Beda kasih sayang

712 41 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raka Raden Bintara, lelaki ber senyum manis dan dimple di pipi nya jika tersenyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raka Raden Bintara, lelaki ber senyum manis dan dimple di pipi nya jika tersenyum. Pukul delapan malam. Raka kini sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang guru berikan saat sekolah, tangan nya bergerak menulis jawaban dari soal yang harus ia kerjakan.

"RAKA! AMBILIN OM ROTI DI ATAS MEJA." Raka mendecih, ia malas sekali mendengar suara yang baru saja ia dengar tadi, tapi sebagai yang lebih muda Raka harus menurut dengan perintah nya.

Raka kini beranjak menuju ruang makan mengambil roti terbungkus dengan pelastik di sana, lalu memberikan roti itu pada sang penyuruh yang berduduk santai di sofa depan televisi.

"Ini om Rama, roti nya yang di atas meja."

Bukan nya menerima roti Rama justru menampar Raka dengan kencang hingga kepala Raka menoleh ke arah samping, panas Raka rasakan saat tangan nya menyentuh pipi yang kini memerah akibat tamparan Rama.

Samudra yang baru saja datang mengerutkan alisnya, ia pun lantas mendekat pada asal suara di lihatnya Raka menunduk dengan tangan kanan nya memegang sebungkus roti dan tangan kirinya yang menyentuh pipi.

"Raka kamu gak papa? Maafin Om, Om tadi mau lempar roti isi kacang ke lantai, tapi malah kena muka kamu Raka."

Samudra melebarkan bola matanya saat mendengar apa yang baru saja terucap oleh Rama, rahangnya mengeras, matanya menunjukan amarah "Roti isi kacang? RAKA LO MAU BUNUH OM RAMA?!"

Raka menggelengkan kepalanya dengan cepat "GAK! Om Rama sendiri yang minta ambilin roti di atas meja,"

"gak Ram, Om gak bilang gitu. Om tiba tiba di tawarin sama Raka dia ngasi roti nya ke Om," ucap Rama membuat netra Raka membulat terkejut, apa yang baru saja di ucapkan oleh Rama itu sangat melenceng.

"gak! Gak gitu ceritanya Bang Sam," sela Raka namun sepertinya Samudra sudah menulikan telinganya, lelaki itu melangkah mendekat pada Raka lalu menendang perut Raka hingga sang empu tersungkur ke belakang badan nya dengan cepat membentur lantai.

"GAK PUAS LO BUNUH AYAH, IYA?! GAK PUAS LO?"

"RAKA BUKAN PEMBUNUH!"

"Tapi racun yang ayah komsumsi itu di kamar lo! Lo juga yang kasih makanan racun itu ke ayah!" Raka menggeleng kencang, air mata ikut keluar dari pelupuk matanya. Raka menangis ia sungguh lelah di tuduh sebagai pembunuh, Raka lelah di benci oleh Samudra.

Kapal LayarWhere stories live. Discover now