Truth or Dare

791 70 35
                                    

Sesuai janji author kemarin yaa, ini author up double 2 haru berturut-turut

Yuk spam komen yang positif biar authornya makin semangat nih karna next part bakal ada adegan panasnya

Coba tebak kira-kira adegan panasnya antara

Keesha-Edgar

Keesha-Nichole

Atau

Keesha sama yang lain?


Study tour sudah berjalan selama 2 hari. Hari ini adalah hari ketiga, hari terakhir mereka berada di Bali. Tentu saja semua murid memanfaatkannya dengan bersenang-senang. Apalagi para guru pembimbing memang memberikan waktu free di hari terakhir ini untuk mereka yang mau berbelanja, berkeliling melihat-lihat wilayah Bali yang belum mereka jangkau atau buat mereka yang punya kekasih ingin berjalan-jalan di sekitar pantai.

Opsi terakhir adalah yang dilakukan oleh anak kelas 12 IPA 1 yaitu kelas Keesha dan Edgar. Dan sesuai rencana, kelas Adrian dan Jordan juga ikut serta disana. Mereka sengaja menggabungkan kedua kelas itu untuk menjalankan misi terakhir mereka. Ini adalah langkah paling penting untuk kembali menyatukan Keesha dan Edgar.

Setelah kejadian perkelahian antara Edgar dan Nichole kemarin, hubungan antara Keesha dan Edgar semakin dingin saja. Keesha dengan dunianya bersama Nichole yang terlihat semakin dekat, dan Edgar dengan segala egonya.

"Yang bisa nyalain api unggun pake batu gak perlu ikut main TOD," ujar Jordan dengan suara lantang.

Reagan beringsut ke dekat Resha. "Kalo nih cewek main gua juga main."

Semua sontak bersorak heboh mendengar celetukan sang ahli futsal itu. Keduanya memang terlihat sedang dekat sejak awal kelas 12. Entah apa hubungannya. Entah TTM atau friendzone.

"Najis lo," sahut Resha malas. Reagan tidak menanggapi. Ia hanya sibuk mesam-mesem gak jelas sambil melihat wajah Resha dari samping.

Levin menyingkirkan tubuh Reagan yang sedang duduk menggunakan lututnya. "Minggir lo bau anyir."

Melihat itu dengan cepat Rafa melemparkan batu kecil pada Levin. "Ikut main lo anjing. Jangan nyalain api."

Mendengarkan itu Levin mendecak. "Ribet banget elah." Ia menoleh ke kiri dan kanan. "Rud mending lo aja yang nyalain," suruhnya pada Rudi, murid yang introvert dikelasnya.

Sontak saja Rudi menggeleng keras. "Gue gak bisa. Kalian aja," tolaknya panik.

"Sambil baca-baca apa kek biar nyala, lo kan pinter. Udah buruan daripada lo ikut maen TOD?" Ancam Rio.

Diam-diam Rudi membenarkan dalam hati. Ia lebih memilih dipandang banyak orang karna menyalakan api daripada harus ikut TOD dan mendapat dare gila yang gak masuk akal. Akhirnya ia pun mengangguk manut.

Baru saja Rudi hendak berdiri, tiba-tiba Edgar datang dari arah belakang.

"Gua aja." Edgar langsung mengambil alih batu dari tangan Bobby yang sedang memainkannya asal.

Rio yang sedari tadi tengah menyiapkan berbagai tantangan untuk lawan mainnya pun menoleh kaget mendengar suara sobatnya itu. Pandangannya beralih pada Adrian yang terlihat mengacak rambutnya frustasi.

"Lo ikut nyet. Gak sudi banget gua main ginian di iringin sama petikan lo," ujar Levin mencoba senatural mungkin.

Edgar tidak peduli. Ia tetap mencoba menggosokkan 2 buah batu agar menjadi api. "Gua gak mood."

BackstreetWhere stories live. Discover now