BAGIAN 23

9 1 0
                                    


Yang tidak bisa Easter hindari adalah kehadiran Vele di sini. Tentu mate nya akan mengikuti Vale ke sini. Dan Easter tidak bisa menunda lagi sekarang.

Vele duduk tepat di sebelah Vale. Sejujurnya dia ingin melihat dan mendengar apa yang ingin Easter bicarakan dengan sang kembaran.

"Aku memintamu datang ke sini untuk bertanya sesuatu, Vale. Aku harap kamu bisa bicara dengan jujur kepadaku," ujar Easter mengawali. Kenapa Vele merasa suasana sedikit tegang di sini?

"Apakah benar jika kamu pernah bertemu dan mengatahui di mana Gerry bersembuyi?"

Kedua gadis itu nampak terkejut dengan pertanyaan yang Easter layangkan. Vele melirik ke tempat Vale duduk. Gadis itu terlihat menunduk. Vele tahu jika Vale pasti bingung harus menjawab seperti apa. Lantas, inilah saat bagi Vele untuk maju.

"Easter. Bukankah tidak seharusnya kamu bertanya langsung seperti itu? Vale sedikit terguncang dengan pertanyaanmu sekarang," sela Vele membuat atensi semuanya beralih pada gadis ini.

"Di sini aku sedang bertindak sebagai seorang raja. Hal ini harus aku selesaikan, dan jawaban Vale sangat aku butuhkan," jawab Easter dengan tegas meski kepada sang mate.

Vale menarik tangan Vele, mengkode saudaranya untuk diam saja. Vale mencoba memberanikan diri menyelesaikan segala hal yang menyangkut akan dirinya.

Gadis itu berdiri, menunduk hormat pada sosok Easter di depan sana. "Sebelum saya menjelaskan semuanya, pertama-tama saya ingin meminta maaf kepada Anda dan Jake, Raja. Saya benar-benar minta maaf karena sudah membohongi kalian semua. Saya tak bermaksud berbohong saat itu. Hanya saja, saya tak ingin semuanya menjadi bertambah buruk," ungkap Vale.

"Mungki jika kamu jujur sejak awal, kita bisa segera menangkap dia, Vale," sahut Easter yang dibenarkan oleh gadis ini. "Apa saja yang kamu bicarakan dengannya saat itu? Aku harap kamu tidak menutupi apa pun dariku setelah ini."

"Baik, Raja. Saat dia membawaku pergi, dia hanya memintaku untuk bergabung dengannya. Dia mengatakan jika dia ingin menggantikan Anda sebagai raja di dunia ini. Tapi, saya sama sekali tidak tertarik dan menolak ajakannya, Raja. Kesetiaan saya hanya terletak pada Anda," terang Vale. Meskipun tadinya khawatir, tetapi Vele tampak lega ketika Vale mau jujur dengan semuanya.

Easter mengangguk paham. "Untuk tempat persembunyian bagaimana? Apakah kamu tahu di mana dia tinggal?"

Vale tak langsung menjawab, dia dalam keraguan. Padahal baru beberapa detik yang lalu gadis ini mengatakan jika kesetiaannya hanya terletak pada Easter. "Maaf, Raja. Saya tidak mengetahuinya," putus Vele akhirnya.

Easter dan Jake pun mengangguk paham. Meskipun mereka belum tau di mana Gerry bersembunyi, tetapi setidaknya mereka tau tujuan pria itu melakukan ini semua.

"Jake. Antarkan Vale kembali ke kamarnya," perintah Easter langsung. Jake menunduk hormat dan langsung berjalan lebih dulu diikuti oleh Vale di belakang.

"Apakah kamu mencurigai, Vale sekarang?" sembur Vele secara langsung, tepat ketika Jake dan Vale sudahpergi dan hilang di balik pintu.

"Aku hanya ingin memastikan saja," jawab Easter yang mana dengan langkah pelan menghampiri mate nya itu.

"Aku sudah bicara dengannya tadi. Dan dia sudah mengaku jika bertemu dengan Gerry. Aku sama sekali tak menyalahkan dia. Vale hanya korban di sini. Yang aku takutkan hanya satu, Gerry berhasil mempengaruhi Vale tentang mereka yang memiliki persamaan di sini," kata Vele lagi.

Easter mengernyit. "Apa lagi yang kamu ketahui tentang Vale dan Gerry?" tanya Easter lebih lanjut.

Vele menggeleng. "Tidak banyak. Aku hanya tahu Gerry menginginkan tahta ini. Dia juga menginginkan Vele dibebaskan, tapi aku sudah menjelaskan segalanya pada pria itu. Meskipun aku juga tak tega melihat Vale terkurung di kerajaan ini."

Easter langsung memegang kedua bahu Vele, tidak terlalu kuat memang, tetapi mampu membuat gadis ini terkejut. "Jadi ... saat kamu hilang di hutan, kamu mengingat apa yang terjadi padamu saat itu?" tanyanya. Vele ingin merutuki kebodohannya. Padahal tadinya dia menjelaskan pada Easter jika dia tak ingat apa pun. Sial. "Vele. Jawab pertanyaanku," desak Easter.

Vele menelan ludahnya dengan susah payah. "A-aku. Aku bertemu dengannya. Dia yang membawaku dalam kabut itu. Aku kira dia adalah kamu," ungkap Vele yang tentu tak bisa berbohong lagi.

Easter menarik Vele ke dalam pelukannya. Gerakan tiba-tiba ini membuat Vele terkejut di tempatnya. "Apakah dia menyakitimu?" tanya Easter.

Gadis itu menggeleng sembari membalas pelukan mate nya. Ini terasa nyaman sekarang. "Dia tidak melakukan apa pun padaku. Dia hanya berbicara saja saat itu," jelas Vele. Easter bernapas lega, meskipun dia masih dengan kewaspadaan di sini.

"Jika dia berani menyentuhmu, aku siap untuk menghukumnya saat itu juga," kata Easter dengan penuh keyakinan. Vele mengangguk, dia tahu pria ini akan bertindak tegas.

Easter melepaskan pelukannya, begitu juga dengan Vele. Dia menatap dalam sang mate di sana.

"Easter, bolehkah aku berbicara mengenai Vale?" ujar gadis ini kemudian. Easter mengangguk. "Bolehkah jika di kamar saja? Aku takut ada yang mendengar obrolan kita. Dan juga, aku masih sedikit lelah sekarang."

Easter setuju. Dengan segera dia menggandeng Vele untuk keluar ruangan menuju ke kamar keduanya.

"Terima kasih, Jake, sudah mengantarku," ucap Vale. Dia tak mengerti kenapa pria ini repot-repot selalu mengantarnya ke kamar. Padahal Vale sudah hapal jalan menuju ke kamarnya.

"Sama-sama. Istirahatlah. Besok kita akan kembali melakukan latihan," ungkap Jake. Vale mengangguk setuju. Di dalam kepalanya, Cesse sudah meraung ingin segera berlarian ke sana ke mari.

"Jake. Aku ingin bertanya sesuatu. Jika aku ijin kepada Raja untuk ke rumahku apakah boleh? Ada beberapa barang yang harus aku ambil di sana."

Jake terdiam, hanya Easter yang bisa memutuskan segalanya mengenai gadis ini. "Kenapa barusan kamu tidak langsung bicara dengannya?"

"Aku takut. Sepertinya Raja kurang memiliki mood yang baik setelah hilangnya Vele di hutan."

"Nanti aku akan coba bertanya kepada Raja," putus Jake. Vale tersenyum hangat. Dia tahu Jake pasti akan membantunya di sini.

Vele sendiri sudah berbaring di tempat tidurnya. Easter malah terlihat sibuk mondar-mandir di sana, membuat Vele menjadi pusing dibuatnya.

"Berhentilah bergerak ke sana ke mari, Easter. Kamu membuat kepalaku pusing sekarang," cerca Vele. Easter mengalah, pria itu menuju ke ranjang, dan mulai masuk ke dalam selimut. Sama seperti yang Vele lakukan sejak tadi.

Vele langsung membenamkan wajahnya di dada Easter. Sepertinya gadis ini sudah tak malu lagi bersikap manja kepada Easter. "Bukankah tadi kamu berkata ingin mengatakan sesuatu? Kita sudah ada di dalam kamar, jadi tak akan ada yang mendengar percakapan kita," tanya Easter.

Vele sedikit menjauhkan kepalanya. Wajahnya berhadapan langsung dengan dadda milik Easter, tentunya masih terbalut kain di sana. Gadis itu menyentuh area itu, membuat Easter sedikit menggeram. Terdengar kecil sehingga Vele tak menyadarinya.

"Bolehkah dua atau tiga hari kita memberikan Vale kebebasan untuk kembali ke wilayah werewolf?"

Pikiran Easter kembi fokus ketika menyadari pembicaraan mereka terdengar serius, tetapi Vele malah mempermainkannya sekarang. Easter menangkap tangan gadis itu yang nakal, Vele terkejut di sana.

"Kita tidak bisa menanggung resiko untuk Vale, Sayang," jawab Easter. Tentu Vele bertanya tentang ini agar dia tak gelisah. Perkataan Gerry benar-benar mengganggunya. Dia sama sekali tak bermaksud jahat kepada Vale dengan tak membiarkan gadis itu pergi dari kerajaan ini.

"Aku ingin melihat dia bahagia. Bisa saja kembalinya dia ke wilayah werewolf membuatnya bertemu dengan mate sejatinya."

"Bagaimana jika dia bertemu mate orang lain? Maka dia akan terkena masalah. Aku serius, Vele. Jika berita mengenai cacatnya Vale tersebar, maka orang-orang menginginkan saudaramu dihukum mati. Dia ancaman bagi orang-orang yang memiliki mate," ungkap Easter.

Vele terlihat sedih, Easter tentu tak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanya tetap membuat Vale berada di dalam istana ini.

"Aku takut dia membenciku atau membenci kita jika tahu semuanya, Easter. Apakah kamu tidak tahu jika Gerry mulai mempengaruhi pikirannya? Dia tadi bercerita kepadaku. Dan aku cepat memberikan dia nasihat untuk tak terpengaruh kepada perkataan Gerry," ungkap Vele.

"Aku memang bisa membuat Vale percaya sekarang. Tetapi, bagaimana dengan nanti? Ketika dia tau semuanya, maka dia akan benar-benar membenciku," lanjut gadis ini penuh dengan kekhawatiran dan kesedihan.

Easter memeluk tubuh mungil sang mate dari samping. "Ikatan saudara tidak bisa dipisahkan oleh apa pun. Meskipun Vale sekarang belum tau mengenai apa yang terjadi pada dirinya, lambat laut dia pasti akan tau dan mengerti. Di saat itu dia paham kenapa kita semua melakukan ini padanya," papar Easter.

Tapi, Vele masih saja gelisah. Bahkan ketika dia bercerita seperti ini kepada Easter membuatnya terlihat seperti pengkhianat.

Vale baru saja akan menutup kedua matanya. Namun, itu semua ia urungkan setelah jendela kamar yang ia tempati tiba-tiba terbuka. Gadis itu menyibakkan selimutnya dan turun dari ranjang. Seingatnya dia sudah menutup jendela dengan rapat.

Vale melihat di luar sangatlah gelap, dan kerajaan ini di kelilingi oleh hutan dan hanya ada satu jalan yang menuju ke wilayah desa sekitar.

"Apakah kau tidak lelah berada di sini, Nona?"

Hampir saja Vale berterik karena terkejut mendengar suara orang lain di dalam kamarnya. Gadis itu hanya mampu menutup mulutnya ketika menyadari jika Gerry kembali datang diam-diam ke kamarnya lagi.

"Yak! Kenapa kau selalu datang dan mengagetkanku?! Dan juga kenapa kau menemuiku lagi? Keputusanku tetap sama, aku tidak ingin bergabung denganmu."

Kata penolakan langsung Vale layangkan. Gerry tertawa di tempatnya. Gadis yang unik menurutnya. Dia berjalan mendekati Vale dan menyisakan beberapa meter di antara keduanya.

"Sudah aku bilang jika kamu boleh menemuiku jika berubah pikiran. Saat ini aku hanya ingin sekedar berkunjung. Di dalam hutan aku tidak memiliki teman. Menurutku berkunjung ke tempatmu bukanlah ide yang buruk," seloroh Gerry dengan santai.

"Aku bukanlah temanmu! Dan aku juga tak ingin berteman dengan orang sepertimu," sembur Vale. Lagi dan lagi Gerry tertawa mendengar penolakan Vale yang terlalu cepat menurutnya. "Kau harus segera pergi dari sini sebelum Jake datang dan tahu jika kau ada di sini," sambung Vale kembali.

"Lihatlah, Vale. Aku tau kau khawatir kepadaku. Tunggu dulu, biar aku tebak sesuatu. Kau tidak memberitahu raja dan ratu di mana aku bersembunyi, kan?"

Vale terdiam. Dia memang tak memberitahu hal itu. "Sudah aku duga. Diam-diam kau pasti memikirkan apa yang aku katakan. Jauh di dalam hatimu kau juga ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Kau juga ingin membuktikan apa yang aku katakan adalah benar atau tidak. Aku tau jika suatu hari nanti kau berubah pikiran, Vale," sahut Gerry.

"Tutup mulutmu itu, Gerry. Jangan kau pikir aku melakukan ini semua karena mempertimbangkan ajakanmu. Tidak. Aku tidak perlu berpikir dua kali untuk menolak orang sepertimu. Karena kesetiaanku hanyalah pada raja dan ratu di sini," ujar Vale penuh keyakinan.

Mata Gerry berkilat marah, tetapi dia mampu mengendalikan emosi dalam dirinya. "Aku hanya ingin mengobrol denganmu, tetapi sepertinya kau sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Baiklah, aku akan pergi sekarang. Tidurlah yang nyenyak, dan selamat menikmati dunia kerajaan yang pada dasarnya adalah penjara untukmu, Vale."

DOUBLE V ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon