2.6

2.9K 323 86
                                    

KANGENN NGGAKK? KANGEN NGGAAAKK??
ATAU JUSTRU PADA LUPA NIHH???  •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀

Minhyun menghela napas menatap putra semata wayangnya yang duduk sembari fokus memainkan ponselnya, hanya saja dari sorot matanya Minhyun bisa langsung melihat sorot kesedihan.

"Kenapa sedih gitu?" tanya Minhyun yang kini sudah duduk di sebelah Soobin. Mereka sedang berkemas dan bersiap menuju bandara. Tapi yang sejak tadi berkemas hanyalah Minhyun seorang, Soobin hanya duduk tenang tanpa menanggapi.

"Udah? Ayo berangkat," ucap Soobin masih dengan ekspresi datarnya.

"Kamu pengen ketemu Mama, ya?"

"Papa kenapa sih, kenapa bawa-bawa Soobin?"

"Soobin ... Kalo kamu pengen ketemu Mama-" Minhyun menghentikan perkataannya saat melihat Soobin yang sebelumnya hendak membawa barang-barangnya keluar, tiba-tiba berhenti dan menjatuhkan barang bawaannya secara kasar.

"Papa masih nggak ngerti ya? Sekali ini aja Soobin minta, biarin Soobin hidup tenang. Soobin cuman pengen fokus sama apa yang Soobin mau, Soobin cuma pengen melakukan apa yang Soobin mau. Jadi Soobin mohon, jangan melibatkan Soobin atas masalah Papa. Jangan pernah melibatkan Soobin atas masalah Papa, jangan menjadikan Soobin alasan untuk bertemu Mama. Soobin tau Pa, bahkan sejak dulu, Papa sebenernya masih suka sama Mama dan nggak rela buat ngelepasin Mama."

"Pak? Jadi berangkat?" sopir yang sudah dipesan oleh Minhyun menyeletuk. Soobin buru-buru menyuruh sopir tersebut membantu membawakan barangnya dan memasukkannya ke dalam mobil.

Selama dalam perjalanan juga hanya keheningan yang tersisa. Minhyun menoleh kearah Soobin di sebelahnya yang sama sekali tak mau menatap kearahnya.

Sebagai Ayahnya, Minhyun cukup mengerti, dan Minhyun menyadari kesalahannya selama ini. Tapi, Minhyun masih memilih untuk egois sampai sekarang ini.

******************************************


"Kenapa tiba-tiba bawa mati? Kamu yang pengen mati?!"

Gerakan bibir Jackson tertahan, ia merogoh saku jasnya mengambil ponselnya yang bergetar. Setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya wajahnya langsung berbinar. Ia pergi begitu saja meninggalkan Jinyoung dan mengangkat teleponnya.

"Jinyoung, maaf aku harus pergi. Kamu jaga Hyunjin, biar aku yang ngurus Felix." Jinyoung kalap, namun akhirnya ia tetap menyusul Irene menemui Felix.

"Jinyoung aku bisa mengurus Felix, lebih baik kamu fokus sama Hyunjin sekarang."

"Nggak, Rin. Bagaimanapun Felix juga anak aku sekarang."

"Hyunjin juga anak kamu, udahlah terserah kamu!" Sarkas Irene terlanjur panik.

Jinyoung dan Irene pergi bersama menuju rumah sakit dimana Felix berada saat ini. Sementara Jackson fokus pada ponselnya, sejak tadi ia berusaha menghubungi Nayeon, baru saja Nayeon juga meneleponnya balik tapi malah diputus secara sepihak membuat Jackson makin frustrasi.

AOML | HYUNJIN [END]Where stories live. Discover now