TRAUMA | 08

236 45 0
                                    

Kay menghembuskan nafasnya kemudian duduk disebuah gazebo kosong dan meletakkan keranjang dagangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kay menghembuskan nafasnya kemudian duduk disebuah gazebo kosong dan meletakkan keranjang dagangannya. Sudah dua kali ia berkeliling fakultas mipa namun tak menemukan sosok yang dicarinya.

Sudah dua hari semenjak kejadian itu, dia tidak bertemu dengan Yogan, terakhir adalah waktu Kay masak dirumahnya, itupun Yogan hanya membantu sedikit kemudian kabur kerumah Aji dengan alasan harus mengurusi projeknya. Bahkan waktu itu Kay pulang diantar bundanya. Ingat saat terakhir kali Kay mengajak jalan-jalan sebelum kerumahnya? Yogan menolak.

Kay tahu ini akan terjadi, pemuda itu mungkin akan menjauhinya setelah ia menolaknya. Tapi sebenarnya Kay tidak pernah menolaknya, ia hanya ingin menjelaskan bahwa dirinya belum siap menerima orang lain namun Yogan memotongnya dan pergi begitu saja. Pemuda itu juga tak memberikan kesempatan untuk Kay menjelaskan, itulah mengapa dia berada disini untuk menjelaskannya.

Lewat chat? Tidak ada balasan sama sekali semenjak hari itu. Parahnya, ia tidak bertanya pada Juna padahal mereka sempat berada dikelas yang sama.

"Kay!" ia menoleh ketika mendengar namanya terpanggil.

"Iya, Sel?"

Gisella berlari kecil kearahnya, "Lo dicariin daritadi ternyata disini. Btw, lo jualan sampe kesini?" tanyanya diakhir.

Kay menggeleng, "Engga, aku nyari Yogan." jawabnya jujur.

"Nyari Yogan? Lo gatau? Dia gada kelas hari ini, lagi di studio ngurusin projeknya." jelas Gisella yang membuat Kay mengernyitkan dahinya. Pantas saja dia tidak menemukan Yogan setelah berkeliling FMIPA sebanyak dua kali. Tapi minggu lalu dihari yang sama, pemuda itu datang ke kampus dan bertemu dengannya.

"Kamu kenapa nyariin aku?" tanya Kay yang berusaha mengalihkan pembicaraan sebab Gisella menunjukkan raut muka curiga. Ia tak mau yang lainnya tahu soal dirinya dan Yogan.

"Oh iya, hampir lupa. Kita berdua dapet pekerjaan dari Lia dan Yesha. Ini undangan ulang tahun Yesha dan ini brosur nail art Lia. Kalo ada yang beli jajan lo, kasih juga dua ini, yang ga beli juga. Karena lo anak FEB, jadi bagian lo di FEB sama FISIP yang gedungnya sebelahan. Tapi besok aja, ini udah sore, kampus udah sepi. Tadinya nyuruh Aji, Juna, sama Yogan, tapi mereka gamau." jelas Gisella sambil memberikan dua bungkus kertas-kertas yang memang agak berat. Karena keranjang Kay hanya tersisa sekitar 5 jajanan, akhirnya Gisella meletakkannya disana.

Sepertinya undangan ulang tahun Yesha dan brosur bisnis nail art Lia baru saja diprint sebab masih terasa panasnya dan tertata rapi.

"Yaudah, gue pergi dulu ya." pamit Gisella yang dengan santainya menyomot satu jajanan Kay. Ia hanya tertawa menanggapi.

Setelah kepergian Gisella, Kay pun bangkit kemudian pergi ke parkiran sepedanya. Lebih baik dia pulang.

 Lebih baik dia pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRAUMA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang