1

4.8K 270 49
                                    

Siang ini adalah hari terakhir Ranjani bekerja setelah kurang lebih satu tahun. Banyak faktor yang Ranjani sangat ingin keluar dari sini, yaitu lingkungan yang toxic dan embel-embel kekeluargaan.

Posisi Ranjani di Perusahaan Maxim yang bergerak dibidang Industri adalah sebagai staff pemasaran. Ia sudah bekerja kurang lebih satu tahun dengan masa percobaan tiga bulan.

Bulan pertama Ranjani masuk masih merasa nyaman dan enjoy, tetapi saat bulan berikutnya banyak sekali red flag perusahaan yang tidak bisa Ranjani terima.

Meskipun gaji di perusahaan ini cukup besar tetapi mental Ranjani belum kuat untuk menampungnya.

"Jani, beneran resign?" Ujar Salsa salah satu teman kantor yang satu ruangan dengannya.

"Iya sal, maaf banget ya," kata Ranjani sambil tersenyum kaku.

Sebenarnya ia sedikit berat keluar dari perusahaan ini karna Ranjani berpikir apakah ia akan mendapatkan tempat kerja yang gaji dan lingkungannya cocok dengan Ranjani.

"Doain ya semoga aku cepet dapet kerja lagi."

Setelah berpamitan dengan rekan-rekan seruangannya, Ranjani pun langsung membawa barang yang ada di atas meja miliknya.

"Apa aku coba daftar di perusahaan yang disaranin Akbar aja kali ya."

***

Ranjani memasuki apartmentnya lalu menata kembali barang yang ia bawa dari kantor. Setelah itu ia pun meregangkan tubuhnya yang semakin lama semakin cepat merasa pegal.

Meski begitu Ranjani selalu bersemangat untuk mencari pundi-pundi rupiah demi menghidupi dirinya sendiri.

Ternyata apartment yang dibelikan Raga untuknya sangat berguna untuk Ranjani. Bahkab Ranjani pun baru tau jika apartment tersebut sudah lunas cicilannya dibayarkan oleh Raga.

Teringat Raga ia jadi bertanya tanya tentang keadannya sekarang. Apakah Raga sudah mendapatkan pekerjaan di London? Atau mungkin ia sudah menikah di sana?

Mengingat semua itu membuat Ranjani tersenyum getir. Setelah kepergian Raga ke London, semua akses untuk menghubunginya sama sekali tidak bisa.

Bahkan media sosial Raga pun tidak pernah aktif semenjak itu. Dan kini sudah 4 tahun berlalu sama sekali tidak ada kabar dari Raga.

"Kayanya besok aku harus hubungin Akbar," kata Ranjani dalam hati.

Meskipun uang ditabungannya masih ada, tapi Ranjani harus tetap bekerja demi keberlangsungan hidupnya. Di umurnya yang sudah matang untuk menikah tetapi ia masih memikirkan bagaimana caranya ia bisa makan sampai besok.

Ranjani pun mengambil handphone nya lalu menghubungi Akbar terkait posisi yang sedang dicari di perusahaan tersebut.

"Halo Akbar."

"Hi, Ran. Kenapa, tumben nelpon?"

"Aku mau tanya soal lowongan kerja di perusahaan kamu kerja, masih buka lamaran kan?"

"Oh masih, kebetulan lagi butuh sekretaris, Ran. Lo mau nyoba?"

"Wah sekretaris ya? Aku kurang pede bar kalo diposisi itu."

"Jangan minder, lagian lo udah banyak pengalaman kerja sama intern kan, siapa tau lolos. Di perusahaan gw gajinya lumayan, apalagi sekretaris."

"Boleh share form nya ga?"

"Boleh, nanti gw share ya."

"Oke, makasih ya."

"Sama-sama, Ran."

Second ChanceWhere stories live. Discover now