Episode 24

2.1K 246 52
                                    

°°°

Sejak kejadian di taman kala itu, Jeongguk jadi lebih sering datang ke sana pada sore hari. Namun setiap pulang dia selalu berwajah muram karena yang ditunggunya tak pernah datang. Jaehyun yang selalu mengantar pria itu ke sana sampai menyerah membujuk karena terlalu lelah.

Dia pikir setelah seminggu tak ada perkembangan apapun. Jeongguk akan menyerah, tapi sepertinya tidak. Pria itu bahkan tak kenal lelah dengan yang namanya menunggu.

"Sampai kapan kau menunggunya, Jeongguk?" tanya Jaehyun untuk kesekian kalinya.

"Sampai dia datang," balas Jeongguk dengan pandangan kosong ke depan.

"Ini sudah seminggu, Jeon. Tapi dia tidak kunjung datang bukan? Ayolah, jangan seperti ini. Kau pasti salah orang, dia tidak mungkin Taehyung. Aku dulu mendengarnya sendiri bahwa Taehyung sudah--"

"Shut up! (Diam!) Jangan mengatakan omong kosong!"

Jaehyun mengusak wajahnya secara kasar. Harus dengan cara apalagi dia menyakinkan Jeon Jeongguk yang keras kepala?!

"Oke. Terserah kau saja!" Jaehyun menyenderkan dirinya ke bangku taman.

"Kita tunggu satu jam lagi, jika dia tidak datang. Kau harus janji akan pergi dan tidak ke sini lagi, bagaimana?" Jaehyun mencoba membuat negoisasi kepada Jeongguk.

Pria tampan itu terdiam, lagaknya sedang berpikir apakah ia harus setuju atau tidak. Namun jawaban anggukan itu menandakan bahwa Jeongguk setuju.

Untuk kesekian kalinya, Jeongguk menelan kekecewaan lantaran pria yang ditunggunya tidak datang. Karena dia sudah berjanji kepada Jaehyun, maka Jeongguk memutuskan untuk pergi dari taman. Namun sebelum itu, ia meminta untuk pergi ke suatu tempat lebih dulu.

***

Pukul 11 malam, Jeongguk berada di pinggir jembatan, tempat terjadinya sebuah peristiwa yang merubah seluruh hidupnya. Di jalan ini, Jeongguk dan Taehyung mengalami kecelakaan 7 tahun silam. Kecelakaan yang menyebabkan Taehyung pergi darinya.

Setelah pergi dari taman, Jeongguk meminta Jaehyun untuk datang ke sini, lalu meminta sepupunya untuk meninggalkannya sendiri. Tentu Jaehyun tidak ingin, tapi Jeongguk dengan sifat keras kepalanya berhasil membuat sepupunya itu pergi.

Dinginnya angin malam tak membuat Jeongguk beranjak pergi dari pinggir jembatan. Ia tetap di sini, memandang lurus ke depan tanpa mau berpindah atau bahkan terusik.

Karena terlalu terlarut dalam pikirannya, Jeongguk tak menyadari seseorang yang bergerak di belakangnya. Tangan pria berbaju hitam itu terangkat, berniat untuk menyerang Jeongguk. Namun seseorang datang dan menggagalkan rencananya itu.

Pria berbaju itu terkejut dan menatap marah pria cantik yang menggagalkan rencananya. "Wah, apa yang ingin kau lakukan tadi? Berniat menyerang dari belakang, heh?" ujar si cantik tersenyum remeh.

Akibat keributan itu, akhirnya Jeongguk tersadar dari lamunannya. Dia mendengar suara yang familiar di telinganya.

"Taehyung?" panggil Jeongguk.

Pria cantik itu meliriknya sekilas tanpa menjawab, lalu menyeret pria berbaju hitam tersebut untuk menjauh dari Jeongguk. Keduanya bertarung sengit, hingga pria berbaju itu jatuh akibat tendangan dari kaki jenjang si cantik.

Pria cantik itu berjalan menghampirinya, menekan dada pembunuh bayaran tersebut dengan begitu keji.

"Admit defeat?" (Mengaku kalah?)

"Won't!" (Tidak akan!)

Pria berbaju hitam itu menjawab dengan nafas naik turun. Dirinya semakin tercekik kala si cantik menguatkan ijakannya. Hingga tak berselang lama, sekelompok pria berpakaian hitam datang.

Blind Love [End]Where stories live. Discover now