2.8

2K 273 87
                                    

Minho masih berdiam diri di dalam mobil tanpa melakukan apapun setelah Hyunjin pergi menyusul Bangchan sekitar sepuluh menit yang lalu. Niatnya ingin langsung pulang, tapi bagaimana bisa Minho membiarkan Hyunjin pulang sendirian dalam keadaan seperti itu?

Asik dalam lamunan, Minho mulai tersadar saat melihat Hyunjin melewati mobilnya begitu saja. Ada masalah apa sebenarnya? Minho tadi sempat mengikuti Hyunjin yang menemui Bangchan, namun ekspresi Bangchan terlihat tidak senang, tidak seperti biasanya. Padahal biasanya Minho melihat Bangchan dan Hyunjin sangat akrab, melebihi dirinya.

Raut wajah Minho yang semula serius langsung berubah menjadi terkejut saat mendengar suara debuman menghantam tanah. Di tambah beberapa orang yang mengerubungi satu titik.

"Hyunjin!" Di dapatinya Hyunjin yang terkapar di tanah dengan wajah pucat pasi. Minho beberapa kali mengguncang tubuh kurusnya tapi tak ada reaksi apapun. Sampai akhirnya Minho yang mengangkatnya dan membawanya masuk kedalam mobil.

Tangan Minho dengan cekatan memasang sabuk pengaman untuk Hyunjin.

"Kak," parau Hyunjin. Sepersekian detik kemudian anak itu terbatuk darah, meski tidak banyak Minho tetap terkejut bukan main.

"Maaf,"

"Mending lo diem, biar kita ke rumah sakit sekarang."

"Buat apa? Kakak khawatir?"

Benar juga, untuk apa Minho peduli. Mau anak itu mati pun kenapa Minho harus melakukan ini?

Namun melihat Hyunjin yang sudah sekarat seperti ini, Minho lebih memilih mengesampingkan ego nya dan membawa Hyunjin ke rumah sakit.

Dalam perjalanan anak itu kembali tak sadarkan diri, Minho sesekali melirik melalui ekor matanya. Kondisi Hyunjin benar-benar jauh dari kata baik. Apa Hyunjin sakit? Badannya kurus sekali, kantung matanya besar dan tatapan matanya kosong seolah tak ada kehidupan.

Drrtt

Minho buru-buru merogoh saku celananya, ada panggilan masuk dari sang Ayah.

"Halo?"

"…"

"Beneran?! Ini Minho perjalanan kesana."

"…"

"Iya."

Sambungan telepon di putus, Minho menaikkan kecepatan mobilnya. Tak butuh waktu lama ia sampai di rumah sakit, ia memapah Hyunjin perlahan dan menyerahkan anak itu ke perawat.

"Pa? Gimana?"

"Ada seorang pendonor organ, dan syukurnya Felix sekarang sudah di tindak lanjuti."

Helaan napas lega terdengar, sekarang hanya butuh waktu untuk menunggu. Irene sejak tadi duduk tenang namun kemudian berdiri mondar mandir menunggu operasi Felix selesai.

Jinyoung juga terlihat menenangkannya, memberi kata-kata penyemangat untuk tidak terlalu khawatir.

Detik demi detik, menit demi menit berlalu, sudah hampir 5 jam lamanya mereka menunggu. Sampai beberapa orang berpakaian medis keluar dari pintu dengan wajah sumringah, menambah kelegaan di hati keluarga Hwang.

"Operasinya berjalan lancar, hanya tinggal menunggu pasien sadar dan menjalankan masa pemulihannya."

Lega sih lega, tapi kok Minho kepikiran sesuatu ya? Kenapa ia tiba-tiba teringat Hyunjin? Bagaimana keadaan anak itu ya?

"Pa, Minho mau keluar dulu sebentar. Papa atau Mama mau di beliin Minho sesuatu?"

"Nggak usah nggak apa-apa, jangan lama-lama ya."

AOML | HYUNJIN [END]Where stories live. Discover now