DAVEl 14

90 42 7
                                    

Saat ini Daniel sedang membuat group chating yang dimana isi groupnya pacar-pacar dia, dan tak lupa juga dengan gebetannya. Daniel sudah memikirkan matang-matang. Rasanya Daniel sungguh lelah dengan semua permintaan pacar-pacarnya.


Putus yuk!

Daniel Anggara Dirgantara

"Gue buat group ini cuman mau bilang, buat semua pacar-pacar gue kita putus! Gue minta maaf. Dan satu lagi gue jangan chat gue!"

Vivi pacar kedua
"Kenapa? Emang gue kurang apa!"

Veni pacar kedelapan
"Yaelah, Lo kan belum beli gue tas yang kemarin gue pesan."

Clara gebetan
"Tapi... Kita belum jadian?"

Vena pacar pertama
"Bagus deh, lagipula gue udah bosan sama Lo!"

Setelah membaca seluruh balasan dari chatnya Daniel, meletakkan handphonenya di meja. Tak ada niat membalas pesan tersebut, Daniel memejamkan matanya entah kenapa pikirnya seperti tertuju kepada Velisya.

"Gue gak mungkin suka sama si cupu!"elak Daniel.

Sekolah dihebohkan dengan berita dimana Daniel memutuskan semua pacarnya. Seluruh siswa sangat kaget dengan berita tersebut, dimana Daniel yang mereka kenal? Daniel yang sering mempermainkan wanita.

Daniel berjalan di koridor sekolah, tak lupa dengan sahabatnya sudah ada di samping Daniel.

"Katanya Daniel mutusin semua ceweknya,"

"Wah, kesambet apa nih si Daniel,"

"Mungkin udah tobat kali,"

Cibiran-cibiran dari mulut siswa begitu terdengar di telinga Daniel. Daniel hanya diam tak berniat menggubris ocehan dari sebagian siswa.

"Gue bangga sama Lo!"Gavin, merangkul bahu Daniel. Dia merasa senang, akhirnya temannya kini bertobat.

"Iyah, apalagi gue."Marvin  tersenyum hangat.

Saat memasuki kelas orang yang Pertama dilihat Daniel ialah Velisya, seperti biasa Velisya selalu sibuk dengan buku-bukunya. Sedangkan Keinzy ia sibuk berkaca.

"Udah biasa aja kali lihatnya,"goda Marvin, Marvin sangat menyadari kalau Daniel, menatap Velisya.

Daniel dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah samping.

"Bolos yuk, gue malas pelajaran kimia soalnya,"ajak Daniel.

"Ayok gue juga malas,"balas Marvin dengan semangat.

"Kalian aja deh, gue takut kalau sama pak Saleh bisa-bisa gue mati,"ucap Gavin dengan lebay.

Marvin menarik pergelangan tangan Gavin.
"Sayangnya kita gak nerima PENOLAKAN!" ucap Daniel, dan Marvin, secara bersamaan.

Di kantin, tempat yang sering ditempati Daniel dan juga temannya ketika bolos, mereka paling suka mengambil tempat yang paling sudut. Supaya gak ketahuan oleh guru.

Keinzy berjalan memutari koridor sekolah, sudah setengah jam dia memutari tak kunjung melihat orang yang dicarinya. Matanya tertuju kepada Kevin yang sibuk membariskan siswa-siswi yang terlambat. Keinzy, berjalan menuju ke Aula sekolah.

DAVELWhere stories live. Discover now