11

132 20 4
                                    

★★

”Sumpah ngga nyangka juga ya si Nebulla, gua kira dia anak baik baik.” bisik bisik banyak orang ketika Nebulla dan teman teman nya memasuki area kantin.

Nebulla bingung, banyak pasang mata menatapnya dengan tatapan sinis dan menatap hanya sekedar bingung.

Canva memainkan latto latto dengan santai, apa mereka kesal dengan Canva yang memainkan latto latto? tapi mengapa tatapan nya kepada Nebulla?

”Gua si malu ya jadi dia, apa dia bangga ya? toh kan itu anak dari Panglima Tempur, sebat selatan?," ujar siswi berkacamata dengan santai menyindir Nebulla.

Tak lama untuk sadar, Nebulla berjalan meninggalkan kantin dan berjalan ke arah tempat sumber informasi sekolah, alias mading yang biasa memang ada sesi untuk memberi sesuatu yang hot news.

Canva dan Nando mengikuti Nebulla dari belakang tanpa bertanya terlebih dahulu. Sebab mereka berdua pasti tau Nebulla juga bingung dengan semua tatapan yang ada.

Dan benar, bagai di sambar petir hingga gosong, Nebulla menutup mulut nya dengan reflek ketika melihat Sebat dan teman teman nya menepi dan memperlihatkan bahwa foto Nebulla sedang berada di dokter kandungan itu tersebar.

“Bul? lo? bilang ini cuman gossip biasa?," tanya Nando dengan serius tidak ada lagi suara latto latto yang bersuara saat ini.

Hanya keheningan antara diam nya Nebulla dan Sebat saat ini.

★★

”Apa yang kamu lakuin ke anak saya," marah Reon ketika mendengar fakta yang baru saja anak kesayangan nya ucapkan bersama laki laki yang Reon anggap brengsek ini.

”Pah ini bukan salah dia, ini juga salah aku Pa, stop nyalahin Sebat." bela Nebulla ketika Papa nya hampir ingin menonjok pipi kanan Sebat, sebetulnya Sebat juga tidak akan membalas ketika Papa nya Nebulla akan menonjoknya, tetapi pasti Nebulla akan tidak tega dan akan mencegahnya seperti sekarang.

Nebulla itu terlalu lembut, walaupun sempat agak garang, makanya hal itu membuat Sebat jatuh cinta pada perempuan itu.

"Kenapa bisa kaya gini Nak, sayang Bul.” sedih Reon memeluk anaknya yang kini sudah hampir menangis, seberengsek brengseknya Reon dia tetap tidak mau anak gadisnya terkena karma nya.

" Maafin Papa bul, Maafin, ini salah Papa, ninggalin kamu keluar negri terus, Papa gabisa jagain kamu." sedih Reon memeluk Nebulla anak perempuan nya itu dengan tatapan kecewa namun sebisa mungkin tidak menambah beban pikitan Nebulla yang pasti sudah pusing dengan urusan masalah di sekolah.

"Maafin Bul, udah ngecewain Papa, maafin Bul Pah," tangis Nebulla pecah membuat Reon yang ingin marah kepada Sebat kini harus tertunda.

”Masalah kamu sama saya belum selesai, hadapi dulu saya sebelum saya kasih izin buat kamu tanggung jawab dan nikahin anak saya." ujar Reon dengan garang tetapi tetap memeluk dan mengusap ngusap punggun Nebulla.

★★

Tbc, Hai apakabar? sorry lama up nya, jangan lupa vote & comment yaa, supaya aku tau siapa yg masih nunggu cerita ini! kalo masih lumayan akan aku upayakan untuk up cepat yaa untuk kedepannya.

pasutri prik ; series 1Where stories live. Discover now