BAGIAN 16

19 4 0
                                    

Semuanya terlihat serius sekarang. Jake duduk bersama Vale sedangkan Vele dipaksa duduk di sebelah Easter. Ini adalah kali pertama Vele diajak untuk ikut mendengarkan mengenai permasalahan di kerajaan.

Jake meletakkan sebuah bunga mawar di meja depan. Easter meneliti bunga tersebut dari jauh, sedangkan Vele nampak terkejut. Dia juga menemukan bunga mawar di perpustakaan tadi, tapi dia tak membawanya dan membiarkan bunga tersebut di sana.

"Kami menemukannya di sudut lapangan. Tergeletak di bawah pohon mangga. Saya mengira ini adalah isyarat dari Gerry, Raja."

Dua kali nama Gerry disebut. Tapi, baik Vele ataupun Vale, keduanya tak kenal.

"Tunggu. Siapa Gerry?" tanya Vele akhirnya. Vale mengangguk, pertanyaannya sama dengan sang kembaran.

"Gerry adalah orang yang menjadi dalang dari vampir-vampir brutal itu," jawab Easter dengan sedikit gerakan meremas pinggang sang mate. Vele sedikit tak nyaman. Entah kenapa setiap pria ini melakukan gerakan tak terduga membuat dirinya merasa blank.

"Seperti yang kita tahu, Raja. Bunga mawar hitam bukanlah pertanda baik. Bisa saja Gerry sengaja memberikan bunga ini dengan isyarat jika ia akan terus mengganggu dunia immortal. Yang dalam hal ini adalah dia ingin mengganggu kerajaan kita lebih dulu," papar Jake.

"Aku ingin segera bertemu dengan bajingann itu dan langsung melenyapkannya," sahut Easter.

"Aku ingin mengatakan sesuatu juga," potong Vele membuat atensi ketiganya tertuju kepada gadis ini. "Tadi di perpustakaan aku juga melihat bunga seperti ini. Lebih tepatnya di atas buku yang aku baca. Awalnya aku mendengar suara, tetapi ketika aku cek tak ada siapa pun. Dan ketika aku kembali, bunganya sudah ada di sana," cerita Vele.

"Mulai besok kamu tidak perlu ke perpustakaan lagi," perintah Easter.

"Kenapa? Ada masih banyak buku yang harus aku baca di sana," balas Vele.

"Turuti perintahku. Bawa saja bukunya ke sini," kata Easter tegas yang tak ingin dibantah. Vele menunduk lesu.

"Baiklah."

Melihat interaksi keduanya membuat Vale sedikit lega. Perlahan sepertinya Easter bisa mengubah sosok Vele. Yang dulunya keras kepala dan tak suka diatur, perlahan kembarannya ini tahu posisinya sebagai apa.

"Jake, perketat keamanan istana. Jangan beri celah Gerry untuk masuk dan berbuat macam-macam lagi," titah Easter kepada Jake. Jake pun mengangguk paham.

Jake dan Vale pun berdiri. Keduanya berpamitan untuk pergi. Vele dengan langkah kecilnya hendak mengikuti Vale, namun lagi dan lagi Easter mencegahnya.

"Aku tidak mengijinkanmu pergi," bisik Easter tepat di telinga Vele. Gadis itu merasa geli di bagian sana.

"A-aku mau ke kamar. Ini sudah sore, aku harus mandi," jelas Vele sedikit gugup. Skinship yang Easter lakukan terlalu sering, dan itu tidak baik bagi jantungnya.

"Ide bagus. Bagaimana jika mandi bersama untuk menghemat waktu?" usul Easter.

Vele langsung berbalik dan menjaga jarak beberapa langkah dari pria itu. "Semakin hari pikiranmu semakin mesuum saja. Menyebalkan," cecar Vele.

Easter tertawa ringan. "Dengan mate ku sendiri apakah itu salah?" tanya Easter. Vele memutar bola matanya malas.

"Lebih baik aku pergi sekarang," putus gadis ini yang berbalik menuju ke pintu keluar.

"Jangan lupa untuk melanjutkan kegiatan kita yang tertunda tadi, Sayang," teriak Easter. Vele menutup kedua telinganya. Dia tak ingin mendengar hal lebih lagi. Pria itu nampak senang ketika bisa menggoda sang mate. Ya, ini menjadi hiburan tersendiri.

DOUBLE V ✔Where stories live. Discover now