Bercerita ✧

14.8K 2.1K 601
                                    

“Kemalin olang-olang nyanyi ‘selamat ulang tahun, selamat ulang tahun..’ gitu! Syelu banget, Njun! Sayang Njun nda ada.” Jaemin membagikan cerita saat perayaan ulang tahun kemarin dengan heboh, tidak lupa menirukan nyanyian ulang tahun yang khusus ditunjukan pada Renjun.

“Kuenya enak, Njun! Nno sampai tambah-tambah, enak sekali pokoknya! Ntal minta Ibu bial Njun juda makan!” celotehan Jeno tak kalah riangnya dengan milik Jaemin, bibir mungil itu terus menyunggingkan senyumnya kala mengingat betapa enaknya kue yang ia makan kemarin.

“Iyaaa! Njun halus minta Ibu bial tauuuu. Itu enak syekali, Njun pasti syuka!” Renjun hanya tertawa kecil menanggapi dua temannya yang sedang bercerita.

“Njun napa kemalin malah bobo?” tanya Jeno, anak mungil yang ditanya hanya menggeleng.

"Njun syakit ya?" Renjun menggeleng lagi, "Telus napa?" Rupanya Jaemin menuntut pertanyaan.

Renjun hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab, membuat kedua sahabatnya bertanya lagi. "Kenapa, Njun? Banyak olang ya Njun nda syuka?"

Yang paling mungil mengangguk, "Kut.."

Jaemin melengkungkan ranumnya ke bawah, "Kenapa tatut? Nda culik-culik, Njun.." Renjun masih saja menggelengkan kepalanya, irisnya berkaca-kaca, hampir menangis.

"Ndapapa kalo Njun nda suka olang-olang, Nno juda sama tapi kemalin kak Deli paksa-paksa."

"Njun janan angis.. nanti Nno ikut angis, 'kan Nno cengeng." Jeno menjitak kepala Jaemin, "Nno nda cengeng! Min-ie lebih cengeng!"

"Syakit, Nno! Huhuhu Ibuuuu Nno pukul-pukul pala Min-ie huhuhu," Jeno tak peduli dengan teriakan Jaemin, anak itu malah melanjutkan ceritanya.

"Kemalin Nno nda mau nyanyi-nyanyi telus kak Deli bisik-bisik katanya kalo Nno nda mawu nyanyi ntal Njun nda mawu temenan lagi sama Nno." Renjun menggeleng ribut, "Nda.. Nno men Njun (Nono temen Njun)."

"Ibuuu Min-ie nda ditemenin huhuhu Ibuuuu!"

"Min-ie ngis," Lirih Renjun, "Bialin, cengeng."

Tangisan Jaemin semakin mengencang hingga Hyesun menghampiri ketiganya, "Min-ie kenapa nangis?" Tanyanya sembari membawa anak itu ke pelukannya.

"Pala Min-ie dipukul-pukul Nno, telus Min-ie nda diajakin celita-celita!" Hyesun menghela nafas, "Nono jangan nakal, sayang."

"Nno nda nakal! Min-ie duluan yang katain Nno cengeng padahal 'kan yang angis-angis telus tuh Min-ie!"

"Udah, udah. Ayo maafan, kan sama-sama salah. Liat itu Njun bingung temen-temennya berantem." Keduanya melihat Renjun yang hanya menatap polos dengan mata bulatnya.

"Njun, Nono sama Min-ie maafan jangan?" Tanya sang Ibu dan dibalas dengan anggukan dari Renjun.

"Tuh, ayo maafan."

Dengan wajah yang merengut Jaemin mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Jeno.

"Maapin Nno ya Min-ie," Ucapnya tulus.

"Janan kata-katain Min-ie agi! Min-ie juda nda akan kata-katain Nno agi!" Jeno mengangguk, "Iya nda agi."

"Pe..yuk," cicit yang paling kecil. Hyesun tersenyum, "Ayo pelukan dulu!"

Raut wajah Hyesun terlihat bahagia saat melihat ketiga anak kembarnya berpelukan, lucu sekali. Wanita itu merasa lega kala melihat senyum Renjun yang lebar saat ini, karena tadi malam anak itu terus menangis karena tubuhnya terasa tidak nyaman. Renjun demam.

"Bu, Njun belum mam kuenya yang kemalin." Ujar Jeno ketika ketiga bocah itu melepas pelukan.

"Oh iya, Ibu lupa. Njun mau makan kuenya sekarang?" Renjun diam sebentar, "Nyak? (Enak?)"

"Enaaaaak banget! Njun halus coba, Njun pasti syukaaaa!" Jaemin menjawab pertanyaan Renjun dengan semangat. "...mau, Bu."

Hyesun mengangguk lantas bangkit, "Tunggu sebentar, ya. Kalian lanjutin ceritanya."

"Bu, Nno juda mawu lagiiii,"

"Min-ie judaaaa!"

"Iya, tunggu ya anak-anak." Ketiganya mengangguk dengan kompak.

"Njun kemalin dengal-dengal balon pecah nda?" Renjun mengangguk. Ia ingat kemarin menangis kencang di pelukan Johnny saat mendengar balon pecah.

"Pa.. yang cain? (Siapa yang pecahin?)" Jaemin mengingat sejenak, "Linlin bukan, Nno? Min-ie lupa."

"Bukan Linlin, tapi Nno lupa." Ranum Jaemin mengerucut, "Min-ie juda lupa Nno, masya nda jadi celita-celita?"

"Dapapa.." Jaemin merengut, "Mau celita tapi lupa.."

"Nda usah yang itu. Celita yang lain-lain. Kado, kita dapet kado banyaaaaa! Dali temen-temen Ibu sama Bapa juda kasih-kasih kado. Kita belum buka-buka soalnya nunggu Njun duluuu." Binar bening Renjun mengerjap, "Njun.. apet?"

Jaemin mengangguk, "Dapeeeet! Kan buwat kita beltiga. Ental tanyain Ibu telus kita buka-buka kadonya yeyyyy!"

"Mawu.. do.."

"Iyaaaa ental kita buka-buka kadoooo yey!"

Tak lama kemudian datang sang ibu asuh dengan tiga piring kue dengan minum di atas nampan. Hyesun tersenyum melihat ketiga anak kembar yang antusias menyambut kedatangannya, termasuk si kecil Renjun.

"Yeeee kuenya datang!" Jaemin bersorak bahagia, "Njun ayo coba-coba, ni ena!"

"Njun mau disuapin atau makan sendiri?"

"Mam.. dili.." Hyesun mengangguk lantas menyodorkan piring kecil berisi kue cokelat dengan strawberry di atasnya ke hadapan Renjun, "Diabisin ya, Njun.."

"Ibu Nno mawu banyaaak!" Hyesun tertawa kecil, "Iya boleh, tapi yang ini abisin dulu. Kalau kurang nanti tambah lagi."

"Njun, Njun, ena nda?" Renjun hanya anggukan kepalanya kala jawab peetanyaan dari Jaemin, lalu lanjut memasukan potongan kue kecil ke dalam mulutnya. "Nyak!" Serunya senang, ranumnya mengulas senyum dengan mata yang menyipit.

"Iya kannnn enaaaa! Ibu Min-ie udah abis, mawu tambah-tambaaah."

"Siapa lagi yang mau tambah?" Hyesun bertanya.

"Nno mawuuuuu! Njun mawu juda nda?" Renjun menggeleng, "Lum.. abis.."

"Yaudah Njun abisin dulu, ya. Berarti sekarang yang tambah Nono sama Min-ie doang. Ditunggu anak-anak."

Jeno dan Jaemin bersorak, "Oteeeey!"

.
.
.

t b c

Hallo, ada yang masih nunggu?
Hehe maaf ya lama ☹

Oh iya, aku mau kasih tau sebelumnya ini itu cerita bxb, untuk yang jadi orang tuanya itu Johnny + Taeil. Jadi kalau ada Taeil kesebut, berarti gak terevisi. Maaf ya bikin bingung 😔

Hihi enjoy guys!
See you later 💓

Orphanage, Norenmin.Where stories live. Discover now