Part 5

31.9K 1K 6
                                    

SORRY BARU BISA UPDATE LAGI NIH 😭😭
DITUNGGU VOMENT-NYA YAA! 💞

Reynald POV

Gila! Ternyata banyak juga yang mau kerja di kantor ini.. Aku tidak menyangka akan seramai ini. Untung mereka belum tau siapa sebenernya pemilik kantor ini, jadi aku tau sifat asli mereka. Hahaha

"Van! Bagaimana interview nya?! Seru bukan?" Tanyaku pada wakil direktur kantor ini, Evan Suteja, dialah satu-satunya orang yang aku percaya di kantor ini, bahkan kalau aku malas untuk ke kantor, dialah yang mewakiliku.

"Seru apanya?! Cape banget! Mana ceweknya centil-centil abis!!" Cerocosnya.

"Asik lah! Ketemu cewek-cewek cantik, hahahaha" tawaku

"Mending cantik tapi nurut, ini apaan, sekali "masukin" minta lagi!" Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Wow, man!! You crazy!! Ingat peraturan yang ada di kantor ini woy! Aku tidak akan tega kalau sampai harus memecatmu, teman!" Kataku mengejek.

"One night stand, bro! You must try it!! Udah 1 taun gak ngapa-ngapain, gak pengen lagi? Ato lo udah jadi homo?" Tanyanya sambil mengernyitkan dahi.

"Hey! Hati-hati kalau berbicara bro! Aku baru melakukannya semalam, dan sangat buruk.." Kataku memelas.

"What? Kok gak bilang? Buruk why?" Tanyanya kepo.

"Yah begitulah, aku sangat menyesal sekali hahaha, dia tiba-tiba mencakarku, dan itu menyebalkan."
Aku kesal sekali dengan kejadian semalam, membuatku ingin meliburkan diri hari ini. Tapi apa daya, gegara nonton film spider-man, seorang pemilik oscorp aja bisa dipecat, gimana gue.... Hahaha film doang kok, no one can't destroy me! Hahaha

"Van, aku mau minta tolong kamu."

"Apa?" Tanyanya malas.

"Jangan gitu dong, hahaha aku hanya ingin minta tolong kamu belikan aku minuman yang ada di café depan itu."

"Gila kau, aku cape. Abis interview selama itu, dan kau masih tega menyuruhku untuk melakukan hal yang tidak penting???"

"Kumohon. Aku malas dibawah terlalu ramai." Kataku sambil menunjuk ke arah keramaian dibawah.

'Ehh, itu perempuan tadi pagi kan ya? Dia ngapain lagi?'

"Kau ini gila ya? Bukannya senang biar dilihat cool sama para wanita karna kau pemilik perusahaan ini, malah menghindar." Katanya mengejek.

"Gak jadi ding van, aku aja yang turun. Hahaha bye, bro!" Kataku sambil melambaikan tangan ke Evan yang kebingungan.

"Dasar orang gila, freak!" Umpat Evan.

===========================

'Dia ngapain sih? Dia ikut interview disini? Jelek gitu ikut interview? Tapi kok gue penasaran ya? Apa cuma numpang minum kali ya?' Pertanyaan yang tidak bisa terjawab dengan sendirinya. Bodoh sekali, aku baru pertama kali merasakan bahwa aku sangat bodoh sekarang.

"Halo, can I sit here?" Tanya karyawan ku yang dengan bodohnya ingin duduk didepannya. Hei! Yang boleh duduk dengannya hanya aku, bodoh!

Puk, aku memukul kepalaku sendiri, entah kenapa aku berpikir seperti itu.

"Hmm, oh bo--" belum sempat wanita itu menyelesaikan kata-katanya yang memperbolehkan karyawanku itu duduk, aku langsung saja menghampiri dan menduduki kursi yang hampir didudukinkaryawan ku itu dengan cepat kilat, seperti quick silver yang ada di the Avengers hahaha.

"Maaf, tempat ini sudah ditempati." Tatapku tajam kepada karyawan ku itu, supaya dia cepat pergi.

"Ahh, maaf bo--" aku yakin betul pasti dia akan memanggilku boss, pasti wanita yang di depan ku ini akan tau, dan langsung pergi juga, jadi aku harus cepat-cepat menyingkirkan karyawanku yang tidak peka ini.

"Sudah, kamu cari tempat lain saja!" Kataku keras, dengan meng-has-hus-has-hus kan karyawanku itu. Dengan cepat dia lari kebirit-birit karna pasti takut.

"Hei!" Teriak wanita yang ada didepanku sekarang. Tapi aku menatapnya dengan santai.

"Apa?" Sambil membuka koran yang ada di atas meja, yang sudah aku ambil dengan cepat tadi.

"Tadi kan, pria itu duluan yang mau duduk. Lagian, café ini penuh." Katanya tegas, seperti ingin berkacak pinggang.

"Ohh." Jawabku singkat, dan melihat tingkahnya itu yang bikin lucu. Ingin sekali aku tertawa lepas sekarang. Hahaha

"Apa? Kok cuma ohh doang? Gak bisa kayak gitu dong. Kan kasihan orang tadi." Bawel juga ya dia ini.

"Yaudahlah, pun orangnya juga nurut aja tuh." Iyalah, kalo gak nurut bisa aku pecat dia...

"Ya, diakan nurut juga karna kamu bentak gitu. Kamu bisa kok minta aku aja yang pergi, aku udah lama daritadi disini." Katanya, yang aku pastikan bohong. Kelihatan dari minumannya, masih full dan terlihat panas karna mengeluarkan asap khas khas teh yang panas.

"Kalo mau baik jangan bohong bu. hahaha" tawaku singkat.

"As long no problem, aku gak masalah kok pergi juga." Kata-katanya ini buat aku semakin bingung dengannya. Ada apa sih dengan perempuan ini?.

"Yasudahlah, jangan dipikirkan lagi, kalo nanti orangnya dateng lagi, aku bakal biarin dia duduk disini." Kalo berani kembali ke tempat duduk ini, jangan harap itu karyawan bisa balik ke kantorku.

===========================

"Hei, tadi kau bicara dengan siapa di café?? Aku dengar dari beberapa karyawan, kalau kau berbicara dengan wanita??" Tanya Evan, sama cerewetnya dengan mamaku.

"Ya ya ya, tadi aku berbincan-bincang dengan seorang perempuan di café. Kenapa kau cemburu?" Kataku sambil mengangkat alis mataku dengan godaan.

"Cih, najis sekali! No way!!" Katanya dengan berteriak.

"Hahahaha, santay bro, gue tau kok. Hahahaha" kataku sambil tertawa lepas, entah lepas sampai mana.

"Emang siapa?" Tanya Evan kepo.

"Itu yang itu." Sambil menunjuk ke arah bawah, yang Evan sepertinya tidak asing dengan wajah itu.

"Nenek yang itu?" Tanya Evan horror.

"Yaelah, bukan yang itu, yang ono noh!!" Teriakku sambil menunjuk-nunjuk.

"Ohh, dia?! Pas-pas'an amat sih lo Rey? Gak nyangka!." Kata Evan kaget.

"Lo kenal?? Siapa namanya?? Temen lo? Saudara? Temen mama lo?" Tanya ku panjang lebar yang bikin orang kelalapan. Hahahahaha

"Diem dulu dong, ribut, sekarang manggilnya jadi lo-gue-lo-gue kan sekarang, gara-gara lo nih.." Umpat Evan keras.

"Ya ya ya sorry, cepetan dong kasih tau." Aku benar-benar ke lewat kepo.

"Kenapa sih? Demen amet lo sama yang jelek gini? Dan kalo emang lo mau tau, dia itu yang ngelamar jadi asisten lo disini." Kata Evan sampai.

"Serius van?! Becanda kali lo!" Teriakku serius.

"Biasa aja bro ngomongnya, nyante dikit. Iya, tadi dia interview sama gue pengen kerja disini. Serius banget keliatannya sih" kata Evan santai.

"Yaudah, gue mau dia aja!"

"Seriusan lah. Masa lo gak seleksi dulu sih? Banyak kali yang lebih cantik, lebih seksi dari dia Rey."

"Ya gak usah, kan boss nya gue. Langsung umumin aja nanti. Tapi gue gak ikutan ya, dan jangan kasih tau gue bossnya!" Perintahku.

"Dih, lo nih malas amat sih, lo lah yang umumin, kan boss nya lo, emang kenapa lo gak mau kasih tau kalo lo bossnya?"

"Udah lo ikutin aja kata-kata gue. Pasti beres!" Sambil mengacungkan jempol dan mengedipkan mata kanan ku.

"Ya deh boss, ya... Emang boss adalah boss dari segalanya...." Kata Evan malas.

"Semangat dong! Hahahahaha" kataku sambil meninggalkan ruangan.

"Dasar, boss sinting, gila, miring. -_-" kata Evan.

I Love You BossWhere stories live. Discover now