extra chapter

298 20 8
                                    

Sesuai janji saya dulu untuk munculin Extra Chapter buat kisah Xevanya x Lucas, so ... here we go!

***

BEBERAPA bulan telah berlalu. Setelah insiden besar itu, kini keadaan laut menjadi tentram. Jauh lebih baik daripada masa-masa yang sebelumnya.

Binar mata indah itu mengerjap beberapa kali, seakan tidak percaya ketika tabib istana mengatakan bahwa sekarang perutnya telah berisi sebuah kehidupan baru. Wanita yang tidak bisa lagi disebut sebagai gadis ini, perlahan mengusap perutnya dengan lembut, di susul dengan sebuah tangan lain--yang lebih besar, yang kini juga memegangi perutnya dengan kasih sayang.

"Kita akan menjadi Orang tua, Diego?" tanya Melody kepada suaminya, yang kini tengah duduk berdampingan di atas ranjang.

Lelaki dengan paras tampan itu mengangguk, kemudian mengulum senyum dan beranjak untuk mengecup kening istrinya tersebut. "Iya, sayang. Kita akan menjadi Orang tua," jawabnya kemudian.

Senyuman Melody mengembang karnanya. Ia lalu memeluk Diego yang langsung di balas oleh dekapan hangat dari lelaki tersebut. Bersamaan dengan itu, Austin tiba-tiba datang untuk masuk ke dalam ruangan dan berdiri tepat di depan ranjang dengan raut wajah yang senang.

"Aku tidak salah dengar kan, Mel? Aku akan menjadi seorang paman?" tanya Austin dengan raut wajah sumringah, membuat Melody dan Diego melepaskan pelukannya.

Melody tersenyum kecil. "Kamu tidak salah dengar, Austin." Tangan Melody kini bergerak untuk memegangi perutnya sendiri. "Kamu memang akan menjadi seorang paman," lanjutnya kemudian.

Austin tidak bisa lagi menahan senyumannya. Ia lalu mengusap pucuk rambut Melody dengan sayang, kemudian berkata, "Aku tidak menyangka bahwa aku akan menjadi seorang paman di usiaku yang semuda ini."

"Makanya cepet cari calon istri, biar bisa nyusul," celetuk Diego, di sambut dengan tawaan ringan dari Austin.

"Aku tidak mempunyai waktu untuk hal yang seperti itu. Kini mengurus kerajaanku lebih penting," jawab Austin, sebelum dirinya teringat sesuatu. "Oh iya, aku melupakan sesuatu hal. Ini tentang Xevanya," jelasnya, yang langsung membuat Diego mengerti kemana arah pembicaraannya.

Diego bergumam. "Aku tidak bisa pergi ke daratan di saat kondisi Melody sedang seperti ini, Austin. Bagaimana jika kamu saja yang ke sana? Aku akan tetap meminjamkan tongkat kerajaanku kepadamu untuk menyembuhkan Lucas."

"Kamu mempercayakan hal sebesar itu kepadaku?"

Diego mengangguk tanpa ragu. Ia lalu bangkit dari duduknya dan menepuk bahu Austin dengan pelan. "Aku tidak ingin membuat Lucas menunggu lagi. Jadi cepatlah pergi ke daratan sana, sekaligus menjemput Xevanya," balas Diego kemudian.

Austin menarik nafas pelan, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Ia lalu mengangguk. "Baiklah, besok pagi aku akan bersiap untuk ke sana. Terimakasih, Diego."

Diego tersenyum mendengarnya. "Seharusnya aku lah yang berterimakasih, Austin. Terimakasih karena selama ini kamu telah menjaga Melody di saat aku tidak ada."

***

Keesokan harinya, sesuai apa yang dikatakan oleh Austin, merman itu kini terlihat sudah bersiap-siap untuk pergi ke daratan. Tepatnya ke hutan Stone--tempat di mana castle milik Lucas berada, sekaligus menjadi tempat tinggal adiknya--Xevanya di beberapa bulan ke belakang ini.

MELODY 2 || Who Are You?Where stories live. Discover now