Part 6

24.1K 1K 4
                                    

Author POV

Aurel yang sudah sangat kebosanan menunggu, akhirnya pergi mengelilingi kantor tersebut.

"Besar amet yah ni kantor... WC aja gak keliatan..." Kata Aurel dalam hati.

"Pak, WC nya mana ya pak??" Tanya Aurel kepada salah satu satpam yang ada di kantor.

"Ohh, ini lurus aja neng, belok kiri, sampe deh neng." Kata satpam itu ke Aurel sambil menunjukkan arah-arahnya.

"Makasih banyak ya pak!" Senyum Aurel, dan di balas oleh si satpam.

Saat Aurel berbelok ke kiri, dia menabrak orang yang mewawancarainya tadi pagi.

"Ouch!!" Pekik Aurel.

"Duh!! Hati-hati dong!! Jalan kok gak liat-liat kamu!" Teriak Evan.

"Maaf pak, saya gak liat, serius deh pak..." Kata Aurel sambil memelas, dan menahan sakit di pantatnya karna sempat jatuh.

Ternyata, ada Reynald yang baru keluar dari lift, melihat Aurel jatuh, dia langsung mendatangi Aurel.

"Hei! Kamu kenapa??!" Tanya Reynald khawatir dan membantu Aurel berdiri.

"Ehh, makasih-makasih, ini tadi gak sengaja ketabrak bapak ini." Kata Aurel, hampir menangis karna menahan sakit.

"Hati-hati dong bro!" Reynald tidak sengaja berteriak ke Evan dan mendorongnya, membuat Evan bingung.

"Ehh, jangan, jangan. Maaf ya pak Evan, saya benar-benar minta maaf pak, saya pergi dulu pak." Kata Aurel sambil membungkuk, dan menarik tangan Reynald.

Evan hanya senyam senyum sendiri melihat kejadian itu, dan pergi ke ruang kerjanya.

===========================
Reynald POV

"Kamu gak apa-apa kan??" Tanyaku khawatir.

"Ih, kamu kenapa marahin dia. Jangan dong. Nanti kamu bisa dipecat. Tadi tu aku gak sengaja nabrak dia tau."

Aelah, ni cewek, mana mungkin dia berani mecat gue, lagi khawatir juga gue sama ni cewek... Pikir ku kesal.

"Ahh, tapi lo sampe jatuh gitu tadi. Emangnya gak sakit??" Aku mengubah cara bicaraku tanpa sadar, takut malah perempuan didepanku ketakutan.

"Ya sakit sih, mana tadi yang gue tabrak badannya kayak terbuat dari baja lagi. -_-" gerutu perempuan ini yang tidak aku sangka mengikuti gaya bicaraku.

"Mananya yang sakit??" Aku memijit pelan telapak tangannya yang merah itu.

"Ihh, udah gak apa-apa. Nanti kalo diliat sama orang gak enak. Nanti lo dikira macem-macem, terus lo di pecat." Katanya dengan berwajah masam ketakutan.

"Kan gue mau bantu lo. Kenapa mesti takut?" Tanyaku heran.

"Lo gak tau peraturannya? Gue aja baru tau tadi. Hahaha"

Ni cewek becandaan mulu bawanya. Rese amet. Peka dong peka!

"Peraturan apaan?" Tanyaku masih bingung.

"Ituloh.... Sesama karyawan gak boleh pacaran. Dengan lo mijet-mijet tangan gue, nanti ada yang salah paham. Gak enak gue, nanti lo yang di salahin.." Katanya serius.

Kok gue bego amat ya, sampe lupa peraturan buatan sendiri -_-

"Ah ya, gue lupa. Tapi ini kan posisinya tadi lo jatuh, kalo ada yang liat, nanti gue jelasin ke pak bos deh." Kataku masih memijat tangannya.

"Udah-udah gue gak apa kok. Nih gue bisa jalan. Udah ya. Tar lagi ada penguman, gak boleh telat, bhay! Makasih ya!" Katanya sambil terburu-buru dan melambaikan tangannya.

Kenapa sih ni cewe, di bantu gak mau, bilangnya bisa jalan, tapi pincang-pincang. Kataku dalam hati sambil menggeleng-geleng kepala.

I Love You BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang