19. Kepekaan

311 51 20
                                    

.
.
Luna vs Alex
.
.
Happy reading

Malam ini Alex duduk di ruang tamu rumahnya, berharap dia bisa melihat kedua orang tuanya itu pulang. Sudah seminggu ini papahnya melakukan perjalanan bisnis, begitupun mamahnya yang sibuk dengan ibu-ibu sosialitanya.

Alex menghela napas panjang, dengan bodohnya dia menatap pintu utama rumahnya,"Kayanya kebiasaan gue nunggu nyokap bokap ini harus gue ubah, sakit juga lama-lama di kasih harapan palsu terus,"gumam Alex, yang merutuki kebiasaannya sejak kecil menunggu kepulangan kedua orang tuanya.

Tadi dia mendapat pesan, kalo mamahnya akan pulang malam ini. Sebenarnya dia sudah terbiasa di tinggal sendiri tapi entah kenapa rasa rindu tidak bisa membohongi.

"Permisi tuan muda, ada pesan dari tuan besar kalo motor sport pesanan tuan muda besok di akan datang,"ucap Joni  salah satu asisten yang di tugaskan untuk mengurus semua keperluan Alex.

"Oke,"jawabannya singkat, sebenarnya permintaan waktu itu hanyalah cara untuk memancing papahnya untuk pulang, tapi malah tetap di turutin.

Alex menghela napas berat,"Kalo trik gue dengan minta barang, bisa makin banyak koleksi gue."

Tak lama dari itu, suara notifikasi handphone Alex mengalihkan perhatiannya. Dengan semangat dia membukanya, berharap itu pesan dari Luna.

Namun saat dia membuka chat itu, wajahnya berubah muram. Ternyata dia salah chat itu bukan dari Luna, melainkan dari sang Mamah.

Alex membaca deretan chat,  yang tidak terlalu panjang itu.

Mamah

Sayang maaf ya mamah belum bisa pulang, itu udah mamah transfer ya buat kamu jajan love you sayang.
21.06

Iya love you to mah
21.08

Alex hanya bisa menghela napasnya, dia kembali mendapat kecewa,"Harusnya Lo tau ujung nya begini Lex, masih aja ngarep,"gerutunya.

Setelah mendapat pesan dari sang Mamah, dia  memutuskan untuk ke kamarnya.

***

Luna yang niat nya ingin tidur berakhir duduk di ruang tamu, dan kini Luna sedang bermanja-manja dengan sang Ayah.

Luna bersandar di dada bidang sang ayah, ini adalah posisi ternyaman yang selalu dia rindukan.

"Anak Ayah kenapa belum ngantuk?"

Luna semakin mencari posisi nyamannya, "Gak tau, belum ngantuk aja."

Tama tersenyum, tangannya terus mengelus rambut sang putri,"Gimana perasaan kamu sekarang hmm?"

Luna tau maksud dari pertanyaan ayahnya itu,"Fine Yah, selama ada kalian semua, aku akan baik-baik aja."

"Anak Ayah udah dewasa, ayah yakin kamu bisa menghadapi semuanya."

"Makasih Ayah aku yang paling hebat, selalu ada di samping putrinya yang manja ini."

Dengan gemas Tama mencium puncak kepala Luna,"Kamu akan selalu menjadi putri kecil Ayah."

"Alex itu orang nya baik ya?"ucap Tama, yang beralih ke topik lain.

"Iya, dia cukup baik."

"Dia itu, pacar kamu?"

Dengan cepat Luna menggeleng,"Sahabat yah, dia Kakak kelas aku,"jelas Luna.

My love Is My toxic Where stories live. Discover now