cokelat ✧

12.9K 2.6K 558
                                    

Ketiga bocah cilik sedang berkumpul di kamarnya. Setelah tangis mereka redaㅡmereka? Iya, Jeno ikut menangis karena teman-temannya menangisㅡ Hyesun menyuruh Jaemin untuk memberikan cokelat yang ia simpan kepada Renjun.

“Njun coba mam ni,” Jaemin menyodorkan cokelat pemberian Johnny.

Yang lebih kecil hanya menatap cokelat itu dengan enggan, “Njun mam, ni ena.” Jaemin sedikit memaksa.

“Kalo Njun nda mawu, buwat Nno aja!” baru saja Jeno akan merebut cokelat itu, Jaemin sudah lebih dulu menjauhkannya.

“Nda boleeeh! Ni punyanya Njun!” pekik Jaemin dengan alis yang menukik.

“Njun, buwat Nno aja, ya? Boleh? Leh? Njun? Liat Nno dong!” Jeno sedikit membentak di kalimat terakhir lantaran si mungil yang enggan menatapnya.

Renjun menggeleng lemah, “Da..”

“Nda mawu?” tanya Jaemin dengan lembut, “Da..” Jaemin menghela napas, “Njun nda syuka?”

“Ka..” jawab Renjun pelan. “Telus napa nda mawu?” tanya Jeno yang akhirnya penasaran. Anak itu sudah tidak tertarik memakan cokelat milik Renjun.

“Kit..” Renjun menunjuk ke arah giginya. Jeno hanya mengangguk, lain lagi dengan Jaemin yang banyak bertanya. “Njun kit gigi?”

Anak itu menggeleng, “Telus napa nda mawu?” Jaemin jadi gregetan terhadap Renjun yang menolak makanan kesukaannya.

“Kut.. akit,” Jelasnya yang melihat kedua temannya sedikit kesal. “Njun nda usyah atut, nda kan syakit.” Jaemin membujuk lagi.

“Buuu! Buuu!” Renjun memanggil Hyesun yang menghampiri mereka. “Kenapa sayang?”

Renjun menunjuk ke arah cokelat yang Jaemin pegang, “Awu.. kit (mau tapi takut sakit),” bibir mungilnya melengkung ke bawah.

“Tuh ‘kan Njun mawuuu!” Jaemin bersorak senang karena akhirnya mendapat sinyal bahwa Renjun menginginkan cokelat yang ia pegang.

Hyesun mengambil cokelat dari tangan Jaemin dan membukanya, “Njun mau? Ini makan,”

Renjun menutup mulut dengan kedua tangannya lalu menggeleng ribut. Hyesun mengerutkan keningnya, “Katanya mau?” Kedua anak lain yang berada di sana hanya memperhatikan Hyesun dan Renjun dengan polos.

“Ni.. kut akit,” Renjun menunjun ke arah giginya, “Enggak sakit kalau makannya sedikit,” tutur Hyesung dengan senyum yang terulas indah pada rupanya, “Nih, coba.”

Tangan mungil itu mengambil sepotong kecil cokelat yang berada di telapak tangan Hyesun. Anak itu melihat polos ke arah Hyesung sebelum memakan cokelatnya, Hyesun tersenyum, “Gak apa-apa, ayo makan.”

Perlahan Renjun memasukan cokelat ke dalam mulutnya, Jeno dan Jaemin memperhatikannya dengan seksamaㅡdengan mulut yang sedikit menganga pula. Perlahan Renjun menerbitkan senyumnya. Anak itu menyukai cokelat yang ia makan.

“Gimana? Enak?” tanya Hyesung ketika Renjun berhenti mengunyah. Yang paling kecil mengangguk ribut dengan senyum yang begitu lebar.

“Njun syuka? Min-ie bilang ni ena! Napa nda caya!?” teriak Jaemin, ia merasa terkhianati karena Renjun yang tidak mempercayainya.

Drama ala Jaemin.

“Jun ka.. pi--kut..akit,” ucap Renjun berusaha menjelaskan. Tutur kata Renjun belum sebagus kedua temannya, anak itu cenderung lambat dalam hal bicara. Maka dari itu terkadang Renjun enggan mengobrol dengan Jeno dan Jaemin, ia takut temannya tidak mengerti.

Orphanage, Norenmin.Where stories live. Discover now