Kunjungan ✧

1.9K 314 66
                                    

Disclaimer : Ini bukan cerita bxb ya. Awalnya ini emang bxb seperti yang aku bilang di chapter sebelumnya, tapi gak jadi. Jadi ini pure cerita tentang friendship, dan aku juga udah berhenti nulis bxb.

Udah, gitu aja. Happy reading!

.
.
.

"Tadi malem aku dihubungin sama Pak Zhoumi, Bu. Katanya beliau sama Bu Liyin mau dateng minggu depan." Hyesun sedikit membulatkan matanya, "Serius? Aku juga baru dapet telepon dari Pak Donghae, katanya beliau juga mau kesini. Tapi hari ini sih."

"Kira-kira ada apa ya, Bu? Mau kasih donasi lagi? Padahal bulan ini mereka 'kan udah kasih." Mendengar itu Hyesun melengkungkan bibirnya, "Takut mereka tiba-tiba mau adopsi.."

Johnny rengkuh raga istrinya, "Emangnya kenapa, hm? Kamu kok kayak takut gitu."

"Aku selalu kayak gitu kalau ada orang yang mau adopsi anakku." Johnny hela napasnya, "Kenapa takut, sayang? Harusnya kamu seneng mereka bakalan punya orang tua yang layak."

"Emangnya aku gak layak, ya?"

"Bukan gitu, sayang. Tapi kalau mereka dapet orang tua baru, fokus orang tuanya bakalan ke mereka aja. Kalau sama kita 'kan belum tentu keperhatiin full meskipun aku percaya kamu pasti bisa rawat mereka dengan baik. Ngerti 'kan maksud aku?" Hyesun mengangguk, "Aku pengen mereka dapet orang tua yang baik, yang sayang sama mereka, yang bisa didik mereka dan sekolah yang tinggi."

"Kita berdoa ya, sayang." Johnny bawa raga sang istri dalam dekapan hangatnya.

"Kamu jangan sedih kalau suatu saat nanti mereka mau adopsi salah satu anak kita," Hyesun mendongak, "Sedih sedikit gak apa-apa 'kan?" Johhny tertawa kecil, "Boleh, sayang. Tapi jangan lama-lama."


"Kak! Min-ie mau mam!" Si kecil menarik ujung kaos yang digunakan kakaknya, "Tumben langsung minta kakak?"

Jaemin mengerucutkan ranumnya, "Ibu agi mandiin Nno. Ayooo Min-ie lapel, ish!" Xiaojun tertawa, "Hm, sekarang menunya sayur brokoli. Mau yang banyak?"

Mendengar itu, Jaemin bulatkan matanya, "Nda mau mam blokoli, nda syuka!"

"Yaudah kalau gitu jangan makan."

"Ih! Min-ie lapel tau!" Anak kecil itu memekik, "Tadi katanya gak mau makan brokoli? Kalau gak mau makan brokoli berarti jangan makan." Diberitahu seperti itu, Jaemin mengerucutkan ranumnya.

"Mau mam kayak Nno!" Alis Xiaojun naik, bercanda, "Nda tau! Tapi tadi Nno mam!"

"Jeno 'kan pinter, mau makan brokoli, gak kayak kamu." Selepas Xiaojun berkata seperti itu, Jaemin menangis hingga sang Ibu panti menghampiri.

"Jun, adiknya jangan dijailin terus dong!" Xiaojun tertawa, "Min-ie nakal sih, gak mau makan sayur."

"Min-ie mawu mam sayul tapi nda mawu blokoli! Min-ie nda nakal!"

Hyesun hanya menggelengkan kepalanya lalu menggendong Jaemin, "Kakakmu jahil banget, sih." Jaemin mengangguk kuat, "Jun nakal!" Sedang yang dibicarakan hanya tertawa, ia senang sekali menjahili Jaemin karena anak itu anak merengut kesal, membuatnya gemas.

"Min-ie makannya sama Nono, ya? Tapi harus makan sendiri." Jaemin anggukan kepalanya, "Tapi nda mam blokoli ndapapa?"

Hyesun tersenyum, "Gak apa-apa, sayang. Ada sawi putih sama tahu, mau?" Anggukan kuat dengan cengiran lebarnya Jaemin tunjukan, "Mmawuuu!"

Hyesun hampiri Hendery yang sedang perhatikan adik kecilnya makan, "Hendery, Ibu titip Jaemin, ya. Dia belum makan, tadi mau makan malah dijahili Xiaojun."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Orphanage, Norenmin.Where stories live. Discover now