16

77 6 0
                                    

"Hallo sayang?" Sapa Leon dengan wajah sok gelinya.

"Sayang?" balas adik kelasnya itu bingung.

"Iya sayang. Jangan lupa makan ya jaga kesehatan dan ibadahnya juga jangan di tinggalin see you sayang," ucap Leon lalu memutuskan teleponnya secara sepihak.

Yang lain di buat tertawa dengan tingkah Leon sedangkan Leon hanya memasang wajah badmoodnya.

"Gila lo semua," sungut Leon.

"Udah-udah mending lanjut aja," tutur Kiara disela kekehannya.

"Iya cepet puter lagi," suruh Samuel dan spin kembali di putar dan berhenti di hadapan Kiara.

"Kiara, truth or dare?" tanya Jeje.

Kiara memikir sebentar. "Truth aja deh."

"Gue yang ngasih pertanyaan oke," ujar Leon. "Kiara, kalau lo punya cowo terus lo suruh milih Abang lo atau pacar lo, Lo pilih siapa?"

"Ya Kia pilih Abang lah," jawab Kiara lalu memeluk lengan abangnya yang kebetulan berada di sampingnya.

"Kenapa? Misal Kia sayang banget sama tu cowo Kia juga bakal tetep pilih Abang?" Kali ini Kennan yang membuka suara.

Kiara mengangguk. "Kia sekarang cuma punya Abang, Pacar bisa cari yang lain kan? Tapi Abang ya tetap Abang. Dan kita ngga mau kehilangan Bang Kennan."

Semua tersenyum mendengar ucapan Kiara. Kennan membalas pelukan Kiara lalu mereka melanjutkan permainannya dengan Kiara yang terus memeluk lengan Kennan.

Hari yang mulai petang dan langit yang mendung menghentikan permainan mereka. Sahabat Kiara dan juga Kennan berpamitan untuk segera pulang sebelum hujan turun.

"Kita pulang ya keburu hujan nih," ujar Samuel mewakili yang lain.

"Hati-hati ya, kalau hujan neduh dulu," balas Kiara.

"Siap, Bu bos."

"Iya, Ki."

Mereka pun mulai pergi meninggalkan rumah Kiara dan hanya menyisakan Darren yang entah sedang membicarakan hal apa pada Kennan.

"Ki, Abang mau keluar bentar jemput Gea, gapapa kan?" tanya Kennan.

"Kia ikut," rengek Kiara.

Kennan menggelengkan kepalanya. "Kamu di sini. Abang udah minta Darren buat temenin kamu," katanya.

"Ish tapi kan, Bang,"

"Bentar Ki, Abang duluan ya keburu hujan," sela Kennan lalu memasuki mobilnya.

"Hati-hati Bang!" teriak Kiara.

"Udah kan? Masuk, anginnya kenceng ntar sakit," tutur Darren dan dibalas anggukan kepala Kiara.

Mereka berdua kembali menuju ruang keluarga menikmati kegabutan karena hanya kecanggungan yang mengisi suasana sekarang.

Darren sibuk dengan ponselnya sedangkan Kiara yang mengantuk mulai memejamkan matanya menyenderkan kepalanya pada punggung sofa.

"Kalo mau tidur ke kamar aja," ujar Darren yang menyadari Kiara sedari tadi menguap.

"Ngga, di sini aja," tolak Kiara yang wajahnya mulai lesu.

"Pindah sini, biar enakan tidurnya,"  pinta Darren menepuk pahanya agar dijadikan bantal oleh Kiara.

Entah apa yang membuat Kiara langsung luluh begitu saja. Ia mendekati Darren dan langsung merebahkan tubuhnya dengan paha Daren yang ia jadikan bantal.

"Kalo cape ngomong ya," gumam Kiara ketika mulai memejamkan matanya.

KIARA : I'm Not Okay [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang