Bab 5 | Kata dokter

2.5K 235 26
                                    

Baca kembali ya, banyak yang di tambah loh.

~Garis Semesta~
Lee Heeseung

"Loh itu Reihan, kan, Ra?" tanya Mahesa saat melihat Reihan yang nangkring di atas motor tepat di depan rumah Shabira.

"Reihan?" Mahesa mengangguk pelan dan mematikan mesin motornya tepat di belakang motor Reihan.

Reihan menatap mereka dengan tatapan datar, ada aura tidak enak jika Reihan sudah menunjukan tatapan mautnya.

"Han dari kapan di sini?" tanya Shabira sambil memberikan helm yang dia pakai kepada Mahesa. Reihan sekilas menatap mahesa.

"Lo dari mana?"

"Gu-

"Bolos? Apa pantes cewek kayak lo bolos? Lo inget gak kalau kita ada rapat sama anak-anak Osis?" tanya Reihan mengebu-ngebu.

Shabira kaget, dia baru ingat hal penting seperti itu. Shabira menatap Reihan memelas.

"Han demi Allah gua lupa," cicit Shabira.

"Gimana lo gak lupa, hp gak aktiv gak bilang mau kemana, bolos seenaknya padahal ada sesuatu yang penting hari ini. Anak-anak nyariin lo, Ra. Kalau pun lo mau pergi-pergian minimal aktivin hp lo, jangan bikin semua orang tunggu," tukas Reihan terlihat emosi.

"Sorry, Rei. Dia emang bolos sama gua hari ini," balas Mahesa.

"Sebenarnya mau bolos pun gua kagak perduli, Sa. Tapi harusnya dia inget ada apa hari ini," tukas Reihan dan naik ke motornya dan melesat pergi meninggalkan Mahesa dan Shabira yang merasa bersalah.

"Ra?" Shabira menggelengkan kepalanya, dia benar-benar lupa sampai akhirnya dia membuat Reihan marah kepadanya.

"Gua beneran lupa, Sa." Shabira tertunduk.

"Gak papa nanti coba minta maaf ke Reihan dan gua bakal minta maaf juga dan ngejelasin ke dia," jelas Mahesa.

"Sorry gara-gara gua lo jadi lupa sama jadwal lo dan ngajakin lo gak bener bolos segala padahal lo ada rapat penting habis ini andai aja gua--."

"Gua gak nyalihin lo kok, thank ya.. kalau gitu gua masuk, lo hati-hati," potong Shabira.

Mahesa menghela nafas melihat langkah Shabira yang nampak tidak bersemangat memasuki gerbang rumahnya. Ini salahnya, seharusnya dia tidak mengajak orang seperti Shabira bolos maka inilah akibatnya.

"Tolol," decak Mahesa.

~Garis Semesta~
Lee Heeseung

Dengan gerakan pelan Mahesa membuka pintu utama rumahnya dengan menenteng helm Satria untuk dia masukan kedalam rumah. Di ruang tengah langsung di sodorkan Adrian yang sedang packing kebutuhannya untuk KKN nanti.

"Bang..." panggil Mahesa dan duduk di samping Adrian. Adrian menoleh dan memperhatikan adik laki-lakinya itu.

"Habis dari mana aja isya baru nyampe rumah?" tanya Adrian bertanya lebih lembut.

"Lo berangkat kapan?" Tidak menjawab pertanyaan Adrian melainkan Mahesa ikut bertanya.

"Hari senin gua berangkat, senin sore lo bisa langsung kerumah Hersa," jelas Adrian. Mahesa nampak tidak bersemangat, apa tidak bisa Adrian di sini aja?

"Bang, bisa gak KKN nya jangan jauh-jauh," pinta Mahesa.

"Udah fix Jogja dan gak bisa di batalin."

"Kalu gua lagi butuh lo gimana, Bang? Ke Bang Hersa? Gak ah dia kan bukan Abang gua," jelas Mahesa.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang