Natal tidak selalu menjadi momen spesial bagi sebagian orang. Jika di luar sana mereka merayakan natal penuh suka cita bersama keluarga, kawan atau kekasih, tidak dengan Jisoo. Dia akan menghabiskan malam nantal hingga satu minggu mendatang hanya di dalam rumah."Kau yakin tidak mau ikut?" tanya Irene pada Jisoo. Beliau dan sang suami sudah rapi hendak menghadiri acara keluarga yang setiap natal di selenggarakan di rumah kakek.
Dengan santainya Jisoo menggeleng. "Tidak ada yang dekat denganku di sana. Mereka hanya akan mengolokku seperti biasanya."
Irene mengusap pipi sang putri seraya tersenyum tipis. "Oke kalau kau tidak mau ikut. Ibu tidak akan memaksa."
Irene melepas usapan tangannya lantas menatap sendu pada suaminya yang sudah menunggu di ambang pintu. Perlahan, Irene menggeleng menandakan Jisoo tidak akan ikut lagi tahun ini.
Ya, Jisoo memilih berdiam diri selama natal datang tiga tahun ini. Bagi Jisoo, tidak ada orang baik di luar sana yang bisa menerima kondisinya saat ini. Berat badan yang naik 10 kg, pipi sedikit chubby, dan kaca mata bundar bertengger di pangkal hidung, selalu menjadi cemoohan orang-orang di luar sana.
Jisoo semakin tahu, tidak ada orang tulus di dunia ini kecuali kedua orang tuanya, dan Joshua yang tak lain adalah kekasihnya saat ini.
"Kau yakin, Sayang?" Irene memastikan lagi sebelum benar-benar pergi.
Jisoo mengangguk. "Biasanya aku memang nggak ikut, kan?"
Seokjin ikut bicara, "Tapi tahun ini ayah dan ibu cukup lama di sana. Mungkin kita akan satu bulan di rumah kakekmu."
Jisoo angkat bahu dan sedikit memiringkan kepala. "Its okay. Ill be fine, Mom, Dad."
Irene dan Seokjin saling tatap dan kemudian terdengar helaan napas. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil sementara Jisoo hanya tersenyum melambaikan tangan dari ambang pintu.
Setelah mobil ayah dan ibunya melaju di antara salju putih yang berjatuhan, Jisoo merasa ada yang tengah memperhatikan dirinya dari ke jauhan.
Dan saat menoleh ke arah samping, Jisoo mendapati seorang cowok yang tengah bertengger di teras rumah sambil melipat ke dua tangan.
Tatapan jauh itu, membuat Jisoo merasa risih. "Cowok aneh," sungutnya sebelum kembali masuk ke dalam rumah.
Suasana di luar sana begitu dingin. Salju yang berjatuhan bahkan terlihat hampir menutupi jalan dan juga pepohonan yang berderet pada setiap tepian jalanan kompleks.
Tbc.
Next???
Vote and Komen untuk lanjutt!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
First Kiss [End]
Fanfiction[Follow dulu sebelum membaca] Hampir setiap akhir tahun, Jisoo selalu menghabiskan waktunya di rumah. Dia tidak terlalu peduli pada orang-orang karena menurutnya mereka hanya bisa mengolok-olok dirinya. Sampai suatu ketika, Jisoo harus menghadapi a...