Kisah Horor - Diculik

59 2 0
                                    

Ini cerita dari Kakekku sendiri saat dia kecil. Karena dulu beliau tinggal di desa, tapi tidak ingin nama beliau di ungkapkan dan juga desanya jadi disini saya pakai nama samaran saja.

Hai perkenalkan namaku Dodo, ini cerita saat Aku berumur 7 tahun. Kalian pernah mendengar mitos jangan pergi ataupun bermain saat magrib tiba, jika kita tidak di rumah bisa diculik setan. Aku tidak tahu jika mitos itu akan terjadi padaku.

Saat itu seperti biasa setiap sore aku selalu mandi di sungai bersama anak-anak lainnya. Tak lupa dengan gentong air yang aku bawa karena disuruh oleh ibuku untuk jika selesai mandi untuk mengambil air juga di sungai untuk dimasak nantinya.

"Dodo, kau bawa gentong juga?" Tanya temanku Joko namanya.

Aku hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan nya. "Kalau gitu aku akan membantu mu membawanya, lagian aku lagi gak disuruh bawa gentong, ada masku yang bawa," ucapnya.

Aku hanya tersenyum kepadanya dan berkata, "Aku kesini bersama ibu dan mbakku, tapi mereka sudah pulang dulu dan aku masih disini karena ingin main juga."

"Tapi kita tidak boleh pulang kemalaman." Ucapku lagi, namun Joko membantahku dan berkata," Tidak apa, lagian ada masku kok. Jadi kita masalah pulang agak malam."

Aku hanya tersenyum senang dan melanjutkan mandi kami di sungai.

.....

T

ak terasa hari sudah mulai gelap, adzan Magrib sudah mulai berkumandang di desa kami. Dengan cepat aku ambil gentong yang telah ku isi air ini. Karena takut terkena omel ibuku, aku pun langsung berlari tanpa peduli Joko berteriak memanggil ku.

Aku terus berlari hingga keluar dari hutan dan akhirnya berada di persawahan dekat dengan rumahku. Bibirku tersenyum senang melihat ibuku sedang duduk dibawah pohon dekat sawah.

Ku Langkahkan kaki kecilku ke arah ibuku dan berkata,"Ibu!"

Anehnya ibuku hanya diam saja, tak ada satu katapun keluar dari bibirnya. Ibuku hanya tersenyum kepadanya. "Ibu sakit? Wajah ibu pucat?" Tanyaku kepadanya.

Ibuku hanya terdiam. Bibir pucat nya masih tak mengeluarkan kata-kata sepersen pun. Karena Ibu terus terdiam aku pun duduk disampingnya, lebih tepatnya duduk dibawah pohon yang sama dengannya.

"Nanti mau makan apa bu?" Tanyaku.

Ibu masih dengan posisi tadi. Bibirnya masih tak mengeluarkan perkataan. Namun tangannya yang tadi tidak ada apa-apa kini mengeluarkan sebuah makanan yang beralasan daun pisang.

Mataku berbinar, emang jujur aku sangat lapar. Nasi putih dengan sayur gudangan dilengkapi dengan telur rebus merupakan makanan kesukaan ku kini sudah ada di depanku. "Ini boleh aku makan ibu?" Tanyaku memastikan.

Ibu hanya tersenyum dan memberikan makanan itu di tanganku tanpa sepatah katapun yang diucapkan.

Dengan cepat aku ambil makanan itu. Namun tanganku berhenti ketika mendengar suara memanggil namaku disertai ketukan kentongan yang tak berhenti.

"Dodo....Dodo....Dodo..."

Aku langsung melihat Ibuku dan berkata," Ibu kenapa para warga memanggil namaku berulang kali?"

Ibu hanya diam dengan wajah melotot nya membuatku takut. Aku langsung berdiri tanpa sengaja membuat makanan yang ku pangku tadi terjatuh.

Aku terkejut melihat makanan yang tadinya nasi dengan sayur gudangan dan telur rebus kini sudah menjadi ulat dan belatung serta tanah.

Badanku kini merinding dan Aku kembali melihat ibu. Aku mulai takut Ibuku bukan seperti Ibuku. Dengan cepat aku berteriak dan berlari. Namun Ibuku masih mengejarku.

"Tolong!" Teriak ku.

"Tolong!" Teriak ku kembali berharap para warga mendengar teriakkan ku.

Aku menangis ketakutan dan terus berlari berharap dapat lepas dari kejaran Ibuku. Entah sekarang aku mulai berpikir kalau dia bukan Ibuku.

"Bapak tolong!" Teriak ku lagi.

Hingga aku bertemu dengan beberapa warga yang tadi mencari ku. Para warga itu langsung memeluk ku lalu memberikan kepada Bapakku dan berkata,"Dodo jangan lihat kebelakang."

Aku hanya mengangguk menurut. Entah kenapa aku mendengar suara yang membuat ku ketakutan.

"Dia anakku kembalikan."

"Dia bukan anakmu, kembalilah ke asalmu," ucap Bapakku dengan lantang.

Pak ustad yang ikut dengan rombongan warga tersebut mulai membacakan doa dan aku mendengar teriakkan yang sangat kencang. Aku pun sangat takut hingga aku meremas baju Bapakku yang kini masih kupeluk.

"Dodo, orang itu sudah pergi. Ayo pulang."

Aku mengangguk mendengar ucapan bapakku kepadaku dan menggendong ku sampai ke rumah.

Saat di rumah, pak ustadz langsung membacakan doa doa untukku. Katanya agar aku tak diincar oleh mahkluk itu lagi.

Untung nya aku tidak jadi memakan makanan yang telah dibawa oleh mahluk itu. Kata pak ustadz jika aku memakannya aku tak akan bisa pulang.

Aku bersyukur telah sampai rumah dengan selamat kepelukan keluarga ku.

-Tamat-

Gimana cerita Kakekku. Seram juga.

Nantikam cerita selanjutnya ya. Jika saya sudah dapat cerita seram lainnya dari orang-orang terdekat saya.

Salam

ArazakuVya

KUMPULAN KISAH HOROR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang