BAGIAN 20

12.3K 1.1K 0
                                    

20. Dia Annora

"Ucapan mu sungguh membuatku merinding" kata Bella dengan memeluk tubuhnya sendiri.

"Dasar penakut" ejek Elysia yang dibalas delikan oleh Bella.

"Kau kenapa?" Silla bertanya, ia menyadari bahwa sedari tadi Elysia terus bergerak tidak nyaman.

"Sepertinya aku kebanyakan minum, aku pergi ke toilet dulu."

"Mau ku antar?" tawar Silla.

Elysia menggeleng, tanda ia tak apa pergi sendirian.

Elysia berjalan seorang diri melewati lorong, hal itu membuat suara sepatu miliknya yang bersentuhan dengan lantai menggema dengan sangat keras.

Untunglah meskipun lorong yang Elysia lewati ini terbilang sepi namun lampu dilorong tersebut menyala disetiap jalannya, terlihat juga dari luar jendela kalau lampu di dalam setiap kelas pun juga menyala.

Sepertinya petugas sekolah sengaja menyalakan semua lampu agar setiap murid ataupun guru yang memiliki urusan di dalam sekolah tidak perlu merasa takut.

Elysia pun memasuki toilet khusus perempuan, lalu masuk ke dalam salah satu bilik pintu secara acak.

Tanpa disadari bersamaan saat Elysia menutup pintu, terdapat satu orang lagi masuk kedalam toilet tersebut.

Orang itu terlihat menuju wastafel dan membersihkan tangannya, terlihat tidak mencurigakan sama sekali.

Tetapi saat ia mengangkat wajahnya, senyum miring perlahan terlihat di pantulan kaca.

Orang itu pun membalikan badannya menjadi menghadap kearah pintu tertutup yang kita tahu siapa seseorang yang sedang berada di balik pintu itu.

Orang itu lalu mengeluarkan sebuah kunci yang memang sengaja ia bawa, dan mulai memasukannya ke dalam lubang knop pintu.

Klik!

Tak lama terdengar suara gedoran pintu dari dalam, semakin lama suaranya semakin mengeras. Tetapi meski begitu pelaku penguncian pintu seperti tidak ada niatan untuk membukakannya.

Raut wajahnya tidak terlihat ia merasa bersalah sama sekali setelah melakukannya, malah yang ada orang itu menyunggingkan senyumnya semakin lebar.

"Sayang sekali, sepertinya kau harus bermalam disini hari ini" gumamnya.

Orang itu pun beranjak pergi dari sana tanpa memperdulikan teriakan Elysia yang meminta bantuan.

"Sial!" maki Elysia.

Tanpa bukti pun Elysia sudah tahu siapa dalangnya, dan ia bersumpah setelah dirinya keluar dari sini ia akan membalas orang itu berkali lipat.

Elysia pun mengambil ponsel miliknya, hendak menghubungi teman-temannya yang berada diluar.

Tetapi sialnya saat Elysia melihat layar ponsel, ia menyadari bahwa tidak ada jaringan di ponselnya sekarang.

Elysia mengacak rambutnya frustasi, jika seperti ini ia harus bagaimana? Semua orang kini tengah berada diluar, jadi sia-sia saja jika ia berteriak karena pasti tidak akan ada satupun yang mendengarnya.

Saat dirinya di ambang keputusasaan tiba-tiba saja indera pendengarnya menangkap sebuah suara decitan pintu, yang menandakan ada seseorang yang baru saja memasuki toilet.

Hal itu diperkuat ketika Elysia mendengar lagi sebuah suara, kali ini suara orang yang berucap.

"Apa ada orang di dalam?" seru Kalysta karena melihat semua pintu toilet tertutup.

"Disini! Aku ada disini!"

Kalysta beranjak menuju suara yang ia dengar, setelah memastikan pintu yang benar Kalysta pun segera membukakan pintu itu menggunakan kunci yang ia temukan.

Beloved Antagonist Donde viven las historias. Descúbrelo ahora