalam dirinya. Entah dengan alasan apa, kakaknya itu seperti menjauhkan diri dari Ayah dan Bunda. Apalagi yang paling membingungkan adalah sang kakak yang tinggal di rumah yang berbeda. Orang dewasa memang sulit dimengerti.

“Rai!” tegur Ayah dari kursi yang berseberangan dengan anak sulungnya.

Rai menaikkan selebah alisnya, menayakan perihal sikap sang Ayah yang menegurnya. Perasaan dari kalimatnya barusan tak ada yang salah.

Laki-laki itu menyuapkan sendok terakhir dari kue yang dibuatkan Ibu tirinya. Rai tak merasa bersalah atas perilakunya, tapi mungkin yang Ayahnya inginkan ia bisa sedikit menghargai istrinya yang telah mengusahakan perayaan ulang tahun meski kecil-kecilan itu.

Sebenarnya siapa yang meminta wanita itu melakukan hal tersebut? Toh, tanpa kehadiran mereka juga bukan sesuatu yang akan Rai permasalahkan.

Mendorong kursi yang ia duduki kemudian meninggalkan meja makan tanpa sepatah kata pun. Tak lupa membawa kotak hadiah dari Kara sembari mengisyaratkan gadis itu bahwa ia akan menyukai hadiahnya. Membuka ponselnya dan membalas pesan Abian yang semalam sempat ia abaikan. Rai menyetujui hal itu tanpa pikir panjang.

Algoritma CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang