11 ; Rumah baru

15.6K 1.9K 54
                                    

Satu minggu telah berlalu, Lingga akhirnya dibebaskan dari hukuman, tentu saja dengan banyak luka ditubuh mungil nya, ada luka yang sudah mengering dan juga luka yang masih basah karena sebelum dia dikeluarkan dirinya dihajar dulu habis habisan oleh Darel yang masih dendam.

Ia sekarang sedang berada dikamar nya, biasalah lagi ngelamunin nasib.

"Apa iya gw bisa dapet kebahagiaan" gumam Lingga lirih.

"Ya bisa lah, asalkan gw yang ngambil alih nih raga"

Lingga mendengus kesal mendengar ucapan Zeo, pasal nya dulu Zeo pernah ngambil alih tubuh nya dan hasil yang didapat adalah Zeo yang mukulin anak orang sampek bertemu yang maha kuasa.

"Gak usah ngarep deh, gw gak bakal biarin lu berbuat seenaknya" ujar Lingga.

"Dih, sok sok an gak mau, liat aja ntar" balas Zeo dengan nada sewot.

Lingga tidak memperdulikan Zeo, semakin diladeni kepribadian kedua nya itu, semakin pula dia menjadi jadi, lebih baik diacuhkan saja.

Karena gerah, Lingga memutuskan untuk mandi, sekalian mengobati luka luka yang ia dapat.

Sesekali Lingga meringis menahan perih saat air mengenai luka nya, apalagi luka tersebut tidak sedikit dan hampir memenuhi seluruh badan Lingga.

Setelah mandi, Lingga berganti pakaian, ia berniat untuk membeli sebuah rumah sederhana dengan sisa uang yang ia punya.

Buat jaga jaga aja, siapa tau ntar dia diusir udah ada persiapan, jadi gak perlu pusing pusing amat.

Lingga sudah keluar dari kediaman Alister, kenapa dia bisa keluar dengan mudah? Karena rumah nya lagi sepi, keluarga iblis nya itu lagi makan makan direstoran sementara Lingga ditinggal, keluarga biadab emang.

Lingga memesan taksi, dan berlalu untuk menemui penjual rumah yang rumah nya nanti ia akan beli.

Sekitar kurang dari setengah jam, Lingga sampai juga ditempat tujuan.

Dia melihat sebuah rumah dengan satu  lantai, terlihat sederhana namun elegan.

"Dengan tuan Lingga?" Sapa sesorang yang ternyata penjual rumah tersebut.

"Iya pak itu saya" jawab Lingga sopan.

"Ini dilihat dulu kesepakatan nya, kalau sudah srek baru dilanjutkan jual beli nya"

Penjual itu memberikan sebuah map kepada Lingga.

Lingga membaca nya dan mengangguk samar.

"Saya setuju, jadi bisa saya bayar sekarang kan"

Penjual itu mengangguk, Lingga memberikan sebuah cek dan penjual itu memberikan sertifikat rumah nya juga kunci agar Lingga bisa masuk.

Lingga tidak perlu melihat lihat isi rumah, karena dirinya sudah pernah kesini, sudah jauh jauh hari ia memang merencanakan untuk membeli rumah jadi dirinya akan terbebas dari keluarga bejad itu.

Lingga masuk ke dalam rumah, masih berdebu karena Lingga belum menempati nya, ia tinggal membersihkan dan membeli beberapa furniture yang dibutuhkan, untung saja didalam rumah ini furniture nya sudah lengkap, bahkan ada ac.

"Hahh kayaknya gw bakalan ekstra sibuk hari ini" gumam Lingga pelan.

Walaupun cuma satu lantai, tidak menutup kemungkinan bahwa rumah ini lumayan luas untuk dirinya yang hanya tinggal sendirian.

"Apa iya gw sanggup ngebersihin semua nya?" Keluh Lingga dengan semangat yang redup.

Lingga memutuskan untuk membuka handphone nya, berfikir apakah ada tukang bersih bersih rumah dengan harga yang murah.

Prontagonis Or Antagonis? {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang