Bab 4. Kota Zioya

17 2 40
                                    


Note : Pastikan kamu berada di tempat yang benar karena ini bukan tempat untuk homophobic. Typo mungkin terjadi, dan saat kamu menemukan nya, kamu bisa membuat laporan dengan klik kolom komentar ].

____________________________________________

Suara biip panjang berlangsung beberapa detik sebelum gelang komunikasi benar-benar mati. Sudut bibir Ying Yue bergerak liar, tidak tahu harus berduka atau bahagia. Jika telepon itu benar-benar tersambung, maka kemungkinan besar dia akan kembali ke rumah lebih cepat, tapi dengan kondisi yang sekarang Ying Yue masih cukup puas. Setidaknya tidak harus bertemu dengan 'pria besar' yang melamarnya.

Ying Yue menghela napas, menggendong Mo Hei di depan dadanya. Meneguhkan hati untuk pergi secepatnya ke kota terdekat. Nyatanya dari lokasi batu bercelah tempat mereka bermalam tidak terlalu jauh dari kota. Hanya berjarak sekitar lima kilometer, bahkan Ying Yue bisa melihat bayangan kota dari tempat ia berdiri.

Mengepak barang-barang yang perlu dibawa dan tentunya sekarung sampah berharga, Ying Yue menyuruh Mo Hai untuk mengucapkan selamat tinggal pada rumahnya. Mo Hai sedikit enggan, suaranya rendah saat menggosokkan kepala ke batu besar, tetapi dia tetap berbalik untuk mengikuti Ying Yue.

Ying Yue sedikit tertekan, mulai bercerita dan menjanjikan hal-hal apa saja yang bisa di dapatkan oleh anjing kecil itu jika mengikutinya ke kota tempat asalnya, itu janji yang lengkap, mulai dari tempat tidur hangat sampai makanan enak.

Perjalanan menuju kota mereka tempuh dalam waktu 2 jam. Kota itu memiliki nama Kota Zioya. Meski itu disebut kota, itu tidak seperti kota besar pada umumnya. Rata-rata tinggi bangunan hanya lima lantai, dan paling tinggi adalah 10 lantai. Namun itu juga perkantoran, tetapi wilayah komunitas dan apartemen kumuh. Lantai satu dan dua gedung pada umumnya didedikasikan untuk menjadi toko-toko sederhana, seperti gerai makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, sampai hiburan.

Ying Yue yang tidak ingin membuang banyak waktu, langsung pergi ke tempat penjualan barang bekas. Barang bekas itu juga masih cukup berharga dan dia mendapatkan enam puluh koin bintang. Cukup untuk makan selama tiga hari. Memegangi Mo Hai dan mencegahnya tersesat, Ying Yue berjalan ke toko elektronik untuk memperbaiki dan mereset ulang gelang komunikasinya.

Toko itu memiliki plat kayu yang dipernis dengan tinta hitam bertuliskan 'Toko Elektronik A-Fei'. Terdengar cukup asal-asalan, mungkin itu nama pemilik toko itu. Pemilik toko adalah kakek tua berjenggot lebat. Rambutnya sudah ditumbuhi uban secara keseluruhan, tetapi tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan. Itu masih terlihat tegap dan cukup sehat. Kakek itu menyapanya dengan dingin, "Mau membeli apa?"

Ying Yue sedikit terkejut karena tidak berpengalaman menghadapi orang yang sangat tidak ramah, "Aku tidak membeli, hanya memperbaiki." Mengatakan itu Ying Yue meletakkan gelang komunikasi di meja depan.

Kakek pemilik toko tidak banyak bicara, langsung duduk di seberang meja dan memperhatikan gelang komunikasi. "Ini bukan masalah besar, biaya perbaikannya adalah seratus koin bintang".

"S-seratus...?"

Kakek itu diam yang artinya 'iya'.

Menekan kantong yang baru berisi enam puluh koin bintang, Ying Yue merasakan depresi yang berat. Dia tidak tahu biaya hidup di bintang kumuh ini sangat tinggi! Melihat tuannya dalam suasana hati yang buruk, Mo Hei mengusapkan kepalanya ke ujung celana Ying Yue, menghibur dengan nada rendah. "Wuuu...."

"Tidak ada uang?" Mungkin menyadari ekspresi pelanggannya yang seperti menelan sepuluh lalat, kakek itu bertanya kepadanya.

Ying Yue hanya bisa mengangguk dalam diam.

Kakek itu mengangguk perlahan, lalu mulai mengambil perkakas. "Kenapa anak muda jaman sekarang begitu serius? Padahal aku hanya bercanda. Biayanya hanya delapan koin bintang."

"....." Tuan, wajah anda sama sekali tidak menunjukkan bahwa anda bercanda barusan!!!

Wajah Ying Yue berubah-ubah dari hitam menjadi merah menahan emosi. Untungnya biayanya masih sangat masuk akal dan dia tidak meledak dalam kemarahan.

Dengan demikian, kakek itu mulai memperbaiki gelang komunikasi. Itu tidak lama, tangannya yang cekatan berhasil memperbaikinya dalam waktu dua puluh menit. Dia mengulurkan gelang itu kehadapan Ying Yue. "Tekan sidik jarimu ke gelang ini".

Ying Yue tidak ragu untuk menekan jari nya ke gelang. Itu hal yang biasa untuk mengautentifikasi profil pemilik dan menjaga privasi dari pemilik gelang komunikasi. Setelah selesai kakek itu kembali menyerahkan gelang yang sudah diperbaiki.

"Lain kali jaga gelang itu baik-baik, jangan sampai terjatuh lagi atau itu akan rusak semakin parah..." Kakek itu bergumam sambil membersihkan peralatan perbaikannya.

"Ah, anda salah tuan. Ini bukan milik saya, saya menemukannya di tempat pembuangan".

"Apakah kau mencoba membodohi ku? Ini adalah gelang komunikasi terbaru yang hanya bisa mengautentifikasi sekali dalam masa pemakaian. Jika menggunakan identitas yang berbeda untuk autentikasi, gelang ini akan otomatis rusak! Anak muda jaman sekarang, berpikir bahwa mempermainkan orang tua adalah hal yang baik!" Kakek itu mendengus kesal mengekspresikan kemarahannya.

Ying Yue terdiam. '...jadi ini gelang ku? Lalu, orang yang menelponku tadi seharusnya kenalanku? Ah, sepertinya dia memanggil ku Xiao Ying...? Lalu untuk kembali tinggal menghubungi orang itu lagi! Kenapa mereset ulang gelang komunikasi ini!' Menunjukkan ekspresi yang lebih buruk dari pada menangis, Ying Yue bertanya dengan getir. "Tuan..tuan...bisakah data yang direset dikembalikan lagi...?"

Wajah kakek itu memerah dalam kecepatan yang dapat dilihat dengan mata telanjang, "Persetan, tentu saja tidak bisa! Anak SD bahkan tahu kalau data yang direset dari gelang akan dimusnahkan selamanya! Berikan aku bayaran dan pergi dari tokoku! Kau bocah bau membuat tekanan darahku hampir meledak!!"

Ngeri dengan ekspresi kakek pemilik toko, Ying Yue melompat ketakutan. Meletakkan delapan koin bintang diatas meja dengan rapi, dan berlari keluar sambil membawa Mo Hei dan barang bawaan lainnya. 'Wooo, aku diintimidasi! Kakek yang sangat galak!'

Mo Hei juga menjadi korban ketakutan yang dipraktekkan kakek tua itu dan mengaungkan nada ketidakpuasan. Itu duduk dengan patuh di dalam pelukan Ying Yue karena kakinya masih lemas akibat syok.

Setelah puas menggerutu, manusia dan anjing itu memasuki toko mie sederhana. Kursi dan meja disusun didalam dan diluar pelataran toko. Saat ini jam makan siang, dan toko sudah dipenuhi oleh pelanggan. Pelanggan itu menggunakan pakaian yang sangat sederhana, mungkin baru menyelesaikan pekerjaan konstruksi, dan duduk di toko untuk menghabiskan jam istirahat siang. Karena meja-meja di dalam toko sudah penuh, Ying Yue memilih kursi diluar toko dan memesan semangkuk mie tomat dan beberapa potong daging untuk Mo Hai. Untungnya pemilik toko adalah paman paruh baya yang sangat ramah. Paman itu mengiyakan dengan cepat.

Semangkuk mie tomat dan sepiring daging tumis datang dengan cepat. Air liur Mo Hei yang duduk di pangkuannya sudah menetes dan membentuk genangan kecil. Ying Yue terkekeh dan membiarkan Mo Hei turun dan makan sepiring irisan daging tumis di bawah meja. Mo Hei menggonggong dengan penuh semangat lalu memakan bagiannya.

Ying Yue menikmati semangkuk mie tomat yang hangat. Rasanya tidak sebaik yang pernah dia makan, tapi itu masih memiliki rasa yang khas. Melihat mie nya yang mengepul dan kepada Mo Hei yang sibuk menghabiskan makanannya, Ying Yue tersenyum lebar. Kehidupan yang hangat ini, dia berharap akan berlangsung selamanya.

To be continued...

Teater kecil :

Lao Mo : "Masih tahu untuk menyesal? Lupakan. Tidak akan pernah menelponmu lagi!".

Xiao Ying : "Laogong, aku salah. Maafkan aku... Telepon aku, aku sangat digertak disini Q∆Q".



25 Maret 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suami Memungut kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang