chapter 5

207 49 1
                                    

Pagi yang menjelang siang ini mereka semua berangkat menuju ke kampus bersama-sama menggunakan satu mobil. Hari ini entah kenapa Beomgyu dan Taehyun malas berjamaah. Biasanya Beomgyu akan pergi dengan motornya dan Taehyun pergi dengan mobilnya sendiri. Lalu bagaimana dengan Soobin dan Kai? Mereka tentu punya kendaraan sendiri. Tapi tidak mereka gunakan dan membiarkan saudaranya lah yang menikmati fasilitas itu. Keduanya sama-sama memiliki kakak perempuan.

Yang ada dalam pikiran Kai dan Soobin adalah 'untuk apa memiliki sahabat kalau tidak di manfaatkan?' Dan mereka berakhir menumpang atau meminjam kendaraan para sahabat jika hendak bepergian. Dan itu terjadi sampai detik ini.

Kini Yeonjun lah yang harus berbesar hati menjadi supir pribadi bagi keempat sahabatnya itu. Ia tidak boleh ikutan malas seperti Taehyun dan Beomgyu.

"Aku akan berhenti di depan minimarket. Aku harus membeli sesuatu dulu. Kalian pergilah duluan ke kampus. Dan, Soobin, dengan berat hati kau lah harus bawa mobil ini!"

"Tidak apa-apa. Kita akan menunggu." Jawab Taehyun yang duduk di belakang.

"Tidak perlu. Kalian duluan saja! Soobin kan sedang buru-buru."

Soobin yang duduk di samping Yeonjun pun mau tidak mau menurut. Karena benar apa kata yang pemuda satu tahun lebih tua darinya itu, kalau saat ini ia sedang di kejar waktu untuk bertemu dengan dosen nya yang akan pergi ke luar kota. "Ya, aku memang sedang di kejar deadline."

Setelah sampai di depan minimarket, Yeonjun dan Soobin bersamaan keluar dari mobil. Yeonjun pergi menuju minimarket sementara Soobin masuk ke kursi kemudi yang semula di tempati oleh Yeonjun.

Taehyun membuka kaca jendela dan berteriak pada Yeonjun. "Serius kau tidak mau kita tunggu?"

"Tidak usah! Aku bisa jalan kaki ke kampus." Yeonjun berkata seperti itu karena memang jarak minimarket dan kampus tidak begitu jauh. Hanya terhalang oleh bangunan kantor dinas saja.

"Oke."

Soobin pun mulai melajukan mobil dan meninggalkan Yeonjun yang kini sudah masuk ke dalam minimarket.

Hari ini tenggorokan Yeonjun rupanya sedang tidak baik-baik saja. Ia merasakan kalau tenggorokannya kering dan agak sakit. Jadi ia memutuskan untuk membeli larutan penyegar dan mungkin permen hangat untuk membantu meredakan rasa tidak enak yang ia rasakan di tenggorokannya tersebut.

Pemuda itu pun berjalan menuju jejeran lemari tempat penyimpanan minuman dingin. Tidak membutuhkan waktu lama, ia pun menemukan yang ia inginkan. Segera Yeonjun membukan pintunya lalu tangannya bergerak untuk mengambil minuman dingin tersebut.

Tetapi tiba-tiba sebuah tangan lain tampak melengos mendahuluinya dan mengambil minuman yang ia incar tersebut. Yeonjun terbengong melihat bagaimana seorang gadis di sampingnya dengan santai mengambil lalu hendak pergi begitu saja.

"Hei!"

Gadis yang sudah berbalik badan itu kembali menegok ke belakang dengan tatapan tanpa ekspresi apapun.

"Apa kau tidak lihat? Aku yang membuka pintu dan mau mengambil minuman itu?" Tegur Yeonjun.

"Tapi aku yang mengambil duluan." Setelah mengatakan itu, gadis asing itu pun melanjutkan langkahnya. Pergi meninggalkan Yeonjun yang masih tertegun tak habis pikir.

'Hah? Apa-apaan tadi? Memang sopan seperti itu?' Yeonjun menggelengkan kepalanya pelan. Namun nahasnya, saat ia hendak mengambil yang lain, ternyata minuman tersebut sudah tidak ada lagi di tempatnya. Artinya, yang tadi itu adalah yang terakhir.

Dengan perasaan kesal, akhirnya Yeonjun terpaksa mengambil merek yang lain. Setidaknya ia tidak pulang dengan tangan kosong.

Setelah membayar, Yeonjun segera keluar dari minimarket. Dia pun melihat di luar sana, gadis yang tadi merebut minuman kesukaannya itu masih berdiri dan seperti tengah menelepon. Yeonjun sengaja menatap gadis yang kini berdiri di sampingnya itu. Ia ingin tau bagaimana reaksi nya di tatap olehnya seperti ini. Tentunya tatapan penuh kekesalan dan penuh dendam.

I'LL BE YOUR MAN (Hiatus)Where stories live. Discover now