18. Out of Control

2.8K 338 121
                                    

Halo, aku kembali lagi. Jangan lupa vote dan komen, ramaikan cerita ini supaya aku semangat update-nya. Kebetulan aku lagi senggang dan inget kalo ada tanggungan, huhu... Maaf ya, jarang update untuk sementara ini. Mendekati hari H pernikahan sedikit banyak huru-hara 🤣

Song in this part : Don't blame me - Taylor Swift

***

"Sayang,"

Panggilan itu menyentak siapa saja yang duduk di dekat Charlotte termasuk Fleamont yang tak nyaman ketika tahu siapa pemilik suara tersebut.

"Kupikir ada yang harus kita bicarakan," ia berbicara pada Charlotte sebelum menoleh ke arah teman-teman kekasihnya. "apa tak masalah jika aku membawa pacarku pergi?" Riddle bertanya pada mereka, ia menunjukkan keramahan yang sebelumnya tak pernah ditunjukkan pada siapapun.

Charlotte memandangi Riddle dengan dahi berkerut heran, sayangnya Sendy terlanjur mengangguk dan Travis enggan berurusan dengan Riddle.

"Ya, kami tidak memiliki percakapan yang membuat Lottie tertahan di sini," balas Sendy. Gadis itu lalu menoleh pada Charlotte, sedikit berbisik. "Sebaiknya selesaikan masalah kalian, aku dan Travis akan menunggumu di kelas,"

Charlotte mendesah, walau begitu ia tampak setuju. Memang ada yang harus diselesaikan di antara keduanya, dan ia meminta maaf karena harus meninggalkan Fleamont.

Charlotte segera bangkit dan mengikuti Riddle berjalan keluar aula. Di sepanjang koridor, Charlotte menunggu dan menanti-nanti apa yang ingin Riddle katakan padanya. Apakah laki-laki itu akan mengutuknya? Tidak mungkin! Ia tahu Riddle tak akan sebodoh itu untuk membuatnya celaka di tempat umum.

Begitu mencapai ruang kelas kosong, Riddle berhenti di sana dan membiarkan Charlotte masuk terlebih dahulu.

"Ada apa, Tom?"

Riddle tak senang. Benar-benar tak senang. Entah Charlotte sedang mencoba bermain dengannya atau tidak, tapi gadis itu terlihat tak menyadari apa yang ingin ia katakan.

"Aku tak menyangka setelah kita bertengkar, kau masih bisa bersikap biasa dan duduk tenang bersama laki-laki itu."

"Tom," Charlotte menghela napas lelah. "aku dan Fleamont tak ada hubungan apapun,"

"Mungkin bagimu tak ada hubungan apapun, tapi aku tak tahu apa yang Potter pikirkan ketika ia menyentuhmu. Bukankah ia tahu kau pacarku? Jika ia sungguh tahu, mengapa ia masih berani menyentuhmu?"

Charlotte terkejut mendengar pertanyaan Riddle. Ia tersadar terkadang Fleamont memiliki sifat ramah yang sangat berlebihan kepadanya. Fleamont juga memberinya perhatian, walaupun ia jelas tak membutuhkan perhatian Fleamont.

Kekesalan Charlotte sedikit berkurang, ia memandang Riddle dengan tatapan yang tak bisa pemuda itu baca. "Apa kau tak percaya padaku, Tom?"

Riddle tak mengira Charlotte melunakkan nada bicaranya. Emosinya menyusut dan menggeleng tegas. "Aku bisa mempercayaimu tapi tidak dengan laki-laki lain yang menatapmu dengan cara berbeda."

Charlotte tak tahu sejak kapan Riddle berubah sejauh ini.

"Sekarang kita berada di pihak yang sama," kata Riddle. "aku telah berjanji untuk tidak berubah menjadi sosok yang paling kau benci dengan syarat kau tak meninggalkanku,"

"Aku tak meninggalkanmu,"

Riddle tampaknya tak mau mendengar ucapan Charlotte. Laki-laki itu memandangnya dengan sorot yang seolah dikecewakan oleh kekasihnya.

Obsession ✓Where stories live. Discover now