hari pertama

604 21 0
                                    

"Apa saya boleh meminta tolong?" Biru mengangkat kepalanya, perempuan itu mengangguk, menunggu seseorang yang mengajaknya bicara melanjutkan perkataannya "jangan tambahkan terlalu banyak gula di kopi saya"  Biru mengangguk.

Berjalan menuju meja sang suami, ia mengambil kopi yg baru saja dia buat lalu membawanya ke dapur, sesegera mungkin membuat kopi baru yang pas dengan lidah suaminya.

"Terimakasih" Biru mengangguk, perempuan itu melanjutkan pekerjaannya melipat pakaian yang dia bawa dari rumah untuk di letakkan di lemarinya.

"Sayang ka--"

Uhuk.. uhuk..

Shaka menepuk-nepuk dadanya, istrinya ini jarang bicara tapi sekalinya bicara membuat jantungan "kamu bilang apa?" Tanya Shaka meminta pengulangan.

"Sayang kamu mau a--"

"Kamu bilang apa?"

"Sayang ka--"

"Kamu benar-benar memanggil saya sayang?"

"Sayang tuli ya?" Tanya Biru datar, sedatar mimik wajahnya sekarang. Shaka menggeleng "sayang kamu mau aku masakin apa? Sayang suka makan apa? Aku mau nanya mama mertua tapi mereka sudah kembali keluar negeri. Jadi karena kamu belum berangkat kerja sekalian aja aku tanya" lagi, Shaka terdiam, sejak hari pernikahan dan tadi malam Biru sama sekali tidak berbicara, bahkan Shaka ragu untuk mengajak perempuan itu melakukan hal yang seharusnya di lakukan suami istri, dia pikir Biru butuh waktu atau sedang marah padanya.

"Apapun asal jangan terlalu manis" sudah, Biru kembali ke pengaturan awalnya. Seperti robot, tanpa suara.

"Aku berangkat dulu ya" Biru mengambil tangan Shaka membuat laki-laki itu menarik tangannya.

"Kenapa?"

"Salim" Shaka menyerahkan tangannya, selanjutnya Biru mendekat dan berjinjit lalu mengecup bibir Shaka "selamat bekerja sayang" Shaka mematung, jantung nya berdegup sangat kencang, apakah dia menikahi manusia dengan kepribadian ganda?

"Ru? Kamu belajar ini dari mana?"

"YouTube" jawabnya datar.

"Apa kamu sudah biasa mencium laki-laki seperti itu?" Biru menggeleng.

"Sayang yang pertama"

"Hm, baiklah. Ini" Shaka menyerahkan gelas kopinya yang sudah kosong pada Biru.

"Sayang pulangnya jangan terlalu malam, kita makan bersama lalu setelahnya..." Biru membuka genggaman tangannya, Shaka terkekeh, lihat dia mencatat ilmu yang di ajarkan aplikasi itu ".. sayang bisa makan aku semalaman" lanjutan itu membuat Shaka terdiam, otaknya sudah berpikir yang tidak-tidak. Aplikasi jenis apa itu? Istrinya ini otaknya sudah di racuni aplikasi. Sebaiknya Shaka harus cepat-cepat ke kantor kalau tidak dia bisa menerkam manusia polos dengan wajah datar itu sekarang juga. Biru terlalu menggemaskan.

Melihat suaminya yang melenggang pergi, Biru berlari, langkah Shaka terlalu besar, dia berlari sedang laki-laki itu hanya melangkah "tunggu..."

Shaka berbalik "kenapa? Kenapa berlari?"

"Sayang, i love you"

Arghh bisa gila aku. Shaka tersenyum "seharusnya saya yang bilang begitu, i love you istriku. Saya pergi kerja dulu ya, ada yang kamu mau? Nanti saya bawakan saat pulang" Biru menggeleng.

"I love you too"

----

Shaka tercengang melihat rumahnya bersih dan rapi, sementara itu Biru tertidur di sofa. Perempuan itu terlihat kelelahan "ru" panggil Shaka pelan.

"Selamat datang di rumah sayang" Biru mengusap matanya "apakah aku cantik?" Astaga, Shaka baru pulang dan Biru sudah bertanya hal yang tidak di duga, Shaka mengangguk. Perkiraannya tentang Biru adalah robot salah besar, perempuan itu seperti bocah yang ingin tau banyak, bawel.

"Aku memasak, apakah kamu lapar?" Shaka lupa, dia sudah terlanjur banyak makan di restauran karena tadi ada rapat juga. Dia menggeleng.

"Maaf Ru, saya sudah makan" Biru mengangguk.

"Lepas baju kamu"

"Eh"  melihat suaminya yang terkejut, Biru melepas paksa baju suaminya "sudah Ru, apa yang mau kamu lakukan?" ini seperti pencabulan bocil pada orang tua.

"melepas baju sayang, lalu memandi--"

"ahhh.. sudah Biru, saya tidak tahan. Saya bisa mandi sendiri" dengan muka memerah, Shaka yang berantakan karena ulah Biru, bergegas membersihkan diri.

Setelah selesai, Shaka masuk kamar. Laki-laki itu mengerjakan pekerjaan kantornya yang belum beres "kemana Biru?" Tanya Shaka memperhatikan jam tangannya. Tidak sadar ini sudah tengah malam, sang istri belum juga ke kamar.

Menutup laptop, Shaka mencari istrinya ke dapur. Kosong tidak ada siapapun, lalu Shaka menuju ruang tamu lalu melihat  sang istri tertidur dengan beberapa bungkus es krim yang sudah habis dan siaran televisi yang masih menyala, menayangkan Spongebob, kartun yang baru dia tahu disukai Biru.

Dengan hati-hati Shaka menaruh tangan di lipatan kaki dab leher Biru, lalu mengangkat tubuh istrinya yang ringan itu ke dalam kamar.

Jangan khilaf Ka.

Tidak apa-apa bukannya sudah sah?.

Masalahnya kalau aku menerkamnya sekarang, aku seperti pedofil gila yang mencabuli gadis tidak berdosa ini, lihat wajahnya sangat polos.

Sedikit akal sehat Shaka berfungsi, laki-laki itu buru-buru memberikan selimut pada istrinya dan dirinya "selamat tidur tuan putri" bisiknya pelan. Benar-benar indah Biru ini, cantik, putih, hanya saja senyumannya sulit dilihat. Shaka menarik nafas pelan lalu membaca doa sebelum tidur.

"Semoga hari selanjutnya lebih berwarna di pernikahan kami"

BiruWhere stories live. Discover now