02.02-∛ isn't he...

53 30 155
                                    

Hai

Terimakasih ya udah setia baca ampe sini

Aku berterimakasih banget ama kalian

Aku janji bakal jadi support system terbaik kalian.

QUOTES:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

QUOTES:

"Jangan memaksa dirimu untuk sempurna, carilah tempat dimana kamu diterima bukan dihina"

~dari aku, author penuh cinta dan kasih sayang

"bukankah dia... Orang yang muncul dalam bayangan fikiran ku tadi, tapi penampilannya kali ini sangat berbeda dari yang ku lihat sebelumnya." Ucap Persephone dalam batinnya agak sedikit terkejut.

"Tenang semuanya... Dia akan memperkenalkan dirinya sebentar lagi jadi tolong jangan berisik." Ucap guru itu sambil berusaha menenangkan kericuhan yang terjadi.

Kelas yang tadinya heboh menjadi hening tanpa suara agar bisa mengetahui nama murid baru tersebut.

"Baiklah silahkan perkenalkan namamu." Sambung guru itu pada anak tersebut.

"Oke, Hai teman-teman perkenalkan namaku Hadesky Scorpius Zavian sering dipanggil Zavian, aku tu blesteran Belanda chindo, salam kenal semua." ucap Zavian dengan suara lantang didepan kelas.

"Oke Zavian, silahkan duduk di meja kosong yang ada dibelakang ya." sambung guru pengajar sambil mempersilahkan Zavian untuk pergi ke meja kosong.

"Apa... Dia akan duduk disebelah ku? Yang benar saja... Bagaimana pandangan orang-orang dikelas ini pada ku?" ucap Persephone dalam batinnya sambil memperhatikan Zavian yang berjalan menuju meja kosong disampingnya.

Setelah sampai dimeja kosong tersebut, Zavian langsung menduduki kursi nya.

"Eee anu." ucap Zavian dengan niat memanggil Persephone.

Mendengar hal itu Persephone langsung menoleh kearah Zavian. "Knapa?"

"Boleh satu berdua ga bukunya? Buku ku blum bisa diambil soalnya." ucap Zavian dengan nada suara kecil pada Persephone.

"Bole kok, langsung geser aja mejanya biar bisa nyatu." balas Persephone sambil menggeser mejanya.

"Aku sedikit penasaran dengan takdir akhir anak ini, aku akan melihatnya dengan kekuatan melihat kematian ku." ucap Persephone dalam batinnya lalu menatap Zavian dengan tajam.

Zavian kembali menoleh kearah Persephone yang membuat Persephone langsung membuang mukanya dari hadapan Zavian.

" Kenapa aku tidak bisa melihat kematiannya? ini sangat aneh... Argh luka lebam ini sungguh menyebalkan." ucap Persephone dalam batinnya sambil meremas lengan kirinya.

Zavian yang melihat Persephone yang meremas lengan kirinya langsung menanyakan keadaan Persephone. "Eh kamu knapa?"

"Hah eh aku ga papa kok, kamu ga usah khawatir." balas Persephone bohong.

"Kamu bohongkan... Kamu abis dipukul kan ampe lukanya membekas."

Persephone terkejut dengan perkataan Zavian."Eh... Dari mana dia tau? Kan baru ketemu." ucap Persephone didalam batinnya.

"Bole aku sembuhin?" ucap Zavian meminta izin pada Persephone.

"B-bagaimana caranya?" balas Persephone agak gugup karna kaget.

Zavian tersenyum manis kearah Persephone lalu meraih telapak tangan kiri Persephone lalu menggandeng tangan mungil tersebut dengan lembut.

Cahaya bulan yang sangat indah memancar dari telapak tangan Zavian dan disaat itu juga seluruh rasa sakit yang dirasakan Persephone menghilang.

"Selesai... Apakah sekarang masi sakit?" ucap Zavian dengan lembut pada Persephone.

Persephone semakin terkejut dengan hal itu."u-udah ga sakit sih."

"Syukurlah luka mu sudah sembuh... Persephone."

Persephone semakin terkejut karna dia tidak pernah memperkenalkan dirinya pada Zavian tapi bagaimana Zavian tau namanya dan ini juga pertama kali mereka bertemu.

"Kau sebenarnya siapa? Bagaimana kau tau keadaan dan nama ku? sedangkan ini adalah hari pertama kita bertemu dan aku belum memperkenalkan diriku padamu dan kau juga bisa menyembuhkan rasa sakitku." ucap Persephone terheran-heran tapi wajahnya masi sangat datar karna kutukannya.

"Kau akan segera mengetahuinya karna aku yakin kau pasti akan tau siapa aku suatu hari nanti." ucap Zavian yang membuat Persephone semakin penasaran

"Maksudmu apa? " tanya Persephone dengan wajah datarnya.

Zavian langsung tersenyum saat Persephone menanyakan hal itu. "Kau memiliki mata yang sangat cantik."

Persephone reflek membulatkan matanya karna baru kali ini ada orang yang memuji matanya padahal orang lain menganggap bahwa matanya itu sangat aneh.

"Knapa kamu memuji mataku? Bukankah mata ini sangat aneh, mana ada orang yang memiliki sebelah mata yang berwarna merah darah seperti ku." ucap Persephone menangkal pujian dari Zavian tersebut.

Zavian langsung mendekatkan wajahnya ke hadapan Persephone. "Apakah aku tidak boleh memuji apa yang ku anggap indah?"

Persephone reflek menundukkan kepalanya. "Aku ingin sekali tertawa didepannya, aku ingin terlihat marah didepannya, dan aku ingin sekali tersenyum padanya tapi kutukan ini menghalangi itu semua, aku benci dengan hidup dan takdir ku." ucap Persephone dalam batinnya.

Persephone kembali mengangkat kepalanya lalu membuat sebuah senyuman kecil dengan kedua jari telunjuknya dihadapan Zavian. "Aku harap dia tau maksud dari tindakan ku ini."

"Kau sangat manis dengan senyuman mu itu." ucap Zavian dengan lembut.

Persephone langsung terdiam dengan ucapan itu.

"Lama lama kau membuatku takut." ucap Persephone dingin.

"Emang aku menakutkan kah?" tanya Zavian.

"Ga sih tapi makasi dah mau muji."

Zavian langsung menyengir pada Persephone. "Sama-sama Persephone."

"Baru kali ini aku mempunyai teman yang baik seperti dia... Biasanya orang-orang menjauhi ku hanya karna aku tidak bisa berekspresi... Aku benci mereka." ucap Persephone dalam batinnya.

"Zavian." panggil Persephone dengan suara kecil.

Zavian reflek melihat kearah Persephone. "Ya, knapa?"

"Aku..... "

✩♏︎✩ ⓣⓞ ⓑⓔ ⓒⓞⓝⓣⓘⓝⓤⓔ

Terima kasih udah baca ya

Jangan lupa tinggalin jejak

Biar aku makin semangat nulisnya

Bye bye
Aku menyayangi kalian

♡: salam hangat dari aku untuk kamu Ziyan

Persephone And Hades Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang