Blaze demam

903 66 18
                                    

Pagi harinya ice merasa segar dan lebih baik lagi tapi yang membuatnya terkejut adalah saat dia terbangun dia merasakan suhu panas di sampingnya dan ternyata Abang kecilnya lah yang kali ini demam. Bayi kecil itu merintih dan bahkan suhu tubuhnya jauh lebih panas dari ice kemarin

"Ba-bang blaze" ucap ice mencoba membangunkan Abang kecilnya itu

Blaze yang mendengar suara ice pun mulai membuka matanya tapi dia merasa berat sekali dan membuatnya menutup matanya lagi. "Panas" itu yang bayi kecil itu rasakan, walaupun elemennya adalah api tetapi dia tetap saja tak bisa menangani suhu panas lebih dari 45°C apa lagi saat ini dia menjadi bayi berumur 2 tahun

"Kak gem! Bang hali!!" Teriak ice lalu pergi untuk memanggil kedua Abang tertuanya

Ice pun kembali ke kamar bersama dengan halilintar dan gempa yang membawa air dingin dan tuala basah

"Blaze..." Ucap gempa lalu menyentuh dahi blaze yang panas

"Bagaimana gem?" Tanya hali

"Kelihatannya benar kalau blaze tertular demamnya ice" ucap gempa lalu menaruh tuala basah di dahi blaze

"Maafkan ice ya kak..." Ucap ice menyesal

"Bukan salahmu ice, ini salah blaze sendiri karena memaksa ingin tidur denganmu kemarin yang jelas jelas kamu sedang sakit" ucap halilintar

"Lebih baik bangunkan dulu, akan Abang buatkan bubur hangat untuk blaze" ucap gempa lalu pergi ke dapur untuk membuatkan bubur hangat untuk blaze

"Abang akan mengambil obat penurun panas" ucap halilintar lalu keluar dari kamar ice

Ice pun memandang tubuh Abang kecilnya itu, tubuh kecil abangnya itu menggigil padahal sudah ice selimuti dengan selimut paling tebal miliknya tapi bayi kecil itu tetap merengek dan bilang kalau dia kedinginan.

Hari ini blaze demam, blaze yang demam menjadi lebih rewel lagi dari biasanya yang membuat semua saudaranya sedikit repot pasalnya bayi kecil itu terus menangis dan merengek, dia juga menolak suapan bubur dari gempa bahkan suhu tubuhnya menjadi jauh lebih panas lagi.

"Bang blaze jangan begini dong, ayo makan dan minum obat" bujuk ice

Blaze yang mendengar itu pun berhenti menangis, sebenarnya dia ingin menolak tapi saat ice yang bilang begitu blaze tak mampu menolaknya dan menerima suapan bubur dari gempa tapi belum lima menit bayi kecil itu sudah memuntahkan buburnya dan kembali menangis

"Jangan membuat repot blaze!" Bentak hali

Blaze yang di bentak pun bukannya berhenti menangis malah semakin keras tangisannya, tangan kecilnya juga memegang erat jaket ice, dia ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di perut ice sambil masih terus menangis. Ice yang tak biasa dengan suhu panas pun mencoba menenangkan abangnya itu agar tidak terlalu menempel padanya dan mau menerima suapan dari gempa lagi

"Jangan di bentak juga kali bang" ucap Taufan mencoba menenangkan blaze

"Ce... Ce... Anas..." Ucap blaze

"Udah ya... Cup... Cup... Jangan menangis bang blaze" ucap ice menenangkan blaze kecil

"Blaze makan dulu ya, terus minum obat dan istirahat" bujuk gempa

"Tidak mau!!" Teriak blaze

Saudaranya yang lain mulai pusing dengan blaze yang sakit ini sampai tiba tiba atok mereka yaitu tok aba datang dan menghampiri blaze yang sedang sakit

"Bagaimana blaze nya?" Tanya tok aba

"Blaze gak mau makan ni tok, gimana dong" ucap gempa

"Bang blaze jadi lebih rewel dari biasanya" ucap Thorn

"Biasa lah tu, namanya juga bayi" ucap tok aba lalu menggendong blaze

Blaze yang di gendong atoknya pun mulai berhenti menangis tapi bayi kecil itu masih tak mau makan bubur dari gempa. Tok aba pun menepuk nepuk pelan punggung blaze berharap blaze mulai tenang, tok aba sudah biasa melakukan ini pada ketujuh cucunya ketika mereka sakit, biasanya tok aba yang akan menggendong salah satu dari mereka dan mencoba menenangkan mereka sedangkan ibu mereka menyuapi mereka dengan bubur. Walau kadang mereka menolak atau memuntahkan bubur itu tok aba tetap sabar dan mencoba menenangkan dengan cara menepuk nepuk pelan pundak cucunya. Tok aba jadi ingat ketika putranya/ayah si kembar 7 masih kecil dulu, bahkan ayah si kembar dulu ketika sakit rewelnya minta ampun.

Setelah di gendong oleh tok aba, Blaze pun mulai tenang dan mau menerima suapan bubur dari gempa tanpa memuntahkannya dan lama kelamaan semangkuk bubur yang gempa buat pun habis tak bersisa, gempa pun menyuapkan obat penurun panas yang berupa sirup pada blaze dan blaze terima dengan senang hati tanpa penolakan apapun dan tak lama blaze pun tertidur di gendong atoknya

"Atok hebat sekali menenangkan blaze" ucap upan kagum

"Halah ini dah biasa, dulu ayah kalian lagi rewel waktu masih bayi" ucap tok aba

"Benarkah? Ayah lebih rewel dulu kalau waktu sakit?" Tanya Thorn

"Iya, ayah kalian juga lebih nakal dari kalian saat kecil dulu" ucap tok aba

"Mungkin sifat bang blaze yang mudah rewel ini di dapatkan dari ayah" ucap ice

"Dahlah tu, kita biarkan blaze istirahat dulu" ucap tok aba lalu menidurkan blaze di kasurnya dan menyelimuti bayi kecil itu

"Ice, kau di sini saja ya kalau mau tidur tidur aja di sofa biar kalau blaze bangun nanti dia gak nangis karena di tinggal sendiri" ucap gempa

"Baik bang" ucap ice mengiyakan

"Dah capat bantu atok di kedai" ucap tok aba

"Baik tok" ucap ke tujuh elemen kecuali ice dan blaze

Halilintar dan keempat adiknya pun keluar dari kamar blaze untuk membiarkan blaze istirahat, mereka mau membantu atok mereka di kedai tapi tidak apa apa kok karena blaze di temani oleh ice, ice juga bisa tidur di sofa yang ada di kamar blaze yang penting kalau blaze terbangun nanti dia gak akan menangis karena di tinggal sendiri














To be continued

Maaf jika kurang memuaskan

Baby Blaze Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang