PART 21 . kebaikan chelsy

21 1 0
                                    



Selamat membaca kawan!!


"minum obatnya nes, biar lebih baikan" ucap amoura lalu mengulurkan obat dan air putih kepada anesha

"iya, makasih"

sudah 2 hari anesha dirawat, tapi dia masih belum boleh pulang, entah kenapa katanya dokternya sih imun anesha masih lemah

ibunya sibuk mengurusi adiknya anesha, jadi ibunya menitipkan anesha kepada amoura, debby, citra

"lain kali, kalo emang lo ga kuat bilang nes, kita khawatir sama lo" cemas debby

anesha terkekeh, "iyaa bawel banget sahabat sahabat gua ini"

"gimana ga bawel, lo nya aja bandel" ceplos citra

"iya cit iya, btw kepala lo udah enakan kan? " tanya anesha, waktu itu kan citra juga sempat sakit, sebab tidak tidur semalaman

"tenang aja, ada langit yang selalu merhatiin gue" pamernya

"emang gitu, langit anaknya dingin dingin tapi perhatian" ucap anesha

"iyaa kadang juga orangnya susah ditebak, kayaknya gua harus banyak tanya deh nes tentang langit ke lo, biar gua bisa lebih mengenal langit"

"udahh cit, gausah pamer terus, kaum jomblo semua nih" sindir amoura tertawa kecil

"lo mah otw jadian mou" cibir debby, amoura hanya tersenyum

tiba tiba chelsy datang dengan wulan

"kalian? Ngapain? " tanya debby

"ya mau jenguk lah, yakali mau mandi" kesal wulan, baru kali ini wulan berbicara seperti itu kepada mereka, ya sepertinya mereka sekarang tau sifat wulan seperti apa tak kalah jauh dari insan

"kalian pasti punya tujuan lain kan, ga mungkin engga ada" tebak amoura

"iyaa, ada yang mau gua bicarain" ucap chelsy

"kalo ga penting, pulang aja" sambung citra

entah kenapa ketiga wanita itu julid sekali

"oh jadi ngusir nih? " tanya wulan kesal

"kamu nanya? " polos citra berhasil membuat wulan tambah emosi

"lan, udah" ucap chelsy memperingati sahabatnya itu

"nes, gua bawa buah buat lo" senyum chelsy

"thanks" ucap anesha, "ada urusan apa? "

"gua pengen lo maafin vino, dan gua mau kita temenan akrab bukan kek musuh" to the point chelsy

"gua ga pernah anggep lo musuh" jelasnya

"gua harus apa supaya lo bisa maafin vino nes? " tanya chelsy prustasi

"anesha lo jangan egois, lo manusia kan, setidaknya bisa lah maafin vino, lagian lo ga bisa maksain vino buat suka sama siapa, ya karna emang bener chelsy lebih cantik dari debby" amukk wulan

"lan, pliss... " ucap chelsy menenangkan sahabatnya itu

"chel lo jangan selalu ngalah , kesel gua ngeliat lo selalu ngalah, lagian lo udah lemah masih aja mentingin gengsi lo" cibir pedas wulan

emang anak itu kalo ngomong suka mengada ngada

"kalo kalian kesini cuman pengen bikin gua ga nyaman, mending kalian pergi aja" ucap anesha meninggi

"KURANG AJAR LO YA LAN, GADA HATI LO" bentak amoura

"sifat asli kalian ternyata gini ya, jijik gua" ucap citra dengan nada meninggi

"sorry, tadi wulan kek gitu karna kesel aja" panik chelsy

"keluar, " perintah anesha

"nes, gua mohon dengerin gua dulu" chelsy sangat panik, mengapa terjadi seperti ini, apakah ia terlalu egois

"KELUAR GUA BILANG" teriak anesha, ia pun meneteskan air matanya lalu segera menghapusnya

chelsy dan wulan pun pergi dari ruangan anesha

"selemah itu ya gua, " gumam anesha

"nes, enggak, lo ga lemah, lo kuat, gausah didengerin apa kata mereka" semangatt amoura

"nesa yang cantikkk, lo ada kita yang selalu ada buat lo, oke? " peluk citra, disusul oleh debby dan amoura

"kita akan selalu bersama, cuman maut yang dapat misahin kita" ucap amoura tersenyum

"makasih ya, gua bersyukur punya sahabat kayak kalian" ucap anesha dan diangguki mereka bertiga

setelah membujuk dokter beribu ribu kali agar membolehkan anesha pulang, akhirnya berhasil, sebab anesha tidak betah disini

saat ini anesha sedang bersama debby ditaman rumah sakit, karna citra dan amoura harus mengurus pakaian anesha, baik sekali bukan

saat debby dan anesha sedang berbincang bincang tiba tiba mereka melihat sosok chelsy yang tengah duduk dibawah pohon seperti sedang menangis

"itu chelsy? dia kenapa? " tanya debby dan anesha hanya menggeleng

"samperin ga? " tanya anesha

"emang mau? Lo ga marah sama dia? "

"tapi yang ngomong itu wulan bukan chelsy, lagian yang diomongin wulan emang bener, gua lemah"

"nes, pliss jangan bicara kek gitu, kalo lo masih bicara kek gitu kita gajadi nyamperin dia" amuk debby

"iyaa iya, ga lagi, btw emang lo mau kita nyamperin chelsy? Dia kan pacar vino"

"tapi dia kan gatau apa apa tentang gua sama vino, dia korban nes" jelas debby, anesha mengangguk paham

akhirnya mereka menghampiri chelsy

"chel, kenapa nangis? " tanya debby

chelsy yang melihat kedatangan mereka langsung memegang erat tangan anesha

"nes, gua mohon, maafin vino, kasian dia, dia selalu kepikiran lo terus, udah hampir satu minggu lo ga mau maafin dia, lo ga kasian apa, dia kadang suka nangis nes, jarang jarang vino nangis, dia bahkan gamau makan, gua takut dia sakit" eluhh chelsy tambah menangis

"dan lo deb, gua tau lo suka kan sama vino, tapi plis jangan ngejauhin dia, vino cuman pengen lo sama dia temenan kek biasa, bukan kayak ga saling kenal gini, gua ga keberatan kok" lanjut chelsy

sepeetinya debby memang agak berlebihan kepada vino, ia tak memikirkan perasaan vino bagaimana, pasti ia sangat merasa bersalah

"iyaa chel, gua bakal ga kek gini lagi ke vino, gua ga mau egois, mau ga mau, gua harus terima kenyataan" ucap debby tersenyum tipis

"gua bakal maafin vino, lagian, gua ga mau masalahnya jadi tambah panjang" jawab anesha

"makasih ya nes, deb" ucap chelsy dan menghapus air matanya, ternyata dari kejauhan citra dan amoura melihat itu, mereka tidak bisa berkomentar apa apa, karna itu adalah urusan mereka

wulan pun datang menghampiri mereka

"nes, maaf gua tadi bicara nya ga pantes, habisnya gua ga tega sama chelsy" ucap wulan merasa bersalah

"santai aja" balas anesha tersenyum

"btw nes, kita bisa akrab kan? " tanya chelsy

anesha mengangguk, "kita coba"

"gua seneng masalahnya berkurang " tatap amoura membuat mereka tersenyum

semenjak hari itu, mereka menjadi akrab dan juga dekat, yah debby mencoba untuk mengikhlaskan vino, bukan karna chelsy melainkan demi dirinya sendiri

SOMETHING REAL [END]Where stories live. Discover now