04

101 16 0
                                    

"Eh Ishel, tumben sore-sore" Pemilik cafe menyapa setelah mendengar pintu masuk terbuka yang ternyata temannya lah yang masuk.

"Sore-sore gini aja gue belum pulang ya, tadi mampir makan dulu bentar" Jawab Ishel.

Sang pemilik cafe manggut-manggut tanda mengerti, "eh siapa tuh, pacar yaaaa" Goda nya setelah melihat seorang pemuda tampan yang berdiri di belakang Ishel.

Ishel langsung melayangkan satu tepukan ke bahu perempuan berambut sebahu tersebut, "jangan asal ceplos ya lo"

Sedangkan Jafan malah tidak memperhatikan, pandangannya jatuh ke panggung sudut cafe yang terdapat peralatan menyanyi di sana.

"Dia Jafan temen gue, jaf" Ishel menepuk pelan lengan Jafan membuat Jafan langsung menoleh.

"Dia Reya pemilik cafe ini"

Jafan langsung tersenyum menyapa Reya.

"Kalian mau bantu di belakang apa depan nih? " Reya bertanya ramah.

"Gue didepan gapapa, lagian... " Ishel mengedarkan pandangan nya ke seluruh bagian ruangan cafe, "... Cafe nya rame hari ini, gue bantu melayani aja rey"

Reya mengangguk mengerti, "Jafan? "

Jafan menoleh ketika namanya dipanggil tanda bertanya, "gue boleh ngisi panggung nggak? Nyoba nyanyi buat ngehibur"

Reya tersenyum sumringah, lantas ia mengangguk antusias, "bolehhhh banget lah, lagian itu panggung kosong selama 3 bulan terakhir, karna kita belum cari orang yang bisa ngasih hiburan disini"

Jafan tersenyum lega mendapat ijin dari sang pemilik.

Ishel menoleh kearah Jafan, Jafan yang merasa ditatap oleh Ishel pun membalas tatapan Ishel.

"Wah, lo bisa nyanyi ya? " Ishel bertanya dengan kagum.

"Dikit sih" Jawab Jafan ragu.

"Yaudah sana buruan, gue mau denger suara lo" Ishel mendorong lengan Jafan.

"Iya-iya" Jawab Jafan pasrah dan mulai melangkah menaiki panggung cafe yang sudah di desain sedemikian rupa oleh Reya.

"Lo yakin cuma temenan? " Reya bertanya usai hanya tersisa mereka berdua yang berdiri saling berhadapan di kitchen bar.

"Plis deh Rey, gue baru ketemu sama dia semalem. Dan ternyata kita satu sekolah, makanya jadi tiba-tiba deket" Jawab Ishel sembari sibuk membolak-balikan buku menu.

"Tapi selama gue kenal lo, nggak ada cowo yang cepet banget deket sama lo kayak Jafan. Tuh contohnya, Nino dia yang niatnya pengen temenan sama lo juga nggak bisa deket secepet lo sama Jafan. Dan dia akhirnya bosen sama lo"

Iya juga, Ishel pun berpikir demikian. "Gue juga nggak tahu Rey, gue ngerasa nyaman aja. Padahal gue juga belum tahu seluk-beluk dia" Jawab Ishel dengan pandangan yang memperhatikan Jafan dia atas panggung sedang sibuk mengatur gitar listrik yang tersedia.

Reya menggelengkan kepalanya, Ishel ini memang sedikit aneh.

Kring

Lonceng di atas pintu cafe berbunyi, beberapa pengunjung memasuki cafe dan mulai mencari tempat duduk.

Ishel langsung menutup buku menu yang tadinya ia bolak-balik, lantas menghampiri para pengunjung yang baru datang.

"Selamat datang, kalian mau pesen apa?" Ishel bertanya setelah memberi buku tamu.

Setelah pengunjung menyebutkan menu yang mereka pesan, Ishel langsung menyerahkan pesanan mereka ke Reya yang mulai menyiapkan makanan.

"Cek cek, halo semua saya mau menyanyikan satu lagu yang saya harap dapat menghibur kalian semua yang ada di sini. Selamat menikmati makanan"

SempurnaWhere stories live. Discover now