21

704 79 10
                                    

✨HAPPY READING✨

Badanku terasa lemas, aku izin tidak mengambil kelas ramuan pada hari ini. Alhasil di dalam kamar, aku hanya sendirian, awalnya Draco ingin menemaniku, tapi ku tolak karena pasti ia senang membolos

Mataku kembali tertuju ke arah cincin gagak yang melingkar di jariku, kembali mencoba melepaskan nya tapi tetap tidak bisa. Saat kulihat lagi, mata gagak mulia bersinar, seperti yang terjadi sebelumnya

Dari ujung pintu, kulihat laki-laki berjubah hitam yang kulihat saat di bioskop waktu itu. Ia mendekatiku pelan, aku melemparkannya bantal tapi tak digubris, aku mulai berdiri, "MENJAUHLAH! KAU MAU APA!" Teriakku memundurkan tubuhku yang kini sudah menyudut di dinding

Laki-laki itu melepas jubah di kepalanya, aku kaget karena wajahnya yang penuh luka hanya tersisa 1 mata yang berfungsi, mata satunya lagi seperti terkena cakar yang besar

"Si...siapa kau?" Tanyaku penasaran

Laki-laki tadi menghentikan langkah nya, ia tersenyum tipis. "Aku adalah salah satu leluhurmu, apakah ibumu pernah menceritakan silsilah asalmu?" Ucapnya lembut entah kenapa aku tidak merasakan aura jahat padanya

"Leluhurku? Apakah kau adalah seorang lestrange?" Tanyaku kembali memastikan, ia menunjukkan kedua telapak tangannya ke hadapanku, kemudian muncul sinar aneh, terlihat samar, tapi aku mampu melihat nya

Itu seperti kastil Hogwarts, tapi maksud ia menunjukkannya apa?

"Iya, aku adalah seorang lestrange. Kamu sudah dipilih y/n yang akan meneruskan dendam keluarga ini" Ucapnya membuatku terkejut, aku menggelengkan kepalaku, masih tidak yakin

"Dendam? Tapi...apa kau salah memilih? Aku tidak seperti itu, menjadi orang yang pendendam. Lagian sudah berlalu kan?" Ucapku tidak yakin, karena panik napasku sudah mulai berat

"Cincin itulah yang menjadi bukti bahwa kaulah generasi yang tepat untuk membalaskan dendam para leluhurmu. Aku sudah berusaha melakukan kepada semua keturunan Lestrange, termasuk ibumu" Ucapnya memperjelas

"Tapi..."

"Apa kau masih kurang bukti? Pasti kau tidak bisa melepaskan cincin itu dari jarimu bukan?" Ucapnya meyakinkanku

"Ba...bagaimana kau bisa tau"

Ia hanya tersenyum dan menyematkan kata-kata singkat sebelum ia menghilang melalui gelapnya malam. Aku akan terus mengawasimu, ambillah semua yang mereka miliki.

Kemudian, kepalaku langsung terasa berat. Aku memutuskan untuk tidur sebentar, setelah pertemuan dengan yang dikata leluhur itu aku merasa tenagaku terkuras banyak

...

...

...

Mataku terbuka, tapi anehnya aku melihat langit-langit kamar yang berbeda. Aku dimana?

"Draco, saudaramu sudah sadar" Panggil Madam Pomfrey, membuat Draco terbangun dari sofa dan berlari menghampiriku dengan wajah cemas

"Oh y/n!!!" Ucap Draco langsung memelukku erat. "Aarghh lepas dulu, aku tidak bisa bernapas" Celetukku memukul punggungnya

"Aku kira kau tidak akan bangun lagi. Aku sangat mencemaskanmu, aku bahkan sudah menelepon ibumu untuk datang" Tangis Draco kini seperti anak-anak

Aku memukul kepalanya pelan, "aku tidak mati Draco, jangan seperti bocah"

"Bocah katamu? Siapa yang tidak cemas sama saudara nya sendiri yang tidak bangun-bangun selama 5 hari?!" Tegasnya membuatku tertegun

"Li...ma hari katamu? But how?! Selama itu aku tidak sadar? Engga deh kamu bohong kan Draco?" Tanyaku mencoba memastikan perkataannya yang menurut ku tidak masuk akal

For You [ Harry x Reader ]Where stories live. Discover now