54. Berakhir.

1.3K 38 1
                                    

Siang  berganti malam, naluri seorang  ibu tak pernah salah, ia merasakan jika anak sulungnya sedang tak baik baik saja, ia merasa anak sulungnya itu sedang merasa mengalami kegagalan.

Raya hanya melamun diruang tamu, tanpa sadar ada sang suami yang duduk disebelahnya. Arga mengusap pundak istrinya yang sedari tadi melamun menunggu kepulangan sang putra bungsu.

"Sayang, Hei. Lihat siapa yang pulang" ucapan arga membuat Raya seketika menoleh kearah pintu, dan disana ada putra kesayangannya, jagoannya telah pulang lagi padanya.

Ibu tiga anak itu langsung berlari menuju dimana anak sulungnya berdiri, tanpa aba aba memeluk jagoannya, seerat mungkin serasa jika dilepaskan akan membuat putra nya pergi lagi entah kemana.

"Anak ganteng mom, kemana aja sayang? kenapa baru pulang? bukannya kamu masih sakit sayang? semalem nginep dimana nak? jagoan mama?" pertanyaan itu raya lontarkan secara bertubi tubi, namun yang ditanya hanya menunduk dalam diam tak berani menatap sang ibu, seorang yang merawatnya dengan sepenuh hati saat orangtuanya sendiri membuangnya seperti seorang sampah.

"Abang kenapa gamau ngomong nak?" tangan lembut itu tak berhenti mengusap rambut lebat sang anak.

Tanpa kata kata, Si Sulung langsung bertekuk lutut dihadapan sang ibu, "Mom, maafin abang, maafin abang yang banyak nyusahin mom. Abang tau abang bukan anak kandung mom, seperti adek mom, tolong maafin abang yang gatau diri ini mom, maafin abang, abang banyak salah mom,"

"Abang bakal nurutin semua yang mom minta, tapi tolong maafiin abang mom, abang bukan anak baik, bukan kakak yang baik, dan bukan sosok pasangan yang baik, abang orang jahat mom, seorang bajingan kayak abang gak pantas hidup mom, alasan abang hidup cuma untuk mommy bukan siapa siapa lagi mom, abang minta maaf."

Ucapan itu begitu pilu ditelinga ibu anak tiga itu, tanpa ragu ia duduk dilantai sejajar dengan sang anak yang sedari tadi menggumamkan kata maaf, "abang, jagoan mom, jangan ngomong seperti itu nak, abang anak baik, bajingan? abang bukan bajingan bang, abang gak pantas nyebut itu untuk diri abang yang hebat ini, abang anak mom yang paling hebat," dengan air mata yang masih terus saja luruh itu, ia mencoba memeluk sang jagoannya dengan kehati-hatian.

Dengan keberanian sang sulung membalas pelukan hangat dari sang ibu, seseorang yang merawatnya selama ini.

"Abang pulang ke amerika ya bang? abang belajar disana, tata ulang hidup abang, tata ulang hati bang, kalau sudah dirasa baik, abang pulang kesini lagi."

Tanpa ragu sang sulung pun mengangguk, mengiyakan ucapan sang ibu

[Selesai]

Nathan. [END]Where stories live. Discover now