Crystal Slayer Base

2 1 0
                                    

"Akhirnya aku bisa duduk juga! 2 hari menempuh perjalanan ke Kota Amaris sangatlah melelahkan!" teriak Rehan sambil merebahkan diri ke kasur. Kami semua kecapekan berjalan kaki dari Ibukota Betelgeuse menuju Kota Amaris. Kami berhenti di sebuah penginapan yang ada di pertengahan jalan karena hampir tumbang.

"Untung penginapannya murah, karena ada di rute menuju kota yang sepi." kata Ema sambil meneguk segelas air putih.

"Apakah kita akan setiap hari berjalan kaki selamanya seperti ini dari Amaris ke kota lain? Amaris letaknya di ujung negara ini."

"Tidak, Hana. Asalkan aku menemukan siapa yang cocok dengan batu kristal ini, kita tidak perlu berjalan kaki. Meskipun begitu, sementara kita pakai kekuatanku saja kalau ingin berteleportasi."

"Kenapa tidak dari tadi pakai itu, Kak?" tanyaku dengan kesal sambil kembali berbaring di kasur. Aku benar-benar kelelahan.

"Karena aku belum melatih sihir itu, meskipun memakai 9th fragment, tapi kalau rapalannya sendiri dan lokasinya aku belum tahu, takutnya kita akan kesasar." Kami semua tertidur di satu kamar besar karena kelelahan. Kukira beristirahat di penginapan ini akan jauh lebih aman dan nyaman, tetapi ternyata aku keliru. Ada bahaya mengancam kami tanpa kami sadari sama sekali.

Aku membuka mata ketika cahaya matahari menerpa ke arahku. Ternyata langit sudah berganti menjadi senja. Aku bangkit dari kasur dan keluar dari kamar, sepertinya yang lain masih tidur. Aku berjalan melewati lorong-lorong penginapan untuk mencari dapur, tetapi ketika aku masih ada di lorong, seorang laki-laki melemparkan kartu ke arahku dari belakang. Aku refleks menghindar.

"Wah, meskipun mata kirimu tertutup oleh penutup mata itu, tetapi kau bisa menghindari seranganku. Kau masih takut mata kiri kutukanmu itu terlihat oleh orang lain kah?" tanya laki-laki itu sambil berjalan santai ke arahku.

"Terserah aku mau aku tutup mata ini atau tidak, aku tidak akan semudah itu terkena seranganmu, Joker." Kenapa Joker ingin tahu alasanku menutup mata ini, sih? Tidak ada topik obrolan lebih menyenangkan kah di otaknya itu?

"Baiklah, coba tangkis seranganku. Sword Card Dance!" Joker melemparkan sebuah kartu yang menggandakan diri dan menyerang ke arahku. Aku bersiap untuk mengeluarkan skill, tapi tiba-tiba mata kiriku sakit sekali sehingga membuatku batal mengeluarkan sihirku. Akhirnya kartu-kartu itu mencabik tubuhku.

"Ahahahaha, apa yang terjadi dengan mata kirimu? Apa kau sudah tidak bisa bertarung lagi? Waktunya kau ikut dengan kami, Putri." Joker bersiap untuk mengeluarkan Poison Fog Card, tetapi sebelum dia mengaktifkan sihirnya, dia menangkis serangan katana.

"Takumi!" teriakku terkejut melihatnya menyerang Joker. Anka juga berlari menghampiriku lalu membantuku berdiri.

"Kau tidak apa-apa, Hana?"

"Iya, aku tidak apa-apa. Cuma ada sedikit masalah dengan mata kiri ku ini." kata ku sambil menyentuh mata kiriku yang tertutup penutup mata karena masih sakit. Aku sudah berhasil menyembuhkan luka ku dengan sihirku saat Joker terkejut akan serangan dari Takumi.

"Kau ini, datang tak diundang pulang tak dijemput. Selalu saja muncul tiba-tiba! 8th fragment : Dark Fire Mode!" Katana Takumi mengeluarkan api hitam dan ia mulai menyerang Joker dengan bertubi-tubi. Joker berusaha menghindari semua serangan Takumi. Agak sulit baginya untuk mengimbangi serangan Takumi, tapi dia tetap saja dari tadi bisa menghindari serangan-serangannya.

"Baiklah, waktunya memulai pertunjukkan gelap kita. Invisible Spikes Card!" Joker mengeluarkan sebuah kartu dan saat kartu itu menyala, entah darimana tiba-tiba kami bertiga ditusuk oleh puluhan benda tajam tak terlihat dari dalam tanah. Tubuh kami jelas terluka parah, Takumi dan Anka mengerang kesakitan. Aku sudah tidak sadarkan diri.

Curse Time TravellerWhere stories live. Discover now