Aku Cemburuan Soalnya

464 89 23
                                    

oOo

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

oOo

 
     "Aku Jum'at ke Paris, nanti masalah bekal buat kamu, aku kasih resep ke Mbak Nia, ya."

     Kegiatan menyisir Tama seperkian detik terhenti, sebelum beberapa detik kemudian ia mulai lagi. Dengan dahi mengerut, dan bibir mengerucut mematri pada wajahnya, ia bersuara, "Jadinya sama siapa aja, sayang? Jeremy ikut, kah?"

     Dengan posisi setengah tidur, bahu menyandar pada railing ranjang, kedua tangan yang sibuk menggenggam benda pipih berlogo kan buah apel, kepala Raya menengadah sedikit, memandang sang Suami. Menggelengkan kepala, "aku bertiga fix-nya, sama Mbak Lani. Awalnya mau sama Jovan, cuman lupa kalau dia lagi ngambil cuti, istri nya mau lahiran."

    Berjalan mendekati sang Istri, sembari kepala memanggut mendengar jawaban yang baru saja Raya sampaikan. Tama ikut mendudukan diri di pinggiran kasur, tangan miliknya terulur memijat bagian kaki istri tercintanya. "Saranku, hotel gak usah sampe kepisah-pisah, sama Mbak Lani ataupun Tazkia. Intercon aja, gak usah yang macem-macem." Ujarnya.

      Mengangguk membenarkan ucapan Tama. "Aku sebenernya masih agak marah sama orang kantor yang nyiapin visit. Soalnya Tazkia highlight nya masih tentatif, soalnya terkahir mereka belum kasih waktu fix buat visit."

     Menghela nafas, mulut Raya kembali bersua, "aku cuman nyuruh Tazkia kasih tahu aja, bilang kalau memungkinkan mau nambah hari buat meeting, soalnya materi yang kita bawa banyak buat di discuss." Gerutunya.

     "Tazkia konfirmasi gak kalau udah ngomong apa yang kamu suruh ke tim?" Mendapati anggukan dari Raya, Tama tersenyum. "Ya udah, tunggu dulu aja. Yang penting kan tim kamu udah make sure poin-poin yang mau kamu bawa, gak usah dipikirin lagi ya, sayang."

     Selesai memijat kaki lembut sang Istri; kegiatan Tama jika sedang di rasa luang, memanjakan sang istri dengan apa yang dapat ia lakukan. Naik ke atas kasur, di samping Raya, menidurkan tubuh lelah nya. "Kamu disana berapa hari, sayang? Kalau misal ada apa-apa, mau makan ataupun apa gitu, telegram atau WhatsApp aku aja, ya. Aku order Uber Eats, nanti."

     Tertawa dengan tingkah perhatian suaminya ini, Raya mengusap pelan rambut hitam tebal milik Tama. "Apa, sih, kamu. Aku kan bisa order lewat room service, tapi kayaknya aku bakalan agak lambat pulang, nya. Laura, temen aku pas di kampus, ngasi undangan reuni gitu, kayaknya sih." Ujarnya dengan akhir kalimat tak yakin.

     Memandang Raya dengan tatapan aneh. Tama bertanya, "kok kayaknya sih, berarti udah fix reuni, kan, sayang? Bukannya kemarin kamu juga ngasih tahu, Jihan, ya."

     Membenarkan ucapan Tama. "Iya, aku gak yakin tuh karena kayaknya mau di adain house party, kamu tahu, kan, kalau aku agak kurang nyaman sama keramaian." Jawabnya.

     "Aku juga di hubungin Maxim lewat direct message Instagram, nyuruh aku buat dateng. Terkahiran di Paris, sebelum kembali lagi kerja, dia bilang katanya juga ini party kecil-kecilan." Lanjutnya

     "Jangan, deh, kalau gitu." Ujar Tama tiba-tiba. Alis Raya hampir bertaut; karena kening yang mengkerut. Ia sontak menoleh pada sosok yang sudah dari tadi pindah posisi menyamping kanan tertidur nya; menghadap ke arah Raya. "Maximilian kan yang kalau gak salah chat aku buat ngasih kamu, kalau ternyata aku gak bisa buat kamu bahagia. Orang ketiga dia, perusak hubungan rumah tangga."

       "Kamu ini..." Raya sedikit memukul bahu Tama kesal, ia menghela nafas pelan. "Itu kan gak serius Tama, dia bilang kan di akhir chat cuman bercanda? Masih aja di ungkit, lagian aku juga belum konfirmasi jadi atau enggak nya ikut party reuni ke Laura, gak usah negative thinking dulu, ya."

      Mendecakan lidah sebal, Tama berpindah posisi tidur lagi jadi terlentang, dengan tangan Raya yang masih mengusap bagian puncuk kepalanya. "Kamu sayang aku, kan?" Celetuk nya sesaat.

     Raya tersenyum, suaminya ini lucu jika sedang bertanya seperti ini, padahal jawabannya akan tetap sama. "Sayang, lah. Aku kan tahu effort kamu dapetin aku yang agak picky masalah cowok, Hahaha."

     "Kalau sayang aku, kamu jangan ikut ya, sayang." Balas Tama. Ia kembali memandang Raya yang sudah memiringkan kepala; tanda meminta penjelasan. "Nanti aku suruh Tazkia ajak kamu keliling Paris aja, daripada party reuni."

     "Memang kenapa, deh?" Raya bertanya iseng, meski sudah tahu jawaban yang akan diberikan sang Suami seperti apa.

     "Aku cemburuan soalnya."

oOo

Maaf, ya. Aku baru sempat untuk publikasi bab ke-lima karena kesibukan ku di depo farmasi kemarin, dan aku juga sedang menyiapkan project berikutnya, yang tak akan kurun waktu lama untuk di publikasi bab pertamanya, kira-kira siapa yang cocok untu ku sandingkan bersama Rosé? Ada saran?

MENIKAHOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz