Chapter 8 : Try To Escape (Part II)

25 1 0
                                        

      Setelah susah payah mencari jalan keluar, akhirnya Audrey melihat sebuah tangga yang menuju ke atas. Sepertinya saat ini ia sedang berada di ruang bawah tanah.

Dengan hati-hati ia menaiki tangga tersebut dan mencoba membuka pintu yang berada tepat di atasnya.

Sayup-sayup ia mendengar langkah kaki yang mendekat, gadis itu pun segera menutup kembali pintu itu agar tidak menaruh curiga.

"Apakah tuan besar sudah pergi?"

Suara wanita.

"Ya, tadi setelah sarapan bersama nona, dia langsung pergi."

Suara wanita sahut-sahutan di atas sana, berarti bukan hal besar yang perlu di khawatirkan. Setelah mendapat informasi kalau Jayden sudah pergi, dan suara kedua wanita itu sudah tidak terdengar lagi, Audrey segera membuka pintu dan keluar dari ruang bawah tanah itu.

"Wow.."

Matanya seketika takjub melihat tempat yang ada di sekelilingnya,  penuh dengan lantai dan dinding yang terbuat dari marmer berwarna coklate keemasan, di hiasi dengan lukisan indah di beberapa bagian tempat kosong. Di bagian lain juga ada dinding yang terbuat dari kayu menjulang ke atas, dan di sana terdapat lampu sebagai penerangan tambahan.

 Di bagian lain juga ada dinding yang terbuat dari kayu menjulang ke atas, dan di sana terdapat lampu sebagai penerangan tambahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini rumah atau istana?" Tanya Audrey

Ia berjalan sambil memperhatikan sekitarnya, dan sepanjang jalan yang Audrey tempuh, ia tidak sekali dua kali melihat bunga anggrek hitam menghiasi rumah itu. Anggrek hitam itu sangat cantik dan pas menjadi penghias tambahan.

Audrey segera bersembunyi di balik pot besar yang berada di tengah ruangan itu saat mendengar langkah tergesa-gesa, entah itu ruangan apa. Mungkin ruang keluarga.

"BAGAIMANA BISA?" Teriak seorang lelaki.

Audrey mengintip, itu adalah penjaga botak yang menjaganya pertama kali sebelum berganti shift.

"Cepat cari dia, telusuri seluruh ruangan di rumah ini, jangan lupa cari juga di mess para pelayan dan sisir area depan juga belakang!" Perintah pria berkepala botak itu dengan erangan marah.

"Jangan sampai tuan tahu, bisa habis kita."

Setelah itu para lelaki yang berkumpul di sana memencar, Audrey segera keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berjalan pelan-pelan menuju ruang tamu, dan di sana ia melihat banyak sekali penjaga yang menjaga ruangan tersebut. Ia tidak mungkin pergi ke sana.

Walaupun ia bisa silat tapi sabuknya belum sabuk hitam apalagi putih, kalau Audrey memaksa menerobos itu namanya bunuh diri.

"Gue harus gimanaa!!!" Pekiknya dengan pelan.

Audrey melihat tangga yang berada di depannya, dengan cepat dan hati-hati ia menaiki tangga tersebut. Audrey memasuki salah satu kamar yang ada di sana, dan untuk sesaat gadis itu bisa sedikit bernapas lega.

Point' Of OrchisWhere stories live. Discover now